Pernikahan dan Perjanjian

Pernikahan adalah suatu upacara mengikat janji antara dua insan yang saling mencinta. Pernikahan bukanlah sekedar janji yang diucapkan dari mulut, tapi pernikahan adalah janji sehidup semati dalam cinta bukan hanya sekedar dalam harta semata.

Jika Engkau mentakdirkan dia untuk menjadi suamiku, tetapkanlah hati ini untuk ikhlas menjalani takdir dari Mu. Batin Kinan ketika melihat pantulan dirinya berkebaya pengantin di cermin.

Kinan terlihat sangat cantik dengan balutan kebaya pengantin berwarna putih, dengan riasan wajah natural namun membuatnya tetap terlihat sangat mempesona karena inner beauty yang dimilikinya.

Begitupun Langit dia terlihat gagah dengan dengan baju pengantin yang senada dengan yang Kinan kenakan. 

Sebuah untaian kata ijab kabul yang diucapkan Langit berhasil membuat Kinan menjadi istrinya.

Senyum mereka selalu terpancar diwajahnya selama acara berlangsung.

Semua yang melihat pasti setuju jika mereka adalah pasangan yang serasi.

Acara pernikahan ini berlangsung tertutup, hanya dihadiri oleh keluarga dan beberapa kolega bisnis.

Fadli tak nampak disana, dia tak sanggup menyaksikan wanita yang dicintainya menjadi milik pria lain hanya lewat ucapan janji pernikahan.

Pesta pernikahan mereka dilangsungkan di kediaman keluarga Langit.

Walaupun acara itu mereka sebut sederhana, tapi tetaplah kemegahan tercipta di acara pernikahan Langit hari itu

Rumah yang bak istana itu kini sudah dipenuhi tamu undangan yang hadir menyaksikan prosesi akad nikah mereka.

Kinan terus memaksakan dirinya untuk tersenyum selama acara berlangsung, dilihatnya sang Mama terlihat bahagia dengan Pernikahan putri semata wayangnya yang selalu ia nantikan.

Jika cara ini membuat mereka bahagia, aku rela.

Malam pun tiba, biasanya ini adalah momen yang paling dinanti pasangan pengantin, mereka akan memadu kasih bahkan hingga fajar menyingsing, tanpa ada yang mengganggu.

Kinan dan Langit sudah ada di kamar pengantin mereka. Tapi tidak seperti para pengantin lainnya, mereka tidak saling memadu kasih di atas ranjang, melainkan bernegosiasi di atas ranjang pengantin mereka.

"Baiklah, sekarang aku istri sah mu dimata hukum dan agama. Tapi sesuai perjanjian, kita tidak akan berhubungan fisik selama pernikahan ini kan!" Ucap Kinan, membacakan kembali kontraknya dengan Langit yang ia buat sendiri dan sudah dibubuhi tanda tangan dari keduanya.

"Jangan terlalu percaya diri Nona! Walaupun kau memohon pun aku tidak akan mau melakukan itu dengan sembarang perempuan." Jawab Langit, memandang remeh wanita cantik dihadapannya.

"Bagus, aku hanya mengingatkanmu Tuan Rentenir!" Balas Kinan, dengan penuh penekanan di setiap kalimatnya.

Kinan menepuk-nepuk bantalnya kemudian masuk kedalam selimutnya.

"Sedang apa kau?" Bentak Langit, melihat Kinan akan bersiap tidur.

"Tidur. Aku sangat lelah hari ini." Jawab Kinan seraya meregangkan otot-otot tubuhnya.

"Aku Tuan mu Bodoh! Mana ada Tuan yang tidur seranjang dengan budaknya?" Bentak Langit.

"Berarti kamu tidur di sofa malam ini Tuan! Aku sangat, sangat dan sangat lelah." Kinan tidak peduli melihat kemarahan Langit saat itu. Karena dia tahu Langit tak akan berbuat kasar kepadanya selama di rumah keluarganya.

Langit mengguncang-guncang tubuh Kinan yang pura-pura tertidur.

"Sudahlah. Aku tidak akan pernah bangun dari ranjang ini." Ucap Kinan, dia tetap memejamkan matanya.

Tak puas dengan itu, Langit menggeser tubuh Kinan dengan kakinya, tapi Kinan kembali ke tempatnya semula.

Aku tidak akan menjadi gadis bodoh yang penurut seperti di novel-novel yang selama ini aku baca.

Aku akan terus membuat mu kesal, hingga kau tidak sanggup lagi bersamaku dan segera menceraikanku.

Hahaha. Batin Kinan.

Pagi itu Kinan turun untuk sarapan bersama Langit disampingnya, mereka memulai drama pasangan romantisnya mulai pagi ini.

Bunda tersenyum lebar melihat pasangan pengantin baru yang baru keluar dari kamarnya.

"Sepertinya Kakakku kalah dalam pertempurannya tadi malam." Bara mengejek Kakaknya yang terlihat lesu.

Bara adalah adik laki-laki Langit yang umurnya sedikit lebih muda dari Kinan. Dia datang dari London setelah menyelesaikan S2-nya beberapa hari lalu sebelum Langit menikah.

Kinan terlihat sangat berseri-seri pagi itu, aura kemenangan terpancar di wajahnya.

"Memang." Jawab Kinan. Kinan memberi jawaban yang ambigu kepada sang adik ipar.

Di balas dengan gelak tawa yang lainnya.

