" Bude... hari ini aku libur kerja, aku mau latihan disanggar bude Marni, nanti kalau Petrus cari aku tolong dikasih tau yah bude..."
" Iyo nduk...nanti bude kasih tau, hati-hati yo "
" Iya bude...aku pamit yah..."
Semenjak aku berlatih menari, tubuhku terasa lebih lentur dan fokus ku pun membaik.
Ketika kita menari, kita akan melakukan gerakan-gerakan yang melibatkan seluruh anggota badan dengan teratur mengikuti alunan musik tradisional. Selain itu fokus kita akan semakin terlatih karena kita memusatkan perhatian kita pada gerak dan alunan musiknya.
" Waahhh...kamu cepat juga yah belajarnya nduk..." ujar bude Marni setelah aku selesai berlatih
" Makasih bude, aku latihan dirumah sama bude Sum bude..."
" Oalah... pantesan, tapi bagus nduk gerakan mu padahal kamu bukan orang Jawa..."
" Aku orang Jawa lho bude. ..Jawa barat " bude Marni tertawa mendengar perkataan ku
Setelah selesai latihan aku pamit sama bude Marni, tadinya aku mau langsung pulang tapi karena ini adalah hari liburku aku putuskan untuk bermain ke Parangtritis yang lokasinya lumayan jauh dari rumah bude Sum.
" Kayaknya lihat sunset disana keren juga yah..." aku berbicara pada diriku sendiri.
Kebetulan hari ini aku meminjam motor matic kepunyaan pakde karena pakde jarang memakai nya dari ketika motor ini diberikan oleh anaknya yang tinggal di Jakarta. Kata pakde lebih enak pake sepeda ontel kemana-mana lebih aman.
Aku mengikuti arah minibus jurusan Parangtritis untuk sampai di lokasi, ternyata tidak sejauh yang aku kira jaraknya, Hanya dalam waktu 30 menit aku sudah sampai disana.
Aku memarkirkan motorku di pelataran sebuah warung nasi, aku tidak membawa bekal makan siang ku karena hari ini aku tidak berencana untuk pergi ke tempat ini. Jadi aku putuskan untuk makan siang terlebih dahulu sebelum aku berjalan-jalan di pantai hingga matahari terbenam nanti.
Author POV
" Aku cari ke tempat bude Marni gak ada bude..." Petrus panik karena dia tidak menemukan keberadaan Andromeda.
" Lha... memangnya bude Marni gak tau Andromeda pamit kemana?" tanya bude Sum yang juga mulai panik
" Engga bude, dia tadi pamit untuk langsung pulang "
" Coba kamu telpon le..."
" Handphone nya gak aktif bude, tadi sempat aktif tapi gak diangkat "
" Oalah....kemana itu anak..."
" Mana dia belum tau jalan lagi .." ujar Petrus.
Petrus mencoba menghubungi teman-teman mereka untuk menanyakan keberadaan Andromeda tetapi tidak ada satu orangpun yang tahu dimana Andromeda berada.
Tiba-tiba handphone Petrus berdering, bulu kuduk nya berdiri tatkala melihat nama sang pemanggil di layar handphone nya. Disaat seperti ini kenapa orang ini malah menghubungi nya, Petrus bimbang apakah dia akan menerima panggilan tersebut atau tidak. Apa alasan yang harus dia sampaikan kepada orang ini?
" Lama banget ente angkat telpon dari ane Trus??" Dhika mendengus kesal
" I...iya Dhik sorry, gue lagi sibuk.." Petrus mencoba untuk berbicara setenang mungkin
" Sibuk apa ente??"
" I...itu...."
Petrus bimbang jika dia tidak menceritakan hal yang sebenarnya dia takut sesuatu yang buruk terjadi kepada Andromeda diluar kendali nya.
" Dhik... Andromeda hilang..." Petrus membuang nafas kasar keudara
" Apa ente bilang??? kok bisa???"
Lalu Petrus menceritakan kronologis kenapa Andromeda bisa menghilang.
" Coba ente cari lagi yang bener Trus.."
