Rencana Bara dan David

Akhir pekan ini Kinan dan Langit pergi ke rumah orang tua Langit, Sang Bunda terus merengek agar dia berkunjung ke rumahnya akhir pekan ini.

Walaupun sebenarnya Kinan sangat enggan untuk pergi kemanapun, dia biasanya mengisi libur akhir pekannya dengan tidur seharian di kamarnya.

"Cepatlah! Apa lagi yang kau lakukan!" Langit terlihat kesal melihat istrinya yang masih sibuk merias wajahnya di depan cermin.

"Sebentar Bodoh! Aku sedang melukis alisku. Kau hanya akan mengganggu konsentrasiku kalau kau terus mengomel!" Seperti biasa dia selalu membalas ucapan suaminya.

Setengah jam kemudian, Kinan sudah siap dengan pakaian santainya, dia hanya mengenakan kaos longgar berwarna putih dengan celana jins yang terlihat sedikit sobek di bagian pahanya.

"Apa yang kau kenakan itu? Aku takut orang-orang menyangka aku sedang berjalan dengan seorang gembel." Sindir Langit melihat kostum yang Kinan kenakan untuk pergi ke rumah orangtuanya. Walaupun dia tahu semua yang istrinya pakai adalah barang-barang bermerek.

"Cih, apa kau pernah melihat gembel dengan bentuk alis yang sangat sempurna ini?" Dia tidak peduli dengan omongan suaminya, dia mengambil tas selempang warna biru cerah yang senada dengan celana jins yang dia pakai.

Di dalam mobil lagi-lagi Kinan membuat Langit kesal, pasalnya dia memutar lagu boyband Korea dengan suara keras, sambil menggoyang-goyangkan badannya mengikuti irama.

Sepertinya kontrak dua tahun terlalu lama untukku. Sebaiknya aku akan mempercepat waktunya. Langit membatin.

🌷🌷

Kinan dan Langit sudah berada di rumah keluarga besar Langit. Ayahnya terlihat sedang menikmati jalan-jalan sorenya di sebuah taman yang berada di rumah besar itu ditemani Bunda yang setia mendampinginya sambil terus tersenyum walaupun menjadikan tubuhnya tumpuan untuk suaminya. Kinan yang melihat momen itu ikut tersenyum melihat kemesraan mereka.

"Kinan?" Sapa sang Bunda ketika melihat Kinan dan Langit di teras rumahnya.

"Iya Bunda. Aku sedang menikmati kemesraan kalian dari sini." Kinan tersenyum malu menjelaskan kepada wanita tua yang cantik itu.

"Kalian juga harus seperti ini Kin, harus saling menyayangi dalam keadaan apapun." Jawab sang Bunda menasehati menantunya.

Kinan hanya bisa tersenyum lirih.

Jika nanti dia ada di posisi Ayahnya seperti saat ini, aku lebih memilih untuk untuk menendang bokongnya daripada harus menuntunnya.

"Kau terlihat cantik hari ini sayang." Lanjutnya sambil memperhatikan pakaian yang dikenakan Kinan saat itu.

"Apanya yang cantik? Apa dia tidak punya pikiran untuk memilih pakaian yang cocok dia kenakan ketika mengunjungi rumah mertuanya?" Sanggah sang Nenek yang tiba-tiba muncul entah dari mana.

"Ini adalah pakaian yang biasa dipakai kaum milenial Nek, Cucu kesayanganmu yang memilihkannya untukku." Jawab Kinan sambil menyalami tangan keriput itu dibalas pelototan tajam dari Langit.

"Terima kasih sudah repot-repot untuk memperhatikan gaya berpakaianku Nek. Mulai sekarang aku akan jadi lebih sering meminta cucumu tersayang untuk memilihkan pakaian yang aku kenakan." Lanjutnya sambil memeluk mesra lengan kekar Langit yang sedang tersenyum miring seperti akan memakannya hidup-hidup.

"Bagaimana kondisimu Yah?" Sapa Kinan pada Ayah langit yang sudah ada dihadapannya.

"Jangan panggil aku Ayah! Panggil saja aku Papi seperti yang anak bod*h itu lakukan." Jawab sang Ayah yang terlihat selalu kesal bila berjumpa dengan Langit.

