LOVE IS SO SWEET
🍃Awal yang buruk, untuk sebuah akhir yang indah🍃
Langit Pradipa Mahardika, pria rupawan yang memiliki kekayaan yang tak pernah mungkin bisa dihitung jumlahnya, seorang pria yang dapat dengan mudah membuat para wanita meleleh melihat senyumnya, juga seorang pria yang sering membuat wanita patah hati dengan tatapan tajam matanya.
Tiga tahun lalu semua kekayaan dan kekuasaan ayahnya telah jatuh ke tangannya, dikarenakan pada saat itu sang ayah yang tiba-tiba terserang stroke dan mengharuskannya menggantikan posisi ayahnya untuk menjadi seorang Presiden Direktur di usia mudanya
Dia menjadi pemimpin untuk jutaan orang yang bekerja di banyak perusahaannya.
Kinanti Bintang Prasetya, seorang wanita cantik dan cerdas, memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi, sehingga di umurnya yang baru memasuki 28 tahun dia sudah menjadi seorang kepala cabang di sebuah bank swasta ternama di negeri ini.
Dengan kecantikan yang dimilikinya banyak pria yang jatuh hati kepadanya, tapi dia bukanlah wanita yang mudah jatuh cinta, tak seorang pria pun sanggup membuat hatinya bergetar.
...****************...
"Saya akan membacakan biodata lengkap tentang seorang Hellena, putri bungsu dari Pak Handoko yang akan menjadi investor untuk pembangunan hotel kita di Batam dan Bali."
"Bacakan!" ucap Langit, tanpa mengalihkan pandangannya dari dokumen-dokumen yang sedang ia tanda tangani.
"Helen Prameswari usia tujuh tahun lebih muda dari anda, hobi berkuda dan traveling, memiliki sifat manja yang rata-rata dimiliki nona-nona muda lainnya. Segala kemauannya adalah perintah yang tidak bisa ditolak, memiliki banyak kekasih walaupun dia tahu bahwa mereka hanya memanfaatkan kekayaannya. Dan sepertinya dia akan lebih mudah ditaklukkan, karena dia sangat mudah jatuh cinta. Mungkin hanya butuh 10 detik bagi anda untuk membuatnya jatuh cinta." Seorang sekretaris pribadi bernama David membacakan biodata seorang wanita yang akan menjadi target Langit untuk memudahkan jalannya dalam pembangunan proyek hotel dan resort yang akan dimulainya awal tahun depan nanti.
Langit menyunggingkan sebelah sudut bibirnya, seolah meremehkan targetnya.
"Lanjutkan!"
"Kelemahannya, dia sudah tidak perawan lagi, terbukti dia telah dua kali menggugurkan kandungannya tanpa sepengetahuan orang tuanya." Lanjut sang sekretaris sambil menutup dokumen yang dibacanya.
"Bagus, jam berapa aku akan bertemu dengannya?"
"Pada jam makan siang hari ini Tuan."
...****************...
Sementara itu di sudut ruangan lain di waktu yang sama seorang gadis cantik masih bersembunyi di dalam selimutnya, suara alarm yang sejak satu jam yang lalu menggema di dalam kamarnya tak mampu membuatnya terbangun dari mimpi indahnya. Begitupun suara ibunya yang berulang kali mengetuk-ngetuk sambil berteriak di balik pintu kamar yang berwarna putih itu masih tak cukup untuk membuatnya terbangun.
Terdengar samar-samar olehnya suara pintu kamarnya dibuka.
"MAU SAMPE KAPAN KAMU TIDUR?" teriak sang Mama seraya menarik selimutnya yang menampilkan tubuh indahnya dalam gaun tidurnya yang berwarna putih.
"Kan biasanya aku bangun lebih pagi dari Mama." Rengeknya tanpa berusaha membukakan matanya.
"Bukannya kamu udah janji sama Mama mau ketemu sama anak temen Mama."
