Semakin Rumit

Kinan berjalan menuju sebuah restoran tempat dia dan Langit akan bertemu. Tanpa kembali ke rumah untuk berganti kostum. Dengan balutan kebaya dan masih melekat di tubuhnya dia langsung menjadi pusat perhatian para pengunjung restoran itu.

Mereka baru liat cewek cantik pake kebaya apa? Pikir Kinan. 

Karena para pengunjung melihatnya secara langsung seperti sedang menghakimi Kinan.

Ada apa sih? Risih banget sih diliatin gini.

Kali ini Kinan melihat penampilannya di cermin yang berada di sudut restoran itu.

Penampilan gue oke oke aja. Cantik malahan.

Pandangannya langsung berkeliling mencari keberadaan Langit, dan kemudian melihat seorang pria dengan balutan pakaian kasual yang semakin membuatnya terlihat keren.

"Maaf lama nunggu. Aku harus menghadiri pernikahan sepupuku dulu." Sapa Kinan, kemudian duduk berseberangan.

Langit begitu terkejut dengan penampilan Kinan yang anggun dengan balutan kebaya warna pink peach yang melekat erat di tubuhnya, serta rok batik di atas lutut yang senada dengan kebaya yang dia kenakan.

"Ehem!" Langit mengusir rasa canggungnya, karena bagaimanapun dia lah wanita yang sudah membuat kekacauan pada diri dan perusahaannya.

"Bisa kita pindah tempat? Aku mulai ga nyaman jadi pusat perhatian." Pinta Kinan, karena semua mata pengunjung masih saja memperhatikannya dan kini mulai berbisik ke arah mereka.

"Tidak usah dipedulikan, saya hanya ingin memastikan bahwa kamu tidak akan kabur dari kota ini. Dan saya minta kamu bisa menjelaskan kepada keluarga saya tentang tindakan bodohmu kepada saya. Setelah itu kau datangi Helena dan jelaskan pula padanya apa yang terjadi. Karena dia satu-satunya orang yang bisa memuluskan rencana ku." Lanjutnya.

Terdengar dering Handphone Kinan dan Langit berbarengan, dan membuat mereka terkejut dengan kejadian itu.

"Halo?"

"Halo?" 

Sapa mereka serempak kepada orang di seberang telpon. Dan membuat Langit mengangkat sebelah sudut bibirnya ke arah Kinan. Sinis.

"Ada apa?" Tanya Langit pada David yang menjadi lawan bicaranya.

"Apa?"

"Apa?"

Mereka kembali melontarkan pertanyaan yang sama secara serempak pada lawan bicaranya. Dan mematikan sambungan telepon mereka, kemudian membuka akun gosip di handphone mereka masing-masing.

Kinan begitu terkejut melihat berita yang ada disalah satu akun gosip itu, dan mereka pun saling berpandangan seolah tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.

'AKHIRNYA SANG MILIARDER TERCIDUK BERCIUMAN DENGAN SEORANG WANITA'

'SIAPA WANITA BERUNTUNG YANG MENDAPATKAN HATI SEORANG LANGIT?'

'KELAKUAN PRESDIR MUDA INI AKAN MEMBUAT PARA WANITA PATAH HATI'

'INILAH SEORANG WANITA  YANG BISA MENAKLUKKAN HATI LANGIT'

'WANITA YANG MAMPU MENGGAPAI LANGIT'

Banyak judul lain yang tertera di berbagai akun gosip tanah air dan itu menjadi jawaban kenapa mereka menjadi pusat perhatian di restoran saat itu.

Langit yang bingung langsung meraih tangan Kinan dan menuntunnya keluar dari restoran. Tapi tanpa mereka tahu seorang wanita setengah baya mengikuti mereka yang saat itu berjalan dengan cepat.

"Langit berhenti!" Kata wanita yang masih terlihat cantik di umurnya yang mendekati 60 an.

Seketika Langit membalikan tubuhnya.

"Bunda?"

"Jadi gosip yang beredar itu benar-benar nyata? Bunda kira itu cuma gosip murahan seperti biasa." Ucap sang Bunda dengan nada menyindir anak sulungnya.

"Aku bisa jelasin Bun. Tapi untuk saat ini aku masih ada perlu sama dia." Jawab Langit yang masih menggenggam erat tangan Kinan.

"Kamu Mbak Kinan itu kan? Yang bulan lalu membantu saya memperbaiki kartu kredit saya? Ingat tidak?" Tanya wanita tua itu memastikan.

Kinan yang sedari tadi hanya tertunduk, kemudian memberanikan diri untuk menatap wanita yang sepertinya adalah Ibu dari pria menyebalkan itu.

"Iya." Jawab Kinan singkat, tapi dia tidak ingat dengan wajah orang yang ada di depannya ini, maklum lah nasabah Bank kan bukan hanya satu dua orang, dia bisa menemui puluhan nasabah dengan keluhan yang sama tiap harinya.

"Wah, kamu ga salah pilih calon istri sayang, dia itu gadis yang sangat baik dan sopan." Lanjutnya memuji Kinan yang masih tertunduk malu.

Jika Bunda tau wanita ini lah yang sudah membuat investor ku pergi. Dia pasti sudah menjambak rambutnya.

"Bun, kami permisi dulu. Nanti aku ceritain semuanya di rumah!" Potong Langit yang masih menggenggam erat tawanannya.

