Sudah dua minggu semenjak Hanan berbicara dengan Yasmin untuk Menikah lagi.
Dia minggu itu pula Hanan melihat Yasmin yang tetlihat muring dan tidak ceria, Hanan tahu pasti istrinya tengah bersedih karena firinya hendak menikah lagi, berkali kali Hanan hanya berpikir jika Yasmin hanya belum kenal Dewi saja, nanti jika sudah kenal pasti akan baik baik saja.
" Bun, jangan dipikir terlalu berat, bapak menikah karena kasiha dengan anak anaknya bu Dewi masih kecil kecil sudah tak ada bapak, inshaAlloh bapak akan adil kok bun, petcaya sama bapak bun, cinta bapak untuk bunda tidak akan berkurang begitupun jatah uang belanja bunda, mungkin hanya waktu nanti yang akan terbagi, untuk itu bapak titip anak anak karena mungkin bapak tidak bisa setiap hari bersama mereka lagi", Ujar Hanan berusaha menenangkan Yasmin.
Yasmin hanya diam, sedikit berpikir. Ucapan suaminya begitu mudah, mungkinkah setelah poligami akan semudah itu.
" Ikhlas ya bun, dari pada bapak berbuat zina, bapak kan ijin sama bunda", Hanan mencoba membelai lembut kepala Yasmin.
Lagi lagi Yasmin tak bereaksi apapun, hanya diam, diam adalah pilihan Yasmin saat ini, berharap apa yang diucapkan Hanan brnar adanya semua akan baik baik saja.
" Kok bunda diam aja, jangan sedih lah bun, ini kan hari bahagia bapak, entar sore bapak mau melangsungkan akad dengan Dewi di rumahnya cuma ada orang tua dan kakak Dewi serta pak ustad, o ya sama pak RT RW juga serta dua orang tetangga Dewi", Hanan meraih tangan Yasmin dan mengecupnya.
Yasmin hanya mengangguk tak mengeluarkan suara, sungguh hatinya sangat perih. Dalam hitungan jam kedrpan dirinya akan memiliki madu, dirinya akan dipoligami, suaminya akan merengguk madu dengan perempuan lain.
Lututnya lemas, hatinya kelu, matanya memanas, luruh sudah pertahanannya, Yasmin terisak didekapan dada sang suami.
" Sudahlah jangan menangis bun, nanti juga akan terbiasa, kalau orang lain mampu bunda juga pasti bisa, banyak kok bun contoh orang yang berpoligami tapi hidup damai dan bahagia, itu juga harapan bapak, bunda tidak akan kekurangan cinta dari bapak, percayalah", Hanan sebetulnya tidak tega melihat terisak dalam dekapannya bagaimanapun Yasmin adalah cinta pertamanya, wanita hebat yang sudah menemani hidupnya srlama empat belas tahun, wanita yang sudah melahirkan tiga anak untuknya, tapi Dewi adalah wanita yang berbeda, dia bisa menghadirkan sisi lain didirinya, bersama Dewi Hanan juga merasa bahagia dan sebagai lelaki normal Hanan penasaran dengan Dewi, ingin dia menjadi suami yang menghangatkan ranjang Dewi juga.
" Bapak berangkat, mungkin dua hari ini bapak tidak pulang, bapak juga cuti kerja, pamitkan pada anak anak ya bun, bapak sayang mereka juga sayang bunda", Hanan membelai kepala Yasmin dan mencium lama kening Yasmin.
Yasmin hanya tergugu, lebih baik melepas suami ke medan perang dari pada menuju pelaminan dan ranjang perempuan lain, sakit.
Yasmin terdiam melihat sang suami meninggalkan dirinya, dengan motor metic andalannya serta tas ransel berisi beberapa potong baju yang Hanan bawa, berpakaian rapi serta harum badan yang wangi, rambut yang habis dipangkas rapih serta peci dan blezer hitam melengkapi.
Yasmin buru buru menutup gerbang, menutup pintu dan masuk kamar, mengambur diatas kasur setelah memastikan mengunci pintu kamarnya.
Disana Yasmin menangis, menjerit sejadi jadinya, merintih dalah sakit yang begitu dalam hingga hampir dua jam dia menumpahkan semua yang sedari tadi ia tahan.
Perlahan Yasmin mengambil ponsel dan mengirim pesan pada bu Nunik sahabatnya untuk minta tolong menjemput Haya dan juga Husain, sudah waktunya mereka pulang sekolah, Yasmin beralasan sedang sakit perut.
