50 Milyar

Langit yang terkejut dengan tindakan b*doh Kinan seperti terpaku di kursinya, sedangkan Kinan membentur-benturkan kepalanya di meja kafe berbentuk bundar itu yang menyesali tindakannya.

Beberapa detik kemudian Langit yang menyadari kepergian Helen segera berlari mencari keberadaan Helen untuk menjelaskannya, tapi sayangnya dia tidak menemukan Helen, entah kemana dia pergi Langit tidak tahu. Yang jelas wanita itu sudah menghilang dari pandangannya.

Kinan merutuki tindakan b*dohnya, dia hanya bisa menyesali tindakannya beberapa menit yang lalu.

Langit kembali ke meja Kinan dan menarik tangan Kinan, kemudian membawanya lagi masuk ke dalam lift yang khusus dia gunakan. Di dalam lift Langit hanya bisa menahan kesal dan mencengkram pergelangan tangan Kinan dengan kuat, dia tidak mempedulikan bahwa Kinan merasa kesakitan oleh cengkramannya.

Mungkin jika tidak ingat dia perempuan Langit sudah menghajarnya habis-habisan, seperti yang biasa dia lakukan terhadap orang-orang yang mengkhianati dirinya.

Pintu lift berbunyi, tangan kekar Langit masih erat menggenggam tangan mungil milik Kinan, hingga membuat Kinan meringis kesakitan, tapi Langit tetap tidak mempedulikannya. Dia setengah menyeret gadis cantik bergaun putih itu. Dengan heelsnya yang lumayan tinggi dan runcing, Kinan jadi sedikit kesulitan mengimbangi langkah  kaki Langit yang lebar.

Brakk!!!

Pintu lebar dan kokoh itu terbuka hanya dengan sekali hentakan kakinya yang panjang, membuat David sang sekretaris pribadinya terkejut dengan kedatangan Langit yang tiba-tiba dengan menendang pintu ruangannya. Dia juga kembali terkejut melihat Langit menyeret seorang wanita cantik yang meringis kesakitan karena cengkraman tangan kekar Langit.

"Ada masalah apa?" Tanya David melihat wajah marah Langit.

"Dia masalahnya!" Jawab Langit dan menghempaskan tubuh elok Kinan ke sofa besar yang ada di ruangan itu.

'LANGIT PRADIPA MAHESA' Kinan melihat papan nama yang berada di atas meja dengan penuh dokumen itu.

Berarti ini ruangannya, apa yang akan dia lakukan kepadaku disini? Di ruangan luas yang sepertinya dibuat kedap suara ini? 

Walaupun aku dibunuh, pasti tak akan ada yang bisa mendengarnya.

Karena seingatnya hanya ruangan ini yang ada di lorong itu.

David hanya menaikkan alisnya, meminta penjelasan yang lebih kepada atasannya.

"Dia sudah menghancurkan rencana kita. Sekarang Pak Handoko tidak akan pernah lagi mau untuk berinvestasi kepada proyek yang sudah berbulan-bulan kita susun ini. Aku sudah susah payah mendekati anaknya dan hampir saja dia jatuh ke genggamanku, tapi wanita gila ini menghancurkannya begitu saja. Dia seenak jidatnya mengaku-ngaku kekasihku dan menciumku di depan putri Pak Handoko hingga membuatnya langsung angkat kaki seketika itu juga tanpa mau mendengarkan penjelasanku." Ucap Langit menjelaskan panjang lebar.

Kinan tak henti-hentinya menangis, dia sudah membayangkan hal buruk akan menimpanya sesaat lagi.

"Mengapa Anda membawanya kesini? Apa Anda mau menikahinya karena sudah mencuri ciuman berharga Anda?" Tanya David berusaha melucu.

"Bukankah membunuhnya akan lebih menarik dibandingkan menikahinya?" Jawab Langit, seolah membunuh seseorang adalah hal yang mudah baginya.

"Baiklah aku bisa menjelaskan semuanya. Ku mohon lepaskan aku, aku berjanji akan menemui Helen." Mohon Kinan dengan suara bergetar ketakutan.