🌻Flashback on🌻

Perebutan ranjang malam itu dimenangkan oleh Kinan. Dengan berat hati dia harus berbagi tempat tidur dengan wanita yang Langit anggap gila itu.

Setelah merelakan separuh ranjangnya, Langit kembali diganggu tidurnya karena gangguan dari tidur Kinan yang rusuh, hingga membuatnya terjatuh ke lantai.

Akhirnya dia memilih tidur di sofa, walaupun sangat tidak nyaman, karena tubuhnya yang tinggi sehingga separuh kakinya menjuntai ke lantai. Kemudian mencoba berbagai posisi tidur agar bisa tidur nyaman, tapi tetap saja dia tidak bisa.

Pada akhirnya Langit hanya duduk si sofa, sambil memandang sinis kepada wanita yang telah menguasai ranjangnya.

Mengapa jadi aku yang jadi budaknya?

🌻Flashback off🌻

"Kak Kinan, sepertinya aku tidak melihat sisa pertempuran kalian semalam." Bara sengaja melirik ke arah leher Kinan yang masih mulus.

"Apa aku harus menunjukannya disini?" Balas Kinan dengan nada dibuat sesensual mungkin.

Langit hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

Acara sarapan mereka pun banyak diiringi gelak tawa yang didominasi oleh Kinan dan Bara.

Bara memang jauh lebih humoris dibanding Kakaknya, mereka bagaikan langit dan bumi.

"Bar, aku bingung apa Kakakmu ini tidak pernah tertawa terbahak-bahak seperti kita? Atau apa dia memang tidak bisa tertawa?" Tanya Kinan yang duduk bersebelahan dengan Bara.

"Dulu dia tidak seperti ini. Mungkin faktor usia yang menyebabkan dia seperti itu." Ucap Bara setengah berbisik, walaupun masih terdengar jelas oleh yang lain.

Kinan membentuk huruf O di mulutnya.

"Mungkin sudah saatnya dia mengkonsumsi obat yang diminum Nenek setiap hari." Timpal Kinan, tawa mereka pun kembali pecah, kecuali Langit yang terlihat tidak berselera makan.

"Kenapa kamu sedikit sekali makannya sayang. Ayo makan yang banyak! Bukankah kita akan banyak mengeluarkan tenaga?" Kinan berkata kepada suaminya, seraya menyuapi Langit makanan dengan sendok penuh, hingga membuatnya sulit mengunyah makanannya.

Langit membalas perlakuan Kinan untuknya, dia menyuapi Kinan dengan isi sendok yang tak kalah penuh. Pada akhirnya mereka jadi saling menyuapi.

Selesai sarapan, Langit meminta ijin untuk kembali ke kamarnya, tak lupa dia mengajak Kinan yang sedang berbincang dengan Bunda dan Papinya

"Bun aku pinjam Kinan dulu."

Mendengar ucapan suaminya, Kinan tahu ada rencana tersembunyi dari Langit untuk membalas perlakuannya di meja makan tadi.

"Tapi aku sedang ngobrol Sayang."

"Aku ingin melanjutkannya." Langit sengaja membisikan kata-kata itu dengan suara yang masih bisa didengar oleh orang tuanya.

"Ikut suami mu sana, nanti kita lanjutkan ngobrolnya setelah dia mendapatkan apa yang dia inginkan." Ucap Bunda, melirik ke arah anak sulungnya.

Dengan berat hati Kinan bangun dari tempat duduknya, dengan senyum yang dipaksakan Langit melingkarkan tangan kekarnya di leher istrinya dan berjalan cepat menuju lantai atas.

"Sepertinya sekarang kau lupa dimana posisi mu?" Ucap Langit yang kesal seterah mereka tiba di kamar.

"Aku? Bukankah aku ini istrimu?" Jawab Kinan pura-pura tak mengerti apa yang Langit maksud.

Dengan kesal dia menghempaskan tubuh Kinan ke kasur.

"Aku Tuanmu!" Bentak Langit.

Tapi bukan Kinan namanya jika dia tidak membalas perlakuan Langit. Di memang sudah menyusun strategi untuk membuat Langit kesal setiap saat, dan akan menceraikannya secepatnya, tidak sampai dua tahun seperti yang mereka sepakati sebelumnya.

Tanpa mereka sadari Bara sedang menguping pembicaraan mereka lewat pintu kamar Langit yang sedikit terbuka. Bara memang sudah curiga ada yang tidak beres dengan pernikahan Kakaknya yang mendadak itu, terlebih lagi, ketika dia tidak melihat cinta diantara keduanya.

Bara segera masuk untuk meminta penjelasan dari mereka, tapi disaat itu juga Kinan menarik tubuh Langit hingga membuatnya terjerembab ke ranjang, dengan cepat di menaiki tubuh pria yang telah memperistrinya.

"Aku tak akan pernah kalah dari mu Tuan Muda."

Bara begitu terkejut melihat posisi intim yang dilakukan pasangan suami istri itu. Begitupun pasangan itu, mereka sangat terkejut melihat kedatangan Bara di dalam kamar mereka.

"Maaf, aku tidak bermaksud mengganggu acara penting kalian."

Terpopuler

Comments

Nindhi Pratiwi

Nindhi Pratiwi

calon budak cinta 🤭🤭

2024-04-17

0

Diana diana

Diana diana

hampir sajah

2024-02-01

1

Fatim Ummu Ayes

Fatim Ummu Ayes

wah... apa gak bakal klepek.klepek tuh si langit nantinya ama kinan... uhuyyy

2023-08-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!