Hari berlalu dengan cepat, semua persiapan pernikahan Karsiti sudah selesai, hari yang ditunggu-tunggu juragan Suripto telah tiba, mereka menggelar acara pernikahan di gedung mewah yang ada di kota, nampak Larasati mendampingi ibu nya, banyak tamu dari kalangan bisnis juragan Suripto, beberapa dari mereka mengenal Karsiti sebagai janda nya juragan Darman, mereka tidak menyangka jika Karsiti akan melanjutkan hidupnya secepat itu, Larasati yang mendengar ucapan para tamu itu, mengatakan pada mereka, jika ibu nya berhak bahagia dan memiliki pendamping hidup, tapi para tamu itu justru memandang Larasati dengan tatapan sinis, mereka semua tau jika Larasati sudah dinodai dan ditinggalkan calon suaminya, nampak Larasati mendengar ucapan mereka, hatinya bagaikan tersayat pilu, dia menangis dan berjalan pergi meninggalkan gedung itu, Larasati berjalan gontai tak tentu arah, sampai akhirnya dia berhenti mendadak, karena melihat sepasang kekasih yang sedang bermesraan di depan sana.
Bukankah itu... Kenapa aku harus melihatnya disini, gumam Larasati pada dirinya sendiri.
Dan tidak berselang lama nampak seorang perempuan paruh baya menghampiri sepasang kekasih itu, dia adalah Lasmini yang baru saja keluar dari toko kain.
"Le ayo kita pulang sekarang, ibu sudah selesai berbelanja." tukas Lasmini dengan menenteng belanjaan nya.
Nampak seorang gadis membantu Lasmini membawa belaanjaan nya, rupanya sepasang kekasih yang dilihat Larasati adalah Adinata dan juga Susanti, gadis yang dijodohkan Lasmini dengan anaknya.
Terlihat Lasmini menghentikan langkahnya, karena dia melihat Larasati di depan sana, kemudian Larasati tetap melanjutkan langkahnya, dia menundukan kepalanya seraya mengucapkan salam pada Lasmini, nampak Adinata hanya terdiam tanpa memandang Larasati sama sekali.
"Aku mendengar jika hari ini ibumu menikah lagi, lalu kenapa kau berkeliaran di jalan seperti ini." seru Lasmini dengan tatapan sinis.
"Saya sedang ada perlu bu, permisi saya buru-buru." sahut Larasati tanpa membalikan tubuhnya.
Terlihat Adinata hanya diam membisu tanpa memandang Larasati, itu membuat Lasmini tersenyum puas, karena dia berhasil membuat anaknya melupakan cintanya pada Larasati.
Hati Larasati semakin pilu karena perlakuan Adinata yang nampak acuh padanya, lalu dia memutuskan untuk segera kembali ke rumahnya, Larasati sudah tidak sanggup menampakan batang hidungnya dihadapan para tamu undangan itu, sesampainya di rumah Larasati merebahkan tubuhnya di ranjang, air mata tidak henti mengalir dari kedua matanya, untuk sejenak Larasati memejamkan kedua matanya, dan didalam mimpi nya Larasati bertemu dengan sosok simbah Gayatri.
"Nduk cah ayu apakah kau sudah siap meminjamkan ragamu, bulan purnama akan tiba malam ini, kau harus melakukan ritual di tengah hutan Larangan, siapkanlah sesajen dan juga kenakan kain yang pernah ku berikan padamu, didalam kain itu ada bacaan mantra yang harus kau ucapkan, untuk memanggil Kanjeng ratu ageng sedo, setelah dia datang dan memasuki ragamu, kau harus berbagi kehidupan dengan nya, karena itu artinya kau sudah merelakan tubuhmu untuk menjadi tempat bersemayamnya Kanjeng ratu ageng sedo, setelah dia mendapatkan keinginan nya untuk bersetubuh dengan lelaki perjaka, dia akan mengabulkan permintaanmu, untuk membalaskan dendammu, kemudian dia akan kembali ke alam nya, dan meninggalkan ragamu tapi tenanglah, karena kesaktian nya akan bersemayam di dalam ragamu, meski tidak sepenuhnya kau akan bisa menggunakan kesaktian nya, untuk melindungi dirimu dari siapa pun, yang berniat jahat padamu." jelas simbah Gayatri didalam mimpi.
"Baiklah mbah aku akan melakukan ritual pemanggilan, terima kasih sudah datang mengingatkanku." ucap Larasati dengan menyunggingkan senyumnya.
