Teman Baru

" Selamat siang pak, saya mau bertemu dengan pak Petrus " sapa ku pada seorang pria yang lumayan tinggi besar yang berdiri dibelakang meja security

" Siang mba, apa sudah punya janji dengan beliau?" tanyanya santun dengan logat Jawa nya yang khas

" Sudah pak, saya Andromeda dari Bandung "

" Baik mba...mari ikut saya " pria tadi mengantarku menuju kantor orang yang aku maksud

" Terimakasih pak " ucapku ramah

Tok....tok

" Masuk...!" suara bariton seorang pria menjawab ketukan pintu dari dalam ruangan

" Permisi pak, ada mba Andromeda dari Bandung " ujar pria yang mengantarku dengan santun

" Owh...suruh masuk pak, saya sedang menunggu beliau "

" Baik pak "

" Terimakasih pak Manda " ucapan terakhir pria bersuara bariton tadi dijawab dengan anggukan kepala pak security yang ku dengar bernama Manda

" Selamat siang pak " sapa ku memasuki ruangan pak Petrus dan menyambut jabatan tangan pria yang ada di depanku

" Siang....mba Andromeda.... selamat datang di Jogja, mari silahkan duduk " ujarnya santun mempersilahkan aku duduk dengan tangannya

" Terimakasih " jawabku sembari duduk dikursi yang pak Petrus maksud, didepan meja kerjanya.

" Jam berapa dari Bandung mba ? tanyanya basa basi

" Kreta jam 9 malam pak " jawabku singkat

" Waahh...jangan panggil saya pak dong, panggil aja Petrus " ujarnya mengakrabkan diri

" Jadi dari stasiun langsung kesini?" tanyanya

" Iya pak....eh sir " ucapku gugup

" Can i call you sir....sir ?" aku bertanya untuk memastikan

" Seperti kamu memanggil Dhika, beruang Grizzly itu ?" ujarnya tergelak

" Oke... that's seem fair enough " dia melanjutkan kalimatnya.

Lalu kami melanjutkan pembicaraan seputar tugas dan tanggungjawab ku sebagai head departemen untuk food and beverage service disana dan tentunya kisaran gaji serta bonus yang akan aku dapatkan. Lalu Petrus mengajak ku untuk berkeliling melihat lokasi tempat dimana aku akan mengais rejeki.

" Kamu sudah ada tempat tinggal selama disini Nda?" tanyanya dengan menyebut nama panggilan ku

" Belum sir...belum tau mesti nyari kemana juga " aku mengakui ketidaktahuan ku akan kota yang baru aku datangi sebanyak 3 kali ini.

" Kamu mau tinggal di kos-kosan milik bude ku?"

" Tempatnya gak jauh dari sini, kamu bisa jalan kaki menuju ke tempat ini, murah juga " ujarnya seakan tahu aku sedang menjaga ketat isi dompet ku.

" Boleh juga sir..." ujarku langsung menyetujui saran yang Petrus berikan.

" Bude ku itu pengusaha jamu tradisional lho, siapa tau kamu bisa dapetin inspirasi dari minuman yang beliau racik " lanjutnya

Petrus seperti bisa membaca pikiranku, aku memang sengaja menerima pekerjaan di kota ini dari beberapa tawaran pekerjaan yang Dhika berikan, alasanku salah satunya adalah untuk mencari resep pengobatan herbal alami yang aman aku konsumsi.

" Kita langsung kesana yok sekarang, mumpung udah masuk jam istirahat plus biar kami bisa langsung istirahat juga kan " ujarnya memberikan saran...lagi, dan lagi-lagi langsung aku setujui.

.

.

.

" Siang bude Sum..." sapa Petrus, mencium punggung tangan bude nya.

" Oalah le...untung kamu kesini, tadi pakde mu uring-uringan lagi, sepeda ontelnya rusak " celoteh bude dengan logat Jawanya yang kental.

" Monggo... duduk nduk " katanya mempersilahkan aku untuk duduk di kursi kayu dipelataran rumah berdekorasi ukiran kayu khas kota tersebut.

" Iki sopo toh ke ? ayu tenan..."

Aku tidak mengerti apa yang bude Sum katakan pada Petrus jadi aku hanya tersenyum saja wanita paruh baya yang menggunakan setelah kebaya dan kain ini.

" Iki konco anyarku nang gawean bude, jenenge Andromeda "

Dari perkataan Petrus, aku mengambil kesimpulan bahwa bude Sum sedang menanyakan namaku, tapi kata-katanya lumayan panjang juga.