"Kenapa ga Mama aja sih yang ketemu sama dia, kalo Mama cocok aku pasrah, daripada harus jadi istri muda atasanku," jawabnya enteng.
"Kalo sampai kamu ga datang menemui dia, jangan harap kamu bisa bekerja besok!"
Ancaman dari sang Mama sontak membuatnya berlari ke kamar mandi yang berada di kamarnya.
...Beberapa jam kemudian...
"Kin kamu yakin mau ketemu sama laki-laki itu?" Tanya Fadli, sahabat laki-lakinya yang selalu ada untuknya di waktu senang maupun susah.
"Mau gak mau. Daripada harus dipasung sama Emak gue, lu tau sendiri kan gue punya Ibu kandung tapi rasa ibu tiri."
Jam tangan bermereknya menunjukkan sudah pukul 12 siang, ketika mobil Fadli memasuki pelataran restoran yang berada di sebuah hotel yang sangat terkenal di negeri ini.
"Gue dah oke kan?"
"Kamu selalu cantik Kin," jawab Fadli tulus.
Fadli adalah sahabat Kinan sejak mereka duduk di SMP, pria blasteran Bandung Belanda itu memang sangat keren dibandingkan pria-pria pada umumnya. Fadli sebenarnya sudah mulai menyukai Kinan sejak mereka masih saling menjadi mahasiswa. Tapi selama ini Kinan tidak pernah mengetahui perasaan Fadli untuknya, Selain takut ditolak, Fadli takut Kinan akan menjaga jarak dan akan menjauhinya nanti.
"Thanks ya, lu udah mau gue repotin." Gadis itu kemudian segera memasuki lobi hotel itu menuju restoran yang menjadi tempatnya bertemu dengan pria anak dari teman ibunya.
Sebelum memasuki restoran Kinan mencari toilet untuk memperbaiki riasan wajahnya.
Tapi tiba-tiba seorang pria dengan setelan jas yang sangat pas di tubuhnya menabrak tubuh Kinan hingga terjerembab ke lantai.
"Maaf!" ucap pria tampan itu sambil mengulurkan tangannya untuk membantunya bangun.
"Sekali lagi saya minta maaf!" Sambil setengah membungkukkan tubuh atletisnya dan mengulurkan tangannya untuk membantu wanita yang tak sengaja dia tabrak tadi.
"Saya harap kita tidak akan bertemu lagi," jawab Kinan dengan angkuhnya tanpa meraih tangan pria itu kemudian menepuk-nepuk gaun berbahan sifon berwarna putih dengan panjang selutut.
Cih, memangnya siapa yang mau bertemu dengan wanita sombong macam dirimu?
Kinan pun berlalu tanpa mempedulikan pria yang meminta maaf kepadanya, dan tak henti-hentinya menggerutu.
Setibanya di restoran gadis bergaun putih itu mencari keberadaan pria yang akan mengajaknya makan siang. Karena restoran sedang penuh pengunjung Kinan bingung pria mana yang sedang menunggunya, sebab ini kali pertama mereka akan bertemu.
Kinan meraih tas tangan kecil yang senada dengan gaun yang ia kenakan berniat menelpon pria tersebut. Tapi dia tidak menemukan handphonenya.
"Perasaan tadi masih ada. Tadi kan gue nelpon dia di mobil. Masa sekarang hp gue ga ada?" gumamnya pada dirinya sendiri, lalu ingatannya langsung tertuju pada pria yang menabraknya di depan toilet. "Pasti dia yang ngambil hp gue. Maling sekarang makin keren tampilannya."
Mata indahnya langsung berkeliling mencari keberadaan pria yang mengenakan setelan jas putih senada dengan sepatu yang ia pakai. Ingatan tajamnya memang sangat berguna dikondisi seperti ini, pikirnya.