Langit mendekatinya, dengan pandangan seperti hendak menerkam Kinan. Tiba-tiba terdengar nada dering Handphone Langit berbunyi, kemudian melihat nama yang tertera di handphone keluaran terbaru miliknya. Terlihat kecemasan di wajahnya saat menatap layar handphonenya.

"Masalah baru segera datang. Urus dia dengan baik!"

Langit pergi meninggalkan ruangan itu. Sekarang Kinan hanya berdua bersama David yang memiliki sorot mata yang tidak kalah menyeramkan dari Langit.

"Kamu bermain dengan orang yang salah Nona. Dia bisa melenyapkan mu dengan sekejap mata." Ancamnya sambil mendekati Kinan yang masih menangis di sofa.

"Siapkan pengacara mu. Besok kami akan menggugat mu dengan pasal pencemaran nama baik."

Kinan masih bergetar mendengar ancaman dari David, air matanya tak henti-hentinya mengalir, sambil mencerna apa yang David katakan barusan.

Jadi mereka tidak akan membunuhku?

cuma menuntutku?

"Kami akan menuntutmu sebanyak 10 milyar." Ucapnya penuh penekanan pada kata 10 milyar nya.

Kinan menelan ludah ketika mendengar angka fantastis itu. Ini sama saja kalian membunuhkua secara perlahan.

  

********

"Iya Nek?"

"Apa yang ada di otakmu anak bod*h? Bisa-bisanya kau berciuman ditempat umum? Jika memang kau tidak menyetujui perjodohan yang aku buat, kenapa kau tidak membawa kekasih mu dan mengenalkannya kepadaku?" Suara tua itu meninggi

"Ini tidak seperti yang nenek bayangkan. Ini semata-mata hanya kesalahpahaman Nek."

"Aku tidak bisa menerima segala alasanmu! Kau lupa kau ini siapa? HAH?"

"Maafkan aku Nek, aku pastikan tidak akan ada berita mengenai hal ini Nek!"

"Foto konyol mu saja sudah ada ditanganku. Dan pastinya para pesaing mu pun sudah mendapatkannya. Dasar bodoh! Bawa wanita itu ke rumah ini besok!"

"Tapi Nek dia—"

"Bawa wanita itu, atau siapkan dirimu untuk turun dari jabatan mu dalam waktu dekat." Sambungan telepon pun diputus.

Langit kembali ke ruangannya sambil memijat pelipisnya, berusaha menghilangkan kepenatannya saat itu.

Hanya gara-gara foto ciuman dari gadis gila itu bisa menjatuhkan dirinya dari jabatannya. Benar-benar gila.

Kinan menelan ludah ketika mendengar angka fantastis itu

Uang tabunganku pun masih jauh dari angka itu? Apa aku harus menjual mobil kebanggaanku?

Tas, sepatu dan barang-barang branded ku pun jika ikut kujual masih belum bisa menyentuh setengah dari angka itu. 

Kinan bergumam sambil menghitung barang-barang miliknya yang bisa dijadikan uang. Disaat yang bersamaan Langit kembali ke ruangannya.

"10 milyar masih belum cukup untuk membayar apa yang telah kau perbuat kepadaku. Tuntut dia sebanyak 50 milyar!"

Mendengar jumlahnya dinaikkan lima kali lipat, tubuh Kinan serasa mencair. 

Dia yang tadinya sudah akan pergi dari tempat itu kembali menjatuhkan dirinya ke sofa.

"Kenapa aku harus membayar sebanyak itu hanya untuk sebuah ciuman? Tidak itu lebih tepatnya hanya sebuah kecupan kecil. Bahkan aku saja tidak menikmatinya." Kinan memberanikan diri untuk protes.

Ucapan Kinan itu membuat Langit dan David terkejut, karena baru pertama kalinya mereka melihat wanita yang kelihatannya tidak tertarik terhadap seorang Langit.

