" Ibu itu wanita kuat pak, apalagi piknik begini beliau sangat menikmati makanya awet muda, iya kan bu", Ujar bu guru yang duduk disebelah bu Tini yang tengah hamil.
" Iya, hidup ini harus bahagia biar sehat senantiasa", Jawab bu Tini senang.
" Iya lah, ibu Tini itu ibu bagi kita semua jadi semua rekan kerja dan murid murid selalu mendoakan kesehatan ibu, ayo bu kita karaoke", Pak Hanan minta pada kernet untuk menyiapkan layar dan juga mix.
Perjalanan yang menyenangkan dipagi hari dengan udara yang segar membuat murid murid sudah tidak sabar ingin sampai tempat tujuan.
Pukul sembilan lebih dua puluh lima menit rombongan yang terdiri dari 7 bis sampai tempat tujuan wisata. Sebuah tempat wisata edokasi yang sangat nyaman untuk bermain anak anak dan orang tua.
Kebetulan juga pak Hanan menjadi ketua regu untuk murid murid dan didalamnya ada Zidan sebagai anggota regu dari kelompok pak Hanan, membuat bu Dewi dan pak Hanan bersama terus dalam satu rombongan.
Nah kondisi itu membuat mereka terlihat sangat akrab seharian.
Keakraban yang tercipta hari itulah yang akhirnya membutakan mata hati pak Hanan untuk nekad berpoligami.
Bu Dewi yang cukup jauh lebih muda dari usianya yakni berbeda delapan tahun, bu Dewi yang ceria pembawaannya, latah dan heboh, disitu pak Hanan seperti menemukan dunianya yang lain padahal dikantor guru guru yang lain juga banyak yang ramah dan heboh namun entah apa pak Hanan bisa intens memperhatikan bu Dewi, ataukah karena bu Dewi yang merupakan seorang janda? Entahlah!.
Di rumah dia memiliki seorang istri yang cantik, sopan, lemah lembut, kalen namun sangat pintar, iya istri pak Hanan bu Yasmin dia dikaruniai akal berlian saat sekolah dulu, bahkan beliau seorang sarjana matematika.
Namun pendidikannya itu kini tak terpakai karena pak Hanan tidak memperbolehkan istrinya kerja, dan bu Yasmin yang sangat baik pun hanya bisa patuh pada suami.
Ketika pak Hanan ijin untuk menikah lagi, disinilah bu Yasmin merasa sangat sakit luar biasa, pengorbanannya melepas jabatan di sebuah perusahaan BUMN dulu, waktu masih baru punya anak satu yakni Hasan ia tinggalkan demi kemauan sang suami, tapi nyatanya belum genab empat belas tahun menikah kini pak Hanan sudah mau menduakannya.
Ratapan seorang istri yang hidup pas pasan dan bergantung hanya pada gaji kerja suami ketika dimintai ijin suami hendak poligami itu mungkin lebih menyesakkan dada dibanding ditinggal mati.
Jika suami kaya mungkin masih bisa menghibur diri dengan jalan jalan, makan atau hang out bersama teman atau shoping atau sekedar nongkrong dikafe atau mungkin mencari kegiatan lain seperti kursus untuk menambah ketrampilan lha ini, jangankan untuk melakukan semua itu, untuk bertahan hingga tanggal gajian ke bulan berikutnya juga harus ekstra mikir dan harus menggunakan ilmu matematikanya dengan baik dan teliti
Seharusnya yang punya fikiran itu seharusnya Hanan bukan Yasmin, tetapi nyatanya Yasminlah yang berfikir seperti itu, karena Yasminlah akuntan didalam rumah tangga mereka, Hanan tahunya memberikan jatah gaji pada istrinya untuk memenuhi semua kebutuhan rumah tangga mereka.
Tapi saat ini Hanan lupa berfikir kesana, hati dan pikirannya sedang dipenuhi bunga yang sedang bermekaran, lupa jika saat hendak mengisi bahan bakar untuk motor metiknya saja dia terkadang harus berbagi dengan uang jatah makan atau uang jajan anak.
Dunianya terasa indah dengan hadirnya Dewi yang semakin dekat dan bersedia menjadi istri madunya.