Tak lama dia langsung menemukan target yang dituju, yang kala itu sang target sedang tersenyum lebar kepada seorang gadis cantik nan anggun di hadapannya.
"Lu akan nyesel udah ngusik ketenangan gue. So jangan harap hidup lu bisa tenang juga." Ocehnya pada dirinya sendiri, lalu menghampiri mereka yang sedang duduk di dalam kafe yang masih berada di dalam hotel tersebut.
"Balikin handphone gue!" Sambil menengadahkan tangannya ke arah si Pria yang sedang tersenyum manis ke arah lawan bicaranya. Terkadang sifat sombong dan arogannya muncul disaat yang tidak tepat juga.
"Handphone?" Pria tampan itu menautkan kedua alisnya, bingung dengan ucapan wanita sombong yang ia temui di depan toilet tadi.
"Jangan pura-pura pilon deh! Gue juga tau lu itu sindikat pencopet yang berpenampilan necis kan! Cepet balikin hp gue!" Kali ini suara naik satu oktaf.
Hampir semua mata pelanggan kafe tertuju ke arah mereka dengan pandangan tajam seperti menghakimi sang pria secara tidak langsung yang sedang diteriaki Kinan.
Dengan menahan amarahnya dia langsung menarik gadis aneh itu keluar dari kafe tersebut dan membawanya masuk ke dalam lift.
"Apa-apaan sih lu? Gue cuma minta balikin hp gue, kenapa lu malah narik-narik gue gini sih?" Terus berusaha melepaskan tangannya dari genggaman pria itu.
"Saya bisa melaporkan kamu dengan tuduhan pencemaran nama baik, karena kamu sudah menuduh saya mencuri. Kamu tau siapa saya?" tanya pria itu tanpa melepaskan genggamannya. "Langit Pradipa Mahesa, pemilik hotel ini." Kemudian memberikan handphonenya. "Silahkan cari nama saya di situs pencarian!"
Dan dengan sedikit gemetar Kinan mengetik nama Langit Pradipa Mahesa seperti yang dia perintahkan, karena seingatnya nama itu juga adalah nama pemilik saham terbesar di Bank tempatnya bekerja.
Gadis berambut panjang itu begitu terkejut dengan kebenaran yang baru saja dia dapatkan itu, wajah sombongnya itu langsung berubah seketika dengan tatapan memelas dan memohon ampun.
"Maaf!" ucap Kinan dengan suara yang hanya bisa didengar olehnya sendiri. Dia begitu malu pada dirinya sendiri.
Ting!
Pintu lift berbunyi dan Langit segera meninggalkan gadis cantik yang tertunduk malu itu sendiri di dalam lift.
Satu jam berlalu, akhirnya dia sudah tidak lagi berniat menemui pria yang dijodohkan ibunya.
"Kinanti?" tanya seorang pria dengan kulit hitam manis menarik tangan kanannya, yang otomatis membuat tubuhnya berbalik dan menabrak dada pria yang memanggilnya.
"Siapa ya?"
"Aku Farel." Dan tersenyum manis ke arahnya.
"Maaf tadi aku ada masalah sedikit jadi telat datangnya, and pas aku mau nelpon kamu hp aku ilang," keluhnya.
"Aku juga tau, tadi temen kamu bilang katanya hp kamu ketinggalan di mobilnya, jadi tadi waktu aku nelpon kamu dia yang angkat."
Astaga kenapa gue ga kepikiran kalo hp gue ketinggalan di mobil ya?
"Jangan ganggu kekasih saya!" Terdengar suara seorang pria yang tak asing di telinga Kinanti. Kemudian dia menarik tangannya dan merangkul bahu Kinan yang masih lemas dengan fakta yang baru dia dengar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Vera Wilda
Saya hadir thor
2024-07-05
2
Ardiansyah Gg
lagi kangen sama cerita nya kak vie
2024-05-01
1
Yuli Ani
awal yg menegangkan,,,,
2024-04-02
0