Pertempuran

Pagi menyingsing, Langit melihat Kinan masih meringkuk di sofa bed yang ada di kamarnya. Dia tahu bahwa semalam Kinan sulit tidur, berkali-kali dia terdengar menggerutu dan merutuki Langit.

Mulai hari ini akan kubuat kau jadi budakku seutuhnya. Langit tersenyum iblis.

"Mau sampai kapan kau tidur?" Langit menyibakkan selimut yang menutupi tubuh Kinan.

"Aku masih cuti. Untuk apa bangun pagi-pagi?" Jawabnya tanpa berusaha membuka matanya.

"Siapkan sarapan untuk Tuan mu. Ini hari pertama mu memulai tugasmu Nona!" Langit mengguncang-guncang tubuh Kinan dengan sebelah kakinya.

"Aku tidak bisa masak." Sahutnya lagi.

Karena kesal Langit menarik tangan Kinan, agar wanita cantik itu segera bangun. Akhirnya dengan terpaksa Kinan bangkit, tapi bukan ke dapur dia berpindah tempat ke ranjang mewah Langit.

Aku bisa gila….

Kenapa aku menyetujui ide bodoh untuk menikahi wanita gila ini.

Dengan berbagai cara akhirnya Langit bisa membuat Kinan bangun dari tidurnya. Dia menggiring istrinya ke dapur untuk memasak sesuatu untuk sarapan mereka.

"Aku hanya bisa memasak air, selain itu aku tidak bisa." Jawab Kinan yang bingung melihat peralatan masak di dapur Langit dengan desain modern dengan berbagai macam peralatan masak yang modern.

Langit mencibir, dia masih tidak percaya bahwa wanita yang dijadikan istrinya itu tidak bisa masak, itu pasti hanya alasannya saja. pikir Langit. "Wanita apa yang hanya bisa masak air? Apa kau masih bisa disebut wanita?"

Kesal mendengar ejekan suaminya, Kinan mengambil sebilah pisau yang terlihat sangat tajam dan mengarahkannya kepada Langit.

"Baiklah, karena kamu memaksa, aku akan memasak untukmu. Dan kamu harus janji untuk memakan apa yang aku masakan untukmu." Ancam Kinan.

Kinan mulai mengeluarkan bahan masakan seadanya dari kulkas, melihat ada ayam di dalam kulkas dia berniat membuat sup ayam.

Dengan khusyuk dia menonton tutorial cara membuat sup. Sebelumnya dia membuka situs pencarian untuk melihat bahan-bahan yang dibutuhkan.

Hanya sup, masa iya seorang Kinan ga bisa?

Walaupun terlihat sangat jijik dia membersihkan potongan-potongan ayam yang dia keluarkan dari kulkas.

"Langit!" 

"Hmmmm?" Jawabnya yang sedang memperhatikan Kinan dari kursi yang ada di dapur mewahnya.

"Apa aku harus mencucinya dengan sabun?" Pertanyaan bodoh untuk seorang kepala cabang sebuah bank swasta.

Langit begitu terkejut mendengar pertanyaan istrinya itu. Dia sekarang percaya bahwa wanita di hadapannya itu benar-benar tidak bisa memasak.

"Kenapa tidak sekalian kau bubuhi deterjen pada kuah supnya nanti!" Ucap Langit, mengejek.

Cih,,,apa sih susahnya menjawab 'tak usah!'?

Lagi-lagi Kinan kesulitan saat dia harus membersihkan kentang dan wortel, juga memotong sayuran yang lainnya.

Mengapa memasak itu rumit sekali? Apa tidak ada rumus untuk mempermudahnya?

"Hei Tuan Kreditur! Apa kamu tidak bisa sedikit membantu debiturmu ini?"

Dengan berat hati Langit membantu Kinan yang terlihat sangat kerepotan dalam mempersiapkan bahan masakan yang akan dia buat. Dia membantu membersihkan sayur, sedang Kinan sedang berusaha menghaluskan bumbu untuk supnya.

"Apa segini cukup?" Tanya Kinan sambil menggenggam biji merica di tangannya.

"Mana ku tahu. Bukankah kau sedang menonton tutorialnya?" Jawab Langit, yang memang benar tidak tahu ukuran bumbunya.

"Cih, ternyata kau juga sama bodohnya." Cibir Kinan.

Setelah menghaluskan segenggam lada untuk supnya, dia membantu Langit memotong wortel dan kentang. Semua yang dilakukan Kinan pagi itu adalah pengalaman pertama baginya. Memasak? Bahkan memikirkan untuk melakukan itu saja tidak pernah terlintas olehnya.

Untuk apa dia sibuk membuang waktunya untuk masak jika dirumahnya sudah ada beberapa orang pembantu untuk memasak dan mengerjakan tugas rumah tangga lainnya.

Begitupun Langit, ini kali pertama dia menginjakan kaki di dapur miliknya, karena biasanya dia hanya melintasinya hanya untuk sekedar mengambil minum ataupun buah-buahan dari dalam kulkas. Dia biasa memerintah David yang memang pandai di bidang apapun.

"Sebaiknya kau mulai memasak telur untuk teman makan kita, karena aku tak yakin dengan rasa sup yang kau buat ini." Ucap Langit, bergidik ngeri membayangkan rasa sup yang Kinan buat

"Atau jangan-jangan kau juga tidak bisa membuat telur goreng?" Langit menduga-duga setelah melihat raut wajah Kinan yang bingung.