"Aku bukan hanya pemilik hotel ini, tapi aku juga pemilik banyak perusahaan termasuk Bank tempat kau bekerja." Jawab Langit angkuh ketika melihat kartu nama yang Kinan berikan kepada David beberapa menit yang lalu.

Suara nada dering Handphone Kinan menggema memenuhi kamar tidurnya yang cukup luas untuk ukuran kamar tidur pada umumnya.

"Siapa sih yang nelpon pagi-pagi begini?" Kinan menggerutu sambil mengangkat panggilan telepon dari nomor yang tidak ia kenal

"Halo?" Sapanya dengan suara serak, khas bangun tidur.

"Kamu sudah siapkan uang yang 50 milyar itu nona?" Terdengar suara laki-laki di seberang sana.

Kinan langsung membulatkan matanya, dia segera bangkit dari tidurnya dan melihat kembali nomor si penelpon.

"Sepertinya uangmu sangat banyak, hingga masih bisa menikmati tidurmu di akhir pekan ini." Lanjut Langit yang sepertinya tahu bahwa Kinan masih tidur ketika ia meneleponnya.

"Halo, ini siapa ya?" Kinan pura-pura pilon.

"Kau jelas-jelas tau siapa saya Nona. Mari kita bertemu untuk membahas masalah kita!"

"Hari ini aku ga bisa, aku harus menghadiri pesta pernikahan saudara sepupuku." Elaknya dan itu memang benar.

"Ok, kalo begitu, satu jam lagi saya akan mendatangi langsung rumahmu. Nona Kinanti Bintang Prasetya." Dengan nada mengancam dia menutup teleponnya.

Sebuah pesan masuk ke aplikasi WhatsApp-nya.

"Tunggu saya di rumah atau kita ketemu di luar?" Sebuah pesan dari Langit yang membuat Kinan merinding ketakutan.

"Baiklah, kita ketemu ditempatkan yang kamu tentukan. Tapi aku harus menghadiri pesta pernikahan sepupuku dulu. Jika kamu tidak keberatan kita bertemu sekitar jam makan siang. Bagaimana?" Kinan membalasnya dengan cepat.

Di gedung yang penuh dengan para tamu undangan, Kinan terlihat begitu gelisah, berkali-kali dia melirik jam tangan kecil yang dikelilingi berlian kecil di setiap sudutnya.

"Kenapa lu Dek? Kesel ya ngehadirin pesta kawinan orang mulu?" Ejek Bagas, kakak Kinanti.

"Kak, bisa tolong pinjemin gue duit ga?" Kata Kinan dengan wajah serius.

"Buat apa?" Tanya Bagas, dia begitu terkejut dengan apa yang didengarnya barusan. Karena seumur-umur baru kali ini adik semata wayangnya meminta pinjaman uang kepadanya.

Tapi Kinan bingung untuk menjelaskan mengapa dia membutuhkan pinjaman uang tersebut.

"Elu kenal siapa Langit Pradipa Mahesa?"

"Presdir muda itu? Lu ada hubungan apa sama dia?" Tanya Bagas sambil tersenyum ke arah Kinan.

"Jangan pikir macem-macem! Pokoknya kalo sampe lu nemuin mayat gue. Lu tinggal laporin dia aja ke polisi!" 

Kini dia mulai berpikir untuk menerima tawaran menikah dari atasannya yang juga seorang pria tua pemilik tambang batubara, yang sudah puluhan kali berusaha untuk menjadikan kinan istri yang entah keberapa.

Mungkin ini takdir yang harus aku lalui. Jadi istri muda gorila coklat,,,😭😭😭

Tinggalkan jejakmu reader..🙏

Terpopuler

Comments

Nindhi Pratiwi

Nindhi Pratiwi

/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/ gorila coklat..botak buncit gk tuh🤭

2024-04-17

0

Diana diana

Diana diana

hahahaha . .

2024-02-01

1

Fatim Ummu Ayes

Fatim Ummu Ayes

tenang kin... jadi istfix bang langit aja. sogok author biat jalannya dimudahin😁😁😁

2023-08-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!