Untung sahabatnya itu sedang tidak sibukjadi bersedia untuk menjemput Haya dan Husain.
Setelah puas menumpahkan kesedihannya Yasminpun kemudian mandi dan sholat, diatas sajadah itu lagi lagi Yasmin mengadu pada sang pemilik kehidupan, beristighfar, bersolawat, berdzikir supaya hatinya tenang.
Tak ingin anak anaknya tahu jika ibunya tengah bersedih karena menanggung luka yang begitu dalam atas kelakuan dari bapak mereka, Yasmin kemudian bermake up supaya terlihat cantik dan Fresh.
" Makasih bu Nunik", Ujarnya setelah bu Nunik menjemput putra putrinya.
" Sakit apa sih?", Tanya bu Nunik.
" Sakit perut, tapi sudah reda kok sudah minum obat", JawabYadmin santai seakan memang hanya sakit perut.
" Habis nangis ye?", Bu Nunik penasaran karena terlihat meski sudah ditutupi bekasnya dengan make up.
" Iya, soalnya sakit gigi pula!", Jawab Yasmin dengan terkekeh malu juga masih kelihatan habis nangisnya.
" Udah tak minumin obat udah sangat reda", Jawabnya kembali santai, temannya agar berhenti menyelidik.
" Ya sudah aku pulang ya, kalau ada apa apa cepat hubungi biar aku kesini nanti aku anter ke dokter", Ujar bu Nunik.
" Tidak perlu aku mau istirahat saja semoga lekas baikkan".
" Ya, baiklah aku pulang", Bu Nunik meninggalkan Yasmin yang berdiri diambang pintu.
" Ganti bajunya dulu nak, terus sholat baru makan, istirahat nanti sore ngaji", Yasmin menyuruh anak anaknya untuk melakukan rutinitasnya setiap hari sepulang sekolah.
" Iya bunda", Merekapun nurut setelah melepas sepatu dan menyimpannya.
Sore harinya anak anak sepulang mengaji menanyakan bapaknya yang belum terlihat pulang dari sekolah.
" Bapak belum pulang bun?", Tanya Husain.
" Bapak pamit, katanya akan pergi selama dua hari ada perlu di rumah temannya", Jawab Yasmin tenang, mencoba berbohong, menurut Yasmin nanti saja akan bercerita pada anak anaknya jika Hanan sudah berkenan.
Namun tidak dengan Hasan, anak itu bereaksi mendengar bapaknya tidak pulang hingga dua hari, dia hafal betul jika srlama ini bapaknya selalu pulang jika ada perlu walaupun itu hingga tengah malam.
" Bun", Sorot mata Hasan menyiratkan kepedihan, dia tahu bundanya tengah berbohong.
" Iya", Suara lembut Yasmin sangat menusuk hati Hasan, disana dalam relung hati Hasan mulai tersimpan rasa yang tak biasa untuk sang bapak.
" Anak anak bunda tidak masak, kalian mau makan apa?", Yasmin mengalihkan pembicaraan meski dia tahu Hasan menuntut sebuah penjelasan.
" Haya boleh beli ayam geprek bun? ", Tanya bocah itu polos.
" Boleh, ayo kakak Husain dan kakak Hasan mau makan apa kita pesan saja nanti kitaakan di atas, kita pakai gelar tikar dan makan bareng diatas ya", Yasmin mempunyai ide untuk menghibur diri dengan makanan yang beli diluar hal yang jarang mereka lakukan mengingat keuangannya sangat pas pasan.
" Kakak mau ayam bakar bun, bunda juga ya?", Ujar Husain.
" Boleh", Jawab Yasmin.
" Kak Hasan mau kwitiaw pedas haji Emon bun", Yasmin pun memesan makanan melalui aplikasi karena mau keluar sendiri tak ada kendaraan.
" Oke sip, kita tunggu, bunda siapin minumnya dan kalian gelarin tikarnya ya, diatas biar bisa melihat bintang", Maksud Yasmin diatas itu l didak rumahnya yang telah di cor tetapi belum dikasih atas dan biasa di gunakan untuk menjemur pakaian.
" Baik bun, kita nyalain lilin ya bun atau bawa lampu emergency?", Tanya Husain.
" Terserah kalian, boleh dua duanya", Yasmin kemudian merebus air untuk membuat miniman hangat teman makannya bersama anak anak malam ini.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
fitriani
suami dan bapak lucknut
2022-10-02
0
Lili Adelia
yasminx bodoh bukanx minta pisah
2022-02-20
1
Anonymous
model istri kayak yasmin gini mati merana, ngenes
2021-12-22
0