"Baik Papi. Mari aku bantu." Kemudian meraih tangan tua itu dan menggandeng mesra layaknya seorang anak perempuan yang sedang bermanja-manja dengan ayahnya.

"Mungkin aku sebaiknya tinggal disini untuk menemani mu mengobrol, mungkin akan banyak obrolan yang akan kita lakukan. Karena sepertinya kita terlihat serasi." Lanjutnya sambil melirik ke arah Langit yang menatapnya sinis.

Mereka melewatkan sore mereka dengan bersenda gurau, keceriaan kembali mewarnai kediaman keluarga Langit. Sudah lama mereka tidak pernah melewatkan akhir pekan mereka dengan sekedar mengobrol atau pun berkumpul bersama keluarga yang lain.

Kinan sedang membandingkan wajah suaminya dengan para anggota keluarga yang lain. Karena dia tidak melihat kemiripan antara suami dan yang lainnya. Bara lebih mirip dengan Bundanya, tubuhnya tinggi, berkulit putih dan memiliki wajah tampan tapi tak sedikitpun dia melihat kemiripan dengan Langit.

"Kita bermalam disini ya malam ini!" Pinta Kinan pada suaminya saat mereka tengah duduk di bangku taman.

"Tidak! Aku tau apa yang ada di otakmu!" Ucap Langit sambil mendorong kening istrinya.

"Kalau begitu aku akan tetap bermalam, kamu pergi saja dari rumah ini!" Ancam Kinan.

"Makin hari aku bisa gila karena tingkahmu. Sepertinya waktu yang ku berikan terlalu lama untuk kita." Ucap Langit.

Bara yang sedang bersembunyi di balik tiang rumah mereka sangat terkejut mendengarnya. Dia masih mencurigai pasangan pengantin baru itu. Pasti ada yang tidak beres diantara mereka, pikirnya selama ini.

Apa yang sebenarnya terjadi? Batin Bara.

"Baguslah! Aku jadi bisa cepat terbebas darimu." Kinan terlihat senang mendengar ucapan Langit.

"Aku jadi bisa cepat terbebas dari pen…" Sebelum Kinan menyelesaikan ucapannya, Langit tiba-tiba mencium bibirnya

Kinan yang terkejut dengan perlakuan Langit refleks mendorong dada bidang suaminya.

"Bara sedang menguping di balik tiang itu Bodoh!" Bisik Langit dan kembali mencium bibir Kinan.

Melihat kejadian itu, Bara segera pergi dia takut Kakaknya kembali mengejeknya, tapi pertanyaannya masih belum terjawab, mengapa Kakaknya selalu berkata kasar kepada istrinya.

Sepertinya aku harus menghubungi David. Akan kucari tahu hubungan mereka lewat dia.

Bara segera menghubungi kaki tangan Kakaknya dan memintanya untuk bertemu.

**

Kini Bara dan David sudah berada di sebuah Kafe.

"Katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi diantara Kakakku dan istrinya?" Ucap Bara langsung ke poinnya.

Dengan senang hati David menceritakan semuanya, dari awal pertama mereka bertemu hingga David memiliki ide untuk menjodohkan keduanya.

"Jadi aku meminta bantuan darimu untuk membuat mereka saling mencintai layaknya sepasang suami istri pada umumnya."

Tak lupa dia pun menceritakan kejadian mencekam yang mereka lakukan beberapa waktu hingga membuat dapur Langit layaknya medan pertempuran.

"Kedua orang itu memang benar-benar cocok. Aku akan senang hati membantumu David. Tapi dua orang itu sama-sama keras kepala, siapa yang lebih dulu kita gempur pertahanannya?"

"Sepertinya target kita yang pertama adalah Tuan, akan lebih mudah membuatnya jatuh cinta kepada Nona. Setelah itu dia sendiri yang akan menyusun strategi agar istrinya bisa jatuh ke pelukannya."

"Dan sepertinya kita akan kerepotan karena tingkah ajaib mereka."

Mereka berdua pun berkoalisi untuk menyusun strategi agar Langit bisa jatuh cinta kepada Kinan.

Terpopuler

Comments

Diana diana

Diana diana

bagussss

2024-02-02

1

Dewi Nurmalasari

Dewi Nurmalasari

modus aja bilang bos,, nagih y

2023-07-29

0

Siti Aminah

Siti Aminah

keren thoooor......aku suka karya mu ini

2023-06-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!