Bab 19

Dekat dengan orang tua adalah hal yang sangat Bebi inginkan sejak kecil. Namun kedekatan itu adalah sebuah mimpi yang sulit sekali terwujud layaknya menggapai member BTS di ujung planet Mars.

Baginya tidak memiliki ibu bukanlah sebuah masalah, tapi setidaknya ia bisa mendapat kasih sayang seorang ayah.

Sayang sekali ya ... sampai ayahnya meninggal pun hal itu hanyalah sebuah mimpi. Bebi sudah terlanjur tidak dekat dengan ayahnya.

Sejak kecil Bebi selalu di salah-salahkan. Hidupnya selalu menjadi tempat pelampiasan atas kemarahan ayahnya. Ya, konfliknya seputar itu-itu saja. Tentang Bebi yang nakal dan dianggap anak pembawa sial karena membuat ibunya meninggal.

Ibu Bebi mengembuskan napasnya sebelum berhasil menimang tubuhnya yang kecil dan lucu. Saat Bebi sedang menggeliat-geliat dalam balutan selimut, saat itu pula sang ibu meregang nyawa dan membuat Dianu benci sekali terhadap anak kecil yang sejatinya tidak tahu apa-apa itu.

Sejak itu, Bebi tumbuh bersama ayah yang dingin. Ayah yang selalu memberikan apa pun yang Bebi mau kecuali kasih sayang.

Ponsel dan tablet diberikan kepada Bebi sebagai teman satu-satunya. Ia diperbolehkan melampiaskan kesepiannya dengan bermain game sejak kecil tanpa pengawasan.

Bebi menjadi semakin nakal dan liar semenjak tambah besar. Jika keinginannya tidak dituruti, ia akan mencuri apa pun milik ayahnya. Tak segan membobol pin brankas dan mencuri sapi-sapi ayahnya, itulah karakter Bebi sekarang.

Saat Bebi masih kecil, ia memang tidak bisa apa-apa selain menangis dan teriak saat dipukul. Namun setelah besar ia menjadi berani melawan sampai ayahnya kewalahan.

Inilah alur kehidupan sesungguhnya. Setiap perbuatan manusia memang selalu ada konsekuensi jangka panjang. Dan Bebi adalah hasil nyata dari anak yang kritis akan didikan dan perhatian.

Merubah?

Tentu saja hal itu bagaikan mengukir nama di atas air saat Bebi sudah terlanjur dewasa. Susah-susah tapi hasilnya tetap sama saja. Semakin Bebi dilarang, semakin gencar pula ia melancarkan aksinya.

Satu-satunya jalan ninja terbaik adalah saat Bebi menikah nanti. Hal itu teruji ampun atas dasar saran seorang psikolog setelah ayah Bebi melakukan konsultasi berkali-kali tentang kondisi anaknya yang di luar batas wajar.

Suami adalah tulang rusuk wanita. Dia bisa membimbing istrinya kembali ke jalan benar dengan kegigihan.

Meskipun itu hanya kata kiasan, tapi hampir semua orang rela melakukan apa pun untuk orang yang dia cintai, termasuk berubah menjadi pribadi lebih baik lagi.

Psikolog bilang Bebi akan berubah dengan sendirinya saat menemukan orang yang dicintainya nanti.

*

*

*

"Kenapa ayah tidak bilang kalau sakit? Apa ayah masih membenciku karena aku cuma anak pembawa sial?" Pertanyaan menyayat Bebi lolos dari bibirnya begitu saja.

Rico paling terperanjat mendengar pertanyaan ambigu keluar dari mulut perempuan itu. Kalau benar iya, Rico tidak akan sudi berbela sungkawa atas kematian ayah Bebi.

"Siapa bilang ayahmu sangat membencimu? Ayahmu justru sangat menyayangimu, Nak." Dielusnya punggung Bebi berkali-bali.

Gadis yang baru diambil keperawanannya itu menyusut air matanya pelan-pelan. Kepalanya memandang Wicaksono dari bawah dagu. "Mana mungkin, Paman! Kalau ayah sayang aku, ayah gak bakal nyembunyiin penyakitnya, bahkan kalau paman tidak memberitahukan aku masih belum tahu kalau ayah memiliki riwayat penyakit jantung." Ia melipat bibirnya kecut, lantas menyembunyikan kembali wajahnya di dada Wicaksono.

"Percayalah! Ayahmu sungguh menyayangimu. Malahan beliau bilang menyesal karena sudah sakit-sakitan tapi belum sempat membangun kedekat denganmu sama sekali. Karena saking menyesalnya, bahkan beliau sudah menulis surat wasiat untukmu dari jauh-jauh hari. Nanti setelah pulang dari pemakaman, ayah akan memberikan suratnya kepadamu. Kebetulan makan Dianu dekat dengan kota Jakarta. Beliau bilang ingin dekat dengan anaknya maka dari itu di makamkan di sini," ujar Wicaksono.

"Hiks ... Ayah!"

Bebi semakin terpuruk tak ada daya. Tulang-tulangnya semakin terasa lepas dari tubuhnya. Ia menangis sampai air matanya nyaris habis. Perempuan itu tidak pernah menyangka bahwa dalam satu hari dia akan kehilangan dua hal.

Keperawanannya, dan juga ayahnya.

Wicaksono melirik sang putra yang sedari tadi duduk tak berguna. Matanya mengedip, memberi sebuah kode isyarat agar Rico ikut membantu menenangkan Bebi.

Rico mendekat ke sofa depannya untuk ikut bergabung duduk. Ia hendak menarik Bebi dari pelukan Wicaksono, tapi tangannya serasa berat.

"Mau ke kamar?" tanya pria itu sedikit gugup. Bebi menggeleng tanpa kata. Ia semakin membenamkan kepalanya dalam-dalam di dada Wicaksono.

"Terus mau apa? Makan?"

Lagi-lagi Bebi menggeleng.

"Yang benar Rico, hibur istrimu," ucap Wicaksono mulai geregetan sendiri. Pria itu mengangguk, menatap Wicaksono sekilas dan memfokuskan dirinya kembali pada Bebi yang masih menyembunyikan wajahnya di sana.

"Kamu mau aku apain?"

"Ricoooo!" Wicaksono membentak. Membuat Rico terperanjat lantas memasang wajah putus asa.

"Aku tidak tahu harus melakukan apa, Yah! Dia tidak mau bicara padaku."

"Kamu suaminya. Setidaknya kamu bisa memeluk atau menenangkan istrimu!" Wicaksono tambah dibuat emosi dengan kelakuan anaknya. Ingin sekali ia memukul kepala Rico kalau keadaannya sedang tidak seperti ini.

"Mau aku peluk, Beb?" Ia baru saja hendak menarik lengan Bebi. Namun gadis itu memberontak. Menepis tangan Rico dengan gerakan kasar.

"Pergi!" tegas perempuan itu.

"Tuh 'kan nggak mau Yah! Lebih baik ayah saja yang peluk!"

Astaga!

Wicaksono mengempaskan napasnya emosi. Rico hanya dapat menatap udara dengan wajah gamang.

Aku harus apa?

***

Terpopuler

Comments

jumirah slavina

jumirah slavina

lha s' Dodol 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2024-12-03

2

Vien

Vien

😭😭😭😭🤣🤣🤣🤣

2023-05-13

1

Ney Maniez

Ney Maniez

🤦‍♀🤦‍♀🤦‍♀🤗🤗🤗

2022-07-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!