Akhir Pekan

☘️Jadikan aku milikmu ☘️

Sejak menikah mereka mempunyai rutinitas mingguan baru yaitu berkunjung ke rumah orang tua Langit. Bunda akan terus merengek jika Kinan dan Langit belum mengunjungi rumah mereka. Karena selalu ada keceriaan setiap Kinan berkunjung ke rumah mereka.

"Apa yang sedang kau lakukan? Apa ini bisa disebut membantu?" Sindir Nenek ketika melihat Kinan hanya duduk manis menopang dagunya memperhatikan mertuanya membuat brownies kukus untuk teman minum teh sore nanti.

"Aku sedang membantu Bunda lewat doa Nek." Kinan tidak mempedulikan tatapan sinis sang Nenek.

"Kamu itu perempuan dan juga seorang istri, sudah semestinya kau bisa melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang ibu rumah tangga." Nenek sudah sangat geram melihat Kinan yang sepertinya tidak mempedulikan ucapannya.

"Bukankah kalian memiliki banyak pembantu? Jadi untuk apa aku membuat mereka makan gaji buta? Bukan begitu sayang?" Ucap Kinan, berdiri menghampiri suaminya yang sedang meneguk air dingin dari dalam kulkas untuk melepaskan dahaganya setelah letih bermain badminton bersama Bara.

Langit hanya mengangguk, menanggapi omongan istrinya, walaupun dia tidak mengerti apa yang sedang mereka perdebatkan.

Sang Nenek makin kesal melihat Langit yang sepertinya berpihak kepada istrinya.

"Ada apa?" Tanya Langit tanpa suara.

Kinan menaikan bahunya, seolah dia tidak tahu apa-apa, sedangkan Bunda hanya bisa tersenyum mendengar perdebatan antara Kinan dan ibu mertuanya, baru kali ini dia melihat ada orang yang berani menjawab omongan mertuanya.

Langit pergi meninggalkan Kinan dan Bunda kemudiannya menyusul Neneknya yang sepertinya masih sangat kesal dengan ulah Kinan.

*

Semua anggota keluarga kini sudah berada di samping kolam renang, mereka akan menyaksikan pertandingan renang antara Langit dan Bara. Mereka akan mempertaruhkan mobil kebanggaan mereka masing-masing jika kalah dalam pertandingan ini.

Semua anggota keluarga terlihat sangat bahagia, senyum dan tawa selalu menghiasi wajah mereka sore itu.

"Bun, ayo semangati putra bungsumu ini!" Bara berdiri di depan Bundanya sambil melompat-lompat seperti sedang melakukan pemanasan.

"Wah, kau curang! Bun, kau tidak boleh memihak siapapun! Kau harus netral!"

"Jangan cemburu! Kakak kan sudah punya Kak Kinan." Ucap Bara yang kini telah membuka jubah mandi yang dia kenakan, dan kini hanya mengenakan celana renang.

"Sayang, mana suaramu?" Langit Kini sudah berdiri di dekat Kinan memberi kode istrinya untuk membukakan jubah mandi yang dia kenakan, dan mempertontonkan tubuh seksinya yang seperti telah di pahat Tuhan menjadi bentuk yang sempurna.

"Apa hadiah untukku jika aku mendukungmu?"

"Tas incaranmu." Jawab Langit tegas.

"Baiklah, aku akan mendukungmu Sayaaaaang!" Sorak Kinan.

"Bara, mengalahlah untukku!" Teriak Kinan kepada adik Iparnya yang berada cukup jauh dengan dia dan Langit.

"Jangan menjatuhkan harga diri suamimu bodoh!" Gerutu Langit.

Mereka pun bersiap memulai pertandingannya, kedua pria tampan itu sudah berdiri di samping kolam renang.

"Tiga,,,dua,,,satu,,,Go!" Kinan menjadi wasit pertandingan mereka.

Keduanya pun langsung menguasai kolam, berenang lurus dari satu tepi ke tepi yang lain, dan kembali ke tepi semula. Langit terlihat lebih mendominasi pertandingan mereka, bahkan dia sedang kembali ke tepi semula saat bara belum sampai di tepi pertama.

Ya, pertandingan kali ini dimenangkan oleh Langit.

"Kak kau curang!" Rengek Bara ketika tahu dia kalah.