"Bunda pinjem pacar kamu sebentar ya, mau Bunda pamerin sama temen-temen arisan Bunda. Ya please." Dengan nada memohon, kemudian mengambil alih tangan Kinan dari Langit.

Kinan melirik ke arah Langit yang mengikutinya di belakang, seperti meminta penjelasan kepada Langit.

"Maaf ya Jeng, aku telat datangnya, ngobrol sama calon mantu dulu tadi di depan ga sengaja nemuin mereka lagi pacaran." Ucapnya sambil tersenyum ke arah Langit dan Kinanti yang menjadi objek.

"Panjang umur ya, barusan kita lagi ngebahas gosip yang beredar di media online yang jadi trending topik hari ini. Kita kira itu cuma gosip murahan, ternyata fakta ya!" Jawab salah seorang wanita yang umurnya tidak jauh beda dengan Bundanya Langit.

"Cantik ya!"

"Kalian pasangan serasi."

"Pasti anaknya cantik-cantik dan ganteng-ganteng kelak."

"Beruntungnya Langit punya pacar secantik ini."

"Pantes aja kamu belum nikah sampe sekarang, jadi kamu lagi nungguin bidadari ini?"

Kata-kata pujian terus mengalir dari mulut para ibu-ibu sosialita yang berjumlah sekitar 15 sampai 20 orang itu.

Langit hanya bisa tersenyum menimpali ocehan-ocehan teman-teman Bundanya itu, sedangkan Bundanya begitu senang dan bangga memperkenalkan Kinan kepada teman-temannya sebagai calon menantu.

"Nama kamu siapa cantik?" Tanya salah seorang wanita yang berperawakan sedikit gemuk.

"Kinanti." Jawab Kinan sambil tersenyum manis kepada mereka.

"Bun, kami permisi dulu. Kami masih ada urusan." Langit  akhirnya memberanikan diri pamit kepada Bundanya. Yang dibalas dengan pelototan oleh sang Bunda, karena mengganggu acara pamer calon mantunya.

Kenapa ceritanya jadi semakin rumit sih?

Batin mereka.

Kinanti merasa semakin terancam hidupnya, beberapa kali dia melihat langit membenturkan kepalanya ke setir mobilnya.

"David, datang ke Apartemenku sekarang!"

Apa aku mau dibawa ke apartemennya? Apa dia berniat akan mengeksekusiku disana? Batin Kinan.

Tapi tak ada kata-kata yang bisa meluncur keluar dari mulutnya, mobil sport hitam itu membelah jalanan ibukota dengan kecepatan penuh membuat Kinan semakin ketakutan.

Sekitar tiga puluh menit, mobil mewah itu sudah terparkir di basement sebuah apartemen mewah.

Langit segera membukakan pintu mobilnya untuk Kinan dan menarik tangannya dengan kasar. Terlihat seorang satpam yang terkejut melihat kejadian itu, tapi tak ada yang bisa diperbuat, dengan senyum yang dipaksakan dia menyapa Langit dan sedikit menundukkan kepalanya ketika Langit melewatinya dan menatap ke arah Kinan yang seperti memohon bantuannya.

Dengan menekan beberapa digit angka kode pin, pintu apartemen mewah itu terbuka. Seperti David sudah datang lebih awal, karena terlihat lampu apartemen itu sudah menyala.

Langit sedikit menyeret Kinan masuk, karena dia berusaha bertahan di depan pintu, dan itu membuatnya hampir terjatuh dan otomatis mencengkram lengan kekar Langit, seperti sedang bergandeng tangan.

Kenapa mereka terlihat begitu serasi? Batin David ketika melihat momen beberapa detik itu.

Langit menghempaskan tubuh Kinan ke sofa ratusan juta miliknya, walaupun tidak merasakan sakit tapi kinan seperti sedang dihempaskan ke sebuah jurang dengan bebatuan di dalamnya.

"Aku mohon jangan bunuh aku!" Suara Kinan Lirih.

"Membunuhmu akan membuatmu terlepas dari masalah ini. Jika kau memintaku membunuh mu pun aku tak akan sudi melakukannya." Jawab Langit dengan tatapan yang seolah jijik melihat gadis cantik berbalut kebaya itu.

"Tuan saya sudah mengerahkan anak buah kita untuk mengurus akun-akun gosip yang memberitakan Anda." Ucap David ketika melihat kemarahan di wajah Tuannya.

"Percuma, semua orang sudah membaca berita konyol itu."

Kinan hanya duduk di sudut kursi sambil mendengarkan perdebatan antara Langit dan sekretarisnya.

"Bukankah lebih baik memperkenalkan dia sebagai istrimu?"

"Kekonyolan apa lagi ini?" Bentak Langit.

"Maksud saya, bukankah lebih mudah menjadikan sebagai budakmu daripada kau harus terikat hubungan suami-isteri dengan nona muda kaya raya pilihan Nenek Tuan?"

Langit mulai berfikir dan menimbang-nimbang tawaran David.

"Jika dia menjadi istrimu kau akan mudah memperbudaknya daripada nanti kau yang akan dijadikan budak Nona muda itu."

Terlihat senyuman iblis diwajah Langit ketika menatap wajah cantik Kinan yang membuat Kinan merinding.

Terpopuler

Comments

Diana diana

Diana diana

ruweut . .

2024-02-01

0

Diana diana

Diana diana

hahahahaha . .

2023-07-28

0

Heryana Hutabarat

Heryana Hutabarat

lumayan

2023-05-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!