" Gue udah cari kemana-mana Dhik, dia belum tau seluk-beluk kota ini, setahun ini tempat paling jauh yang dia kunjungi selain tempat kerja ya ke tempat bude Marni untuk latihan menari "
Dhika menutup sambungan telponnya, dia tidak menyadari bahwa Mike sudah berdiri dibelakangnya sejak tadi. Tadinya Mike ingin mengajak Dhika untuk mengunjungi lokasi projek hotel baru milik temannya.
" Apa kamu bilang??!!!!" pekik Mike
" Astaga Mike !!" Dhika mengelus dadanya
" Kita pergi ke Jogja sekarang juga!" titah Mike
Mau tidak mau Dhika harus menemani nya ke Jogja karena Mike tidak tahu lokasi tempat tinggal bude Sum dimana Andromeda tinggal.
Mike menelpon asistennya agar dia mengatur penerbangan untuk dia dan Dhika ke Jogjakarta dengan armada penerbangan paling cepat.
" Bagaimana semua ini bisa terjadi Dhik??!"
" Sabar dulu Mike, mungkin dia sedang mencari sesuatu yang berkenaan dengan pengobatan penyakit nya..."
" Gimana gue bisa sabar Dhika! kalau sesuatu terjadi pada Andromeda gue bisa tambah gila!"
" Pelan kan suara ente Mike, kita lagi di pesawat ini "
Andromeda POV
Tenang...itu yang aku rasakan saat ini, saat memandang sang mentari yang akan tenggelam di ufuk timur, aku menikmati suara deru ombak dan angin sepoi-sepoi yang membelai kulit wajah ku.
Sepertinya aku harus sering-sering datang kesini.
Tak terasa hari sudah gelap, aku tak berani pulang karena sudah tidak ada minibus yang beroperasi untuk aku ikuti lajunya. Aku putuskan untuk mencari sebuah penginapan disekitar sini.
Setelah lama aku menelusuri jalan, aku menemukan sebuah penginapan yang nyaman dengan dekorasi adat Jawa yang kental dan ternyata harganya sangat ramah di dompetku.
" Untuk berapa malam dek?" tanya ibu pemilik penginapan dengan ramah
" Satu malam dulu aja bu " jawabku
Aku mendapatkan sebuah kamar yang cukup nyaman.
Aku baru ingat seharian ini aku tidak menyentuh handphone ku sama sekali, dan ternyata baterai nya sudah habis, parahnya aku lupa membawa kabel charger ku.
" Semoga mereka tidak mengkhawatirkan ku..."
Setelah mandi, aku putuskan untuk tidur karena aku merasakan tubuhku yang mulai tak nyaman. Sendi tulang belakang ku terasa ngilu dan aku merasa sedikit lemas.
Aku meraih botol minyak balur yang selama ini selalu aku bawa kemanapun aku pergi. Minyak esensial yang terbuat dari berbagai macam akar, daun, kulit buah dan kayu serta biji-bijian.
Aku mulai membalurkan minyak ini disekujur tubuh ku terutama di bagian tulang belakangku dengan bantuan semacam alat untuk menggaruk punggung yang aku beli di sebuah toko di jalan Malioboro.
Aku berdoa semoga besok rasa sakit ini sudah hilang dari tubuhku.
Aku tidak ingat jam berapa aku terlelap malam itu, yang aku tahu pagi ini aku tak bisa beranjak dari tempat tidurku.
Sepertinya imun tubuhku mulai berulah lagi, aku harus mencari cara untuk bisa pulang dari sini sebelum semua orang mencari ku, tapi bagaimana caranya...
Aku memaksakan diriku untuk bangkit dan mencari ibu pemilik penginapan agar aku bisa meminta pertolongan kepadanya untuk menghubungi bude Sum atau Petrus agar mereka bisa menjemput ku tapi tubuh ini rasanya tak sanggup aku paksakan.
Tuhan.... rasanya sungguh sangat sakit tubuhku ini.
Untuk kali ini aku tak hanya meneteskan air mataku, tapi aku benar-benar menangis! perasaanku bercampur antara sedih dan takut.
.
.
.
To be continued 😉
Dukung author dengan like dan komen yah 😘
Terimakasih 🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Yuyun Yusanti
sabar nda...optimis slalu😘😘😘
2021-09-11
1