Kinan tidak menjawab, dia meraih handphonenya yang ditempelkan di pintu kulkas, dan mencari tutorial cara memasak telur goreng. Setelah melihatnya dia dapat menyimpulkan bahwa itu adalah hal mudah, padahal ini adalah bencana yang sebentar lagi akan menimpa mereka.

Kinan mulai menyalakan kompor, menuang minyak goreng di wajan, dan setelah dia rasa minyaknya panas, dia mulai memecahkan telurnya, karena sulit akhirnya satu butir telur beserta kulitnya masuk ke dalam penggorengan.

"Langit tolong aku!" Pinta Kinan pada suaminya yang masih memotong wortel.

"Hiiiistt, kau benar-benar bodoh! Apa kau menyuruhku makan telur goreng dengan kulitnya?" Bentak Langit ketika melihat kelakuan istrinya.

"Sudah jangan banyak bicara, tolong bantu aku mengeluarkan dia dari wajan!" Rengek Kinan, dia terlihat panik ketika melihat asap yang mulai mengepul dari wajan.

Wajan semakin panas karena kedua orang cerdas itu lupa mematikan kompor, sehingga membuat wajan itu mengeluarkan banyak asap yang membuat mereka panik, bukannya mematikan kompornya dengan bodoh Kinan menyiram wajah berisi minyak itu dengan segelas air, dan pertempuran pun dimulai.

Minyak panas bercipratan kemana-mana, mereka segera berlari meninggalkan dapur yang kini sudah mengeluarkan suara bising dari cipratan minyak panas dan air.

Mereka berlari menuju ruang tengah, Langit sudah tidak peduli dengan kondisi dapurnya yang seperti medan pertempuran, bahkan dia lupa jika mereka sedang berpelukan di atas sofa ruang tengah.

Disaat yang bersamaan, David masuk ke apartemen Tuannya. Dia sangat terkejut dengan adegan intim yang Langit dan Kinan lakukan, karena saat itu posisi Kinan sedang memeluk erat kepala Langit diatas pangkuan suaminya, sedangkan Langit yang ketakutan membenamkan wajahnya di dada Kinan. Benar-benar pemandangan yang tak pantas David lihat pagi itu.

"Maaf, saya akan kembali nanti." Ucap David yang terlihat salah tingkah.

"JANGAN!" Langit dan Kinan kompak, tapi posisi mereka masih sama seperti tadi.

"Panggil pemadam kebakaran!" Ucap Langit tegas.

Setelah kurang lebih sepuluh menit David berhasil memulihkan kembali kondisi dapur Langit, dia sangat terkejut melihat dapur Tuannya yang porak poranda sehari setelah pasangan itu menempati apartemennya. Dilihatnya sebutir telur yang sudah pecah beserta kulitnya di dalam wajan, aroma sup yang sangat menyengat karena terlalu banyak merica yang kinan masukkan kedalamnya, potongan kentang dan wortel yang tidak beraturan bentuknya, dan juga cipratan minyak yang memenuhi dapur.

Aku memang tidak salah menjodohkan kalian. Kalian memang pasangan yang sangat cocok. Kalian pandai sekali membuatku harus bekerja keras di pagi hari.

*

"Dasar mesum!" Ucap Kinan sinis, saat dia menyadari posisi Langit yang membenamkan wajahnya di dadanya, bagaimana tidak kesal ketika menyadari musuhnya sedang membenamkan wajahnya tepat di dadanya.

"Mesum? Bukankah kau sendiri yang naik dipangkuanku? Jadi siapa yang salah? Bukankah kau sendiri yang menyodorkan dadamu padaku?" Balas Langit, dan ucapan Langit memang ada benarnya, sebab Kinanlah yang naik ke pangkuannya dan memeluk erat suaminya.

"Cih, alasan! Mulai kali ini aku akan memanggilmu Kreditur Mesum!" Kinan masih menyilangkan kedua tangannya di dada, tatapan tajam matanya masih dia tujukan kepada suaminya yang duduk bersila di sofa ruang tengah itu.

"Dan aku akan memanggilmu Debitur Bodoh!" Balas Langit.

Lagi-lagi David harus melihat perang mulut yang  mereka lakukan.

Apalagi ini?

Tanpa meminta izin tuannya David mengambil jasnya yang dia simpan di sofa yang Langit duduki dengan kasar, kemudian beranjak pergi.

"Mau kemana kau?" Bentak Langit, melihat perilaku David yang tidak seperti biasanya.

"Pergi! Silahkan kalian teruskan pertempuran kalian. Aku sudah menulis dan menempel nomor pemadam kebakaran, nomor polisi, dan nomor ambulans di depan kulkas." Ucap David santai.

"Beraninya kau meremehkan aku! Akan ku pecat kau!" Ancam Langit.

"Sebelum Anda memecat saya, saya akan lebih dulu mengajukan surat pengunduran diri saya." David balas mengancam, kemudian pergi meninggalkan keduanya yang masih bersitegang mempermasalahkan kebodohan mereka.

Terpopuler

Comments

Diana diana

Diana diana

ampuuuun . .

2024-02-01

1

Fatim Ummu Ayes

Fatim Ummu Ayes

si david kerennn👏👏👏👏

2023-08-29

0

RR.Novia

RR.Novia

🤣🤣🤣🤣

2023-07-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!