" Oalah le...akeh tenan jenenganne "

Aku melihat bahas tubuh bude Sum sangat unik dan atraktif, dari tadi aku sudah beberapa kali melihat bude Sum mengangkat tangannya keudara hingga tubuhnya pun ikut bergerak.

" Bude, apa masih ada kamar kosong ?" tanya Petrus, kali ini dia menggunakan bahasa yang aku mengerti setelah dia memerhatikan kerutan dikening ku setiap kali mereka berbincang.

" Temanku ini baru datang dari Bandung bude, dari stasiun kereta langsung kesini " ujarnya hiperbola

" Ada le.... kebetulan kamar kosong nya yang tempat mandi nya di dalam, cocok untuk cah ayu ini " jawab bude melihat ku dengan senyuman nya yang merekah

Lalu mereka pun mengajakku untuk melihat ruangan kamar yang mereka maksudkan. Sebuah ruangan yang cukup luas dengan dipan ukuran singel, lemari pakaian dan meja rias dengan kaca berbentuk kotak yang di dominasi oleh kayu jati berwarna coklat tua. Disana ada bukaan jendela dua pintu sebagai sirkulasi udara juga pintu yang menghubungkan kamar tidur dengan kamar mandi.

Belum apa-apa aku sudah merasa betah tinggal disini, udaranya segar dan masih banyak pepohonan di depan dan dibelakang rumah.

" Gimana Nda? cocok ?" tanya Petrus yang aku sambut dengan anggukan kepala.

Setelah sepakat dengan biaya yang diberikan oleh bude Sum setiap bulannya, aku langsung melakukan pembayaran untuk dua bulan ke depan. Bude Sum sangat senang menerima lembaran uang yang aku berikan kepadanya.

Petrus pamit untuk meneruskan aktivitas kerjanya yang masih tersisa hingga jam 8 malam ini dan aku pamit untuk beristirahat dikamar baruku.

**************************

AUTHOR POV

" Assalamualaikum..." seorang pria indo mengucapkan salam di depan rumah sederhana yang bersih dan asri.

" Waalaikumsallam warahmatullahi wabarakatuh " jawab seorang wanita paruh baya seraya membukakan pintu untuknya

" Eehhh...si Encep dateng lagi, ayo masuk...Abah udah nunggu dibelakang " ujarnya mempersilahkan Mike untuk mengikuti nya.

Mike mengikuti Ambu hingga sekarang dia berada diruang belakang rumah itu. Ruangan yang lebih mirip dengan gudang penyimpanan karena dia melihat banyak tumpukan karung goni disana.

" Hallo bah....apa kabar ?" sapa Mike ramah

" Abah mah gini aja cep...sok duduk kita ngopi disini "

" Ambu...bawain seupan hui jeung sampeu Ambu..." lanjutnya

Tak lama sang istri membawa nampan berisi dua cangkir kopi dan sepiring ubi dan singkong yang sudah dikukus.

" Libur cep Mike ?" tanya abah lalu menyalakan rokok kretek yang telah dia pilin sendiri.

" Iya bah...Sabtu sama Minggu saya libur kerjanya kalau tidak ada urusan penting" jawabnya.

Mike lalu mengambil singkong rebus yang masih panas di depannya, makanan berwarna putih ini membuat dia penasaran dengan rasanya, lalu dia meniupnya dan melahapnya.

Rasanya unik menurut Mike.

Rutinitas baru Mike setiap weekend belakangan ini adalah mengunjungi orang tua Andromeda. Dia melakukan hal ini untuk mengurangi rasa rindu nya kepada gadis yang dicintainya, anak dari pasangan Abah dan Ambu yang ada didepannya ini.

Mike sudah tidak lagi menanyakan keberadaan Andromeda kepada mereka atas nasehat Abah dan Ambu, kata Abah jodoh, mati dan hidup seseorang ada ditangan Alloh, kita tinggal minta aja sama Dia dan kalau jodoh gak akan lari kemana.

Dia ingat pertama kali dia mendapatkan ijin untuk menginap disana, setelah perjuangannya mengambil hati Abah dan Ambu, dia melihat sekeliling kamar wanitanya. Dia menemukan foto yang dia yakini adalah foto pernikahan Andromeda dengan mantan suaminya yang sudah menjadi sobekan kecil. Sempat membuat Mike cemburu melihat sobekan foto itu, tapi ditepisnya karena dia yakin kini Andromeda adalah milik nya.

Dia akan terus meminta pada Tuhan agar dipertemukan kembali Dengan wanita yang dicintainya itu.

Dia hanya perlu meluruskan kesalahpahaman ini.

.

.

.

Bersambung

Dukung author dengan like dan komen yah 😘

Terimakasih 🙏🙏🙏

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!