Bab 15

"Rambut Nona bagus!" puji pelayan itu sok ramah. Tangannya masih terus menyisir rambut ungu Bebi dengan lembut dan cekatan. Bentuknya sekarang jauh lebih bagus ketimbang yang tadi seperti sarang tawon bubrah. "Tapi rambut yang diwarnai harus rajin dirawat, Non! Agar warnanya tidak cepat luntur," imbuhnya.

"Rajin kok, Mbak! Setiap seminggu sekali aku selalu ke salon buat perawatan."

Pelayan wanita itu mengernyit heran. "Kalau ke salon kok bisa sampai kusut gini rambutnya?"

"Ya karena nggak pernah aku sisir! Sebenarnya aku nggak tau caranya nyisir rambut, Mbak. Susah! Setiap kali nyisir, kalau gak rambutnya yang rontok, ya gigi sisirnya yang patah. Kalau Mbak gak percaya ke kamar aku, cari koleksi sisirku di kolong tempat tidur, pasti tengahnya pada ompong semua."

Kok ada orang seperti ini ya, batin si mbak pelayan dengan tubuh merinding seratus delapan puluh derajat.

"Nanti saya ajarin caranya sisiran, mau?"

"Mau banget, Mbak!"

Pelayan itu agak terperanjat. Ia kira Bebi akan marah dan nyolot. Tetapi di luar dugaan perempuan itu berkata mau.

Seberkas rasa penasaran pada kehidupan Bebi dari orok sampai sekarang pun langsung melintas di atas kepala. Membuat pelayan itu memberanikan diri untuk bertanya lebih dalam soal kehidupan Bebi sebelum masehi, maksudnya sebelum datang ke sini.

"Sebenarnya ini kasus pertama kali dalam hidup saya, Non. Saya heran kenapa ada manusia yang tidak bisa sisiran. Boleh dijelaskan?"

"Ya karena nggak ada yang ngajarin dari kecil."

"Ibu Nona ke mana memangnya? Pasti sibuk bekerja ya?" tebak pelayan itu.

Bebi sedikit mendongak saat menjawab. "Ibu meninggal saat melahirkanku, Mbak! Aku aja belum pernah liat kayak apa mukanya sampe sekarang. Semua foto ibu dibuang sama Ayah, biar bisa move on katanya."

Tak ada raut kesedihan sama sekali saat Bebi menceritakan hal itu. Justru mbak pelayan menyesal ribuan kali kenapa menanyakan hal yang terlalu menjurus privasi pada majikan perempuannya itu.

"Maaf ya Non, saya tidak bermaksud."

"Iya, nggak papa ko, Mbak! Sejak kecil Ayah memang selalu membawaku ke salon tiap kali mau nyisir rambutku yang panjang. Dulu rambutnya bagus karena setiap hari di bawa ke salon samping rumah. Jadi keterusan sampai sekarang gak bisa nyisir. Gak tau kenapa, sisir sama rambut aku gak pernah nyatu kalo aku yang nyisir. Kalo sama Mbak bisa rapi gini," ujarnya sambil membelai rambut ungu sepanjang bahu.

"Nyisirnya pelan-pelan, Non. Harus pakai perasaan biar rambutnya gak rontok. Gak sampai patah juga gigi sisirnya. Atau mulai hari ini biar saya saja yang bantu nyisir rambut Non Bebi! Nanti non tinggal panggil saya." Pelayan itu menawarkan diri, namun Bebi segera menolak dengan bahasa halus.

"Nggak usah Mbak! Diajarin aja aku udah seneng, Kok! Aku emang beneran gak pinter nyisir."

"Iya, nanti diajarin sekalian Non! Sekarang ke ruang tamu dulu ya, tuan besar dan tuan muda sudah menunggu di ruang tamu."

"Iya, makasih banyak ya, Mbak!" Bebi menggeser kursi duduknya. Ia terlihat bahagia saat memegangi rambutnya yang sudah lebih manusiawi dari sebelumnya. "Aku keluar dulu, Mbak!"

"Silakan, Non!"

Bebi menyeret langkahnya dengan susah payah. Membuat pelayan itu mengernyit saat mendapati gaya jalan anak itu sedikit pincang dan kesusahan.

"Kenapa lagi itu ya Tuhan?" hatinya berubah miris. Sepenggal kisah Bebi menaburkan sebuah bawah pada mata si pelayan itu.

Tanpa sadar air matanya menetes saat melihat kondisi Bebi yang sebenarnya tidak seburuk perkiraan para pelayan di rumah ini.

Satu bulan lebih anak itu menjadi majikan di rumah ini, baru pertama kalinya pelayan itu bisa berinteraksi sampai sedekat ini dengan Bebi.

Anak berkarakter sedikit aneh itu memang sulit sekali didekati. Apa-apa selalu dikerjakan sendiri seolah pelayan di rumah ini tidak berfungsi. Belum pernah sekali pun Bebi menyuruh pelayan yang ada di rumah ini untuk memenuhi kebutuhannya. Bahkan saat kelaparan tengah malam, Bebi akan ke dapur untuk memasak mi instan sendiri.

Pernah satu kali pelayan memergoki lantas menawarkan diri. Namun Bebi bilang tidak usah karena masak mi adalah hal yang mudah. Apa pun yang bisa ia lakukan sendiri, akan ia kerjakan dengan senang hati tanpa memberatkan orang di sekitarnya.

***

Yang nanya kenapa gini, kenapa gini, nanti akan dijelasin satu per-satu. Pelan-pelan hikmahnya akan terbuka. Sabar ya, jangan lupa kencengin like dan komennya. Poinnya di simpen aja dulu untuk awal bulan. Wkwkkw.

Terpopuler

Comments

lucky gril

lucky gril

bakal ada memeras hati kayaknya 😥

2023-04-25

1

Ney Maniez

Ney Maniez

👍👍👍👍

2022-07-31

0

Ney Maniez

Ney Maniez

🤔🤔🤔🤔

2022-07-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!