Mike POV
Hari ini aku mendapatkan kabar dari temanku, dia sedang membuat sebuah hotel budget disekitaran Bandung, dia ingin agar IT sistem yang kami buat di perusahaan kami digunakan disana tapi dia juga membutuhkan seseorang yang mengerti bagaimana cara mengelola sebuah hotel untuk dijadikan orang kepercayaannya.
Aku merekomendasikan Dhika temanku untuk dijadikan sebagai orang kepercayaannya, aku tahu kapasitas dan etos kerjanya yang sangat baik menurutku.
Hari ini aku memutuskan untuk menemuinya secara langsung ditempat kerjanya, sudah lama juga aku tidak berkunjung kesana. Terakhir ketika Andromeda masih bekerja disana, itu sudah setahun yang lalu.
Aku sengaja tidak memberi tahu Dhika jika aku akan menemui nya, aku hanya menanyakan jadwal kerjanya hari ini kepada Daniel HRD manager disana. Kebetulan Dhika mendapatkan jadwal shift siang hari ini.
Aku mengetuk pintu ruangannya yang tidak tertutup, aku lihat dia sedang menerima panggilan dari seseorang. Samar-samar aku mendengar dia menyebutkan nama Andromeda, lalu aku pun memutuskan untuk mendekati nya agar dapat mendengarkan pembicaraan antara mereka dengan lebih jelas lagi.
Betapa terkejutnya saat aku mendengar bahwa Andromeda hilang. Jantungku seakan berhenti berdetak, nafasku tersengal dan aku merasakan desir aneh ditubuhku. Bagaimana mungkin dia hilang? Apakah dia tahu jika selama ini aku mengetahui keberadaan nya hingga dia memutuskan untuk pergi ke tempat yang lebih jauh lagi? Ataukah mungkin saat ini seseorang tengah menculiknya? Atau jangan-jangan....
" Apa kamu bilang?!!!"
Kata-kata itu terlontar dari mulut ku begitu saja. Dhika terkejut saat mendengar pekikan ku, dia baru sadar jika selama ini aku telah ada disana dan mendengarkan percakapan mereka.
" Astaga Mike!" dia mengelus dadanya karena terkejut
Aku tak mau tahu dengan keterkejutannya, saat ini aku hanya ingin segera berada disana. Andaikan saja ada sebuah portal ajaib yang dapat mengantarkan aku secepatnya, aku bersumpah aku akan membelinya saat ini juga.
" Kita kesana sekarang!!"
Mau tak mau Dhika mengikuti ku, dia tahu aku tidak tahu tempat tinggal persis Andromeda saat ini.
Aku menghubungi asisten pribadi ku, aku memerintahkan dia untuk mengatur ulang semua jadwal kerjaku untuk seminggu ke depan dan aku minta dia untuk mendapatkan tiket paling cepat untuk jadwal penerbangan ke Jogjakarta.
Satu jam empat puluh lima menit terasa seperti neraka bagiku, sungguh aku tidak sabar untuk segera sampai dikediaman bude Sum, tempat dimana Andromeda tinggal selama ini.
Butuh waktu sejam kurang untuk sampai ditempat tinggal beliau, sesampainya disana aku melihat kepanikan orang-orang karena Andromeda belum juga diketemukan.
" Dhika!"
Aku mendengar seseorang memanggil nama Dhika, aku menebak ini pasti Petrus teman Dhika yang selama ini dia ceritakan. Pria bertubuh agak gemuk itu dan berkulit sawo matang itu menyambut kedatangan kami.
Dia mengalami kami berdua dan aku dapat melihat aura kekhawatiran yang ada diwajahnya.
Cih... jangan-jangan orang ini tertarik pada Andromeda ku.."
" Dan anda pasti pak Mike tunangan Andromeda, saya Petrus pak...Mohon maaf kalian terpaksa datang kemari di situasi yang seperti ini "
Syukurlah dia tahu siapa aku...
" Jam berapa terakhir kamu bisa menghubungi Andromeda kemarin?"
Aku sungguh tak mau lagi membuang waktuku untuk segera menemukan Andromeda.
" Sekitar jam 1 siang kemarin pak Mike "
" Lokasi terakhir dia yang kamu tahu?"
Aku mulai mencecar nya dengan banyak pertanyaan, tak lama seorang wanita paruh baya dengan menggunakan pakaian tradisional kebaya dan balutan kain mendekati kami dengan membawa satu nampan berisi minuman dan makanan kecil.