"Curang dari mana? Jelas-jelas kau saja yang lambat."

"Karena kakimu lebih panjang dari kakiku, jadi jelas saja kau bisa menang dengan mudah dariku." Protes Bara yang kini sudah bergabung dengan Bunda dan Papinya.

"Salahnya kau pendek!" Ejek Langit.

Sebenarnya Bara terbilang cukup tinggi untuk ukuran laki-laki, dia memiliki tinggi Badan 175 cm, tubuhnya pun kekar walaupun tak sekekar Langit, tapi kalau dibandingkan Langit yang memiliki tinggi 183 cm dia jadi terlihat pendek.

"Karena kamu kalah, aku akan segera mendapatkan tas incaranku Bar, terimakasih atas kekalahan mu." Ucap Kinan yang terlihat sangat senang.

Ucapan Kinan memancing gelak tawa yang mendengar. Termasuk para pembantu yang ikut menyaksikan pertandingan Langit dan Bara.

"Ambil kunci mobil dia untuk membeli tas incaranmu!" Titah Langit pada istrinya.

"Mana serahkan kunci mobilmu Sayang!" Pinta Kinan pada Bara.

"Ayolah Kak, kau pelit sekali padaku. Izinkan aku memakai seminggu lagi ya, malam ini aku ada kencan." Bara kembali mengiba dan menghampiri Kakaknya untuk merayunya.

"Waaaahhh, otot-otot tubuhmu semakin kekar saja Kak. Apa kau terus berlatih untuk bisa memamerkannya kepada Kakak Ipar dan menggodanya?" Ucap Bara mengalihkan perbincangan mereka, Bara menekan-nekan lengan Langit yang sangat kekar dengan pandangan takjub.

"Cih,,,menggoda? bahkan sekarang aku jadi takut melihat pria berotot." Ucap Kinan.

"Maksudmu?" Tanya Bara bingung mendengar jawaban Kinan.

"Para lelaki di tempat fitness ku memiliki tubuh yang lebih kekar daripada dia, tapi sepertinya mereka spesies yang lebih memilih batangan daripada kacang-kacangan." Sambil memandang Langit dengan pandangan seolah meragukan kejantanan suaminya, sambil berjalan menjauh dari Langit dan mendekati Papinya yang duduk di tepi kolam.

Lagi-lagi jawaban Kinan mengundang gelak-tawa orang-orang yang ada di sana.

"Apa kau bilang?" Ucap Langit yang tidak percaya dengan apa yang didengarnya, kemudian berlari mengejar Kinan yang sudah terlebih dulu berlari menjauh, seperti sudah tahu bahwa Langit akan mengejarnya.

"Bundaaaa, Papiiiii, tolong aku!" 

Kinan meronta-ronta berusaha melepaskan diri dari Langit yang sudah berhasil mendapatkannya dan menguncinya dalam pelukannya.

"Ampun, aku tarik semua kata-kataku tadi. Ku mohon lepaskan aku!" 

Bunda dan Papinya hanya menonton kelakuan Langit yang Kini sudah berhasil membopong istrinya.

"Jangan ceburkan aku! Aku tidak membawa baju ganti." Kinan masih berusaha lepas dari gendongan suaminya.

"Bara, tolong aku! Kau jangan sibuk foto-foto dan! Bundaaaa!"

Tapi Langit tidak mempedulikan rengekan istrinya, dia berlari dan melompat ke dalam kolam renang, membuat Kinan basah kuyup. Kinan yang kesal hanya bisa memukul-mukul tubuh suaminya, yang dibalas pelukan oleh Langit.

Pemandangan yang terasa romantis untuk para orang tua nikmati diakhir pekan mereka. Semuanya merasa seperti sedang menikmati sebuah film romantis secara langsung.

Bara tak lupa mengabadikan momen romantis itu di dalam handphone miliknya lewat foto dan video.

Aku akan membuatmu menjadikanku milikmu, hingga kau tak akan pernah sanggup menjauh dariku lagi. Langit.

Terpopuler

Comments

Diana diana

Diana diana

ya ampyuuuunn

2024-02-05

1

Erni Fitriana

Erni Fitriana

pengen digendong oppa hyun bin😔😔😔😔😔😔😔

2023-05-19

0

ida wati

ida wati

😅😅

2023-04-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!