"Percayalah nduk kau akan menemukaan semua manusia jahat itu, karena sesungguhnya mereka tidak berada jauh darimu." tukas simbah Gayatri seraya melesat pergi.
Nampak Larasati tercekat mendengar ucapan perempuan tua itu, dia ingin tau lebih banyak lagi tapi simbah Gayatri sudah menghilang entah kemana.
Tidak lama setelah itu Larasati terbangun dari tidurnya, terdengar nafasnya tersengal-sengal dengan peluh yang membasahi keningnya, dia menolehkan kepalanya ke jendela kamarnya, nampak bulan purnama akan segera muncul, kemudian Larasati bergegas bangkit dari ranjangnya, dia teringat pesan simbah Gayatri tentang kain pemberian nya, gadis itu membuka lemari pakaian nya, di ambil nya sehelai kain yang ada didalam kantong celananya, ketika dia membuka lembaran kain kecil itu, mendadak sehelai kain itu berubah menjadi jubah dengan penutup kepala berwarna merah, di atasnya ada selembar daun kering dengan tulisan mantra di atas nya.
Bagaimana bisa tulisan ini ditulis di atas daun yang kering ini, dan daun ini tidak mudah koyak, batin Larasati didalam hatinya.
Setelah itu Larasati mengenakan jubah berwarna merah, dengan tudung kepala yang menutupi wajah cantiknya, terlihat dia membawa sebuah lentera ditangan nya, lalu Larasati berjalan mengendap pergi dari rumahnya, nampak gadis itu melangkahkan kaki nya tergesa-gesa, dia berjalan ditengah rintikan hujan, hanya lentera yang ada ditangan nya, yang menjadi penerang jalan nya ke dalam hutan Larangan, untuk sesaat Larasati berhenti di depan pondok tua, gadis itu membeli berbagai sesajen yang dijual seorang nenek tua, ada sebuah pertanyaan yang mengganjal didalam hatinya, kenapa ada seseorang yang menjual bahan-bahan klenik di pinggiran hutan pada jam-jam seperti ini, tapi Larasati tidak menghiraukan nya, dan bergegas membeli semua yang dibutuhkan nya, namun ketika Larasati ingin membaayar nya, tiba-tiba nenek tua itu menghilang beserta gubuknya.
Kemana nenek tua itu pergi, apakah dia juga makhluk halus yang mengetahui tujuan kedatanganku, batin Larasati seraya melangkahkan kaki nya kembali.
Bulan purnama malam itu diiringi dengan rintikan hujan, tidak seperti biasanya, meskipun gerimis disana bulan purnama di atas langit itu sangat jelas menerangi jalan setapak yang dilewati Larasati.
Sementara itu Karsiti bersama juragan Suripto, yang baru saja menyelesaikan pesta pernikahan nya, kembali ke rumah dan mencari keberadaan Larasati, nampak Karsiti sangat mencemaskan anak perempuan nya, dia terisak dipelukan juragan Suripto, nampak Karsiti mengatakan jika Larasati tidak pernah pergi tanpa berpamitan.
"Kemana Laras pergi mas, apakah dia tidak suka dengan pernikahan kita, dia pergi ditengah-tengah acara, sebelumnya dia tidak pernah bersikap seperti ini, aku takut jika terjadi hal-hal yang buruk padanya huhuhu." seru Karsiti berderai air mata.
Sialan kemana perempuan itu pergi, jangan-jangan dia menemui kekasihnya itu, kurang ajar aku harus segera menemukan nya, dan membawanya pulang, aku tidak mau kehilangan nya, batin juragan Suripto dengan membulatkan kedua matanya.
"Kau tenang saja Karsiti, sekarang kau sudah resmi menjadi istriku, itu artinya Larasati juga menjadi anakku, aku akan meminta anak buahku untuk mencarinya kemanapun." tegas juragan Suripto dengan mengkerutkan keningnya.
Kemudian juragan Suripto menghubungi anak buahnya, dan meminta mereka untuk mencari dimana keberadaan Larasati.
"Pergi dan bawa pulang Larasati ke rumah ini, aku tidak mau tau kalian harus menemukan keberadaan nya secepatnya." pekik juragan Suripto melalui ponselnya.
Sementara itu Karsiti bertanya pada pembantu nya yang ada di rumah, tapi tidak ada seorang pun yang mengetahui kepergiaan anak juragan nya itu.
"Kami hanya melihat mbak Larasati pulang, dan masuk ke dalam kamarnya, setelah itu kami tidak melihatnya keluar dari dalam kamarnya." jelas kedua