" Silahkan diminum dulu, kalian baru sampai toh..." dia menaruh satu persatu cangkir gerabah berisikan air hangat yang wanginya asing di penciumanku dihadapan kami semua.
" Oia... perkenalkan ini bude saya, Sumarni atau lebih dikenal dengan sebutan bude Sum "
Petrus memperkenalkan wanita paruh baya itu kehadapan kami.
" Boleh saya tahu, ini apa?"
Aku mengambil cangkir yang ada didepan ku dan menciumnya lalu aku mulai menyesap nya, rasanya sungguh hangat dan nikmat.
" Itu wedang jahe nak, bude buat sendiri semua bahannya " jawabnya santun dengan logat khas jawanya yang kental.
Pantas Andromeda betah tinggal disini, rupanya upayanya untuk menemukan pengobatan alternatif lain berhasil dia dapatkan.
" Apakah Andromeda sering meminum wedang ini? "
" Iyo le..tiap malam bude kasih cah ayu minum ramuan wedang ini, katanya bikin badannya apa tuh le? " dia bertanya pada Petrus
" Rileks bude.." jawab Petrus
" Nah iku...rilek iku..."
Seketika aku tersadar, jika sejak kemarin dia belum mengkonsumsi makanan dan minuman sehatnya, apa yang akan terjadi dengan tubuhnya??
" Dhika ...kita tak punya banyak waktu! dia pasti sedang kesakitan saat ini !"
Tiba-tiba dering handphone Petrus berbunyi, dia langsung mengangkat sambungan telepon dari nomor yang dia tidak ketahui itu.
" Hallo..."
" Iya betul..."
" Apa?! baik bu...kami akan segera menjemputnya "
" Terimakasih banyak atas informasinya bu "
Petrus menutup sambungan telponnya.
" Andromeda ketemu! dia ada di Parangtritis sekarang, dan sebaiknya secepatnya kita menjemputnya, dia sedang sakit !"
Sebelum Petrus menyelesaikan kalimatnya aku sudah bergegas pergi dari hadapan mereka, untung asisten pribadi ku telah mempersiapkan akomodasi untuk kami selama disini dengan menyuruh sopir pribadi cabang perusahaan kami di Jogja untuk menemani kemanapun kami pergi.
Petrus pergi dengan menggunakan sepeda motornya sementara aku dan Dhika pergi dengan menggunakan mobil.
Hanya butuh waktu kurang dari 30 menit untuk sampai di lokasi, aku bergegas menuju kamar dimana Andromeda berada saat ini.
Tanpa permisi aku langsung membuka pintu kamar itu, dan betapa hancur hati ini melihat kondisi wanita yang aku cintai dan aku rindukan ini. Dia sedang tertidur di atas kasur seadanya dengan balutan selimut tipis tanpa seorang pun yang menemaninya.
Aku langsung menariknya kedalam pelukanku, dan aku bersumpah tak akan melepaskannya lagi apapun yang terjadi.
Sekilas aku mendengar dia menyebut namaku.
" Mike..." ucapnya lirih
Dia mencoba untuk mendorong tubuhnya, tapi aku tolak, aku tak ingin melepaskan nya lagi.
" I can't breath Mike..."
" Maafkan aku sayang....maafkan aku..."
" Aku akan membawamu pulang sekarang, aku akan menikahi mu seperti yang kamu dan aku inginkan "
" Kita akan hidup bersama, dan kita akan melalui semua ini bersama "
Air mata ini tak bisa ku bendung lagi, aku tak perduli lagi dengan tatapan Dhika dan Petrus yang saat ini sedang berdiri di dekat pintu kamar, aku bahkan tak perduli dengan penilaian mereka terhadap ku. Aku hanya ingin meluapkan emosi ku lewat tangisanku.
Aku membawa tubuhnya dalam pangkuanku, tubuh mungil ini bahkan lebih ringan dari terakhir aku menggendongnya.
Aku membawanya pergi dari sana dengan Dhika dan Petrus yang mengekor dibelakangku.
" Apa kita perlu membawanya ke rumah sakit terlebih dahulu Mike ?" tanya nya seketika kami memasuki mobil.
" Tentu saja Dhika! "
" Bagaimana mungkin aku akan membawanya pulang dalam keadaannya yang seperti ini?!"
" Oke pak! kita ke rumah sakit sekarang " pinta Dhika pada sopir.
.
.
.
To be continued 😉
Dukung author dengan like dan komen yah 😘😘😘
Terimakasih 🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Yuyun Yusanti
semangat nda..😘😘😘
2021-09-11
1
Nafla Gege
sedih klo sakit n kita hanya sndirian
2021-09-07
2