Dewipun lupa, tidak berpikir ulang untuk menerima Hanan, dia untuk saat ini merasa Hanan bisa membagi waktu untuknya, belum berpikir tentang materi, Dewi pikir tidak masalah toh dia juga bisa kok cari uang sendiri dari jualan online meski tak seberapa.
Dewi mengabaikan lamaran seorang Rendi, yang merupakan mantannya di sekolahnya dulu saat sekolah menengah pertama. Dewi tak melirik lelaki berkulit coklat, kekar itu walau tingginya hanya sepantar dirinya itu, Dewi merasa lebih terhormat menjadi istri siri Hanan yang seorang PNS, guru sekolah dasar.
Menurut Dewi Rendi hanya seorang supir OJOL, Dewi malu menjadi istri seorang ojol meski status Rendi adalah duda beranak satu, tapi Dewi tetap memilih pak Hanan yang usianya jauh dari Rendy, Hanan lebih matang.
" Wi, aku serius mau ngelamar kamu, bahkan kakak kamu juga sudah setuju, tinggal restu dari kedua orang tua mu Wi, kita sama sama janda dan duda ditinggal mati, Aku rasa aku mampu menghidupi kita berlima Wi, lagian selain menjadi supir Ojol aku juga punya usaha Wi, jualan gas dan galon isi ulang", Rendi mengiba pada cinta pertamanya itu, berharap masih ada kesempatan kedua setelah dulu mereka tak berjodoh.
" Hiisttt.... Dulu saja waktu masih bujang aku ogah apalagi sekarang!", Ketus Dewi.
Iya dulu mereka putus karena Dewi banyak yang naksir, sehingga Rendi kalah saingan, Dewi memilih yang lebih tampan seperti halnya sekarang meski Hanan sudah lebih tua tapi secara fisik Hanan pemenangnya, Hanan berperawakan bersih, tinggi, badannya bagus, karismatik pula.
Dewi masih seperti ABG yang segala sesuatu masih dilihat dari fisik, tidak berfikir logika. Logikanya dari pada dengan suami orang dan jadi pelakor lebih baik dengan yang single, tidak ada sangkutan dengan wanita lain, dan meskipun Hanan seorang pegawai belum tentu uangnya lebih banyak dari Rendi, itulah mungkin kesalahan awal Dewi saat ini.
Terkadang orang melihat dari segi kecenya, berpikir jika punya suami rapih, klimis dan perlente kehormatannya akan naik, padahal kalau orang melihat dari usaha ya tentu lebih memilih Rendi, meski tidak serapi seperti pegawai tetapi kadang seorang yang hanya jualan dipasar bisa mendapatkan hasil jauh lebih besar dari seorang pegawai, tetapi mungkin secara derajat orang akan lain memperlakukan mereka, itulah kehormatan jika dilihat dari bungkusnya bukan isinya.
Dewi keblinger, hanya memandang penampilan Hanan yang terlihat rapi dan lebih ganteng. Tidak berpikir akan ada, minimal 4 hati yang dia sakiti.
" Pikirin lagi Wi, dari pada jadi pelakor lebih baik jadi istri Rendi satu satunya tidak akan ada yang kamu sakiti", Ujar kakak Dewi saat itu.
" Jangan sok tahu, istri mas Hanan sudah ngijinin, lagian mas Hanan itu orang bijak dan bisa berbagi secara adil kok", Jawab Dewi menjamin sesuatu yang belum terjadi.
" Kamu yakin Wi? Kamu ga takut dipoyok tetangga, atau anak anak pak Hanan tidak akan sedih jika bapaknya nikah lagi, punya istri dua? Lebih baik kamu fikir Wi, jangan karena ***** sementara kamu jadi merasa semua akan baik baik saja padahal jelas yang kalian lakukan itu kurang terpuji", Imbuh kakak Dewi, namun Dewi tak bergeming.
Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
fitriani
wah bnr2 gak ada otaknya nih laki lucknut.... binya padahal sarjana matematika rela ninggalin kerjaan demi dy eh tawnya si laki lucknut mw poligami hadeh kyk ye bgt sih tu org... sadar woy
2022-10-02
0
Mila Adzkia
jd nafsu thour .. pingin hajar janda online ..
2021-11-08
0
Sri Wahyuni
kehidupan rakyat jelata, suka deh. beda sm yg lain
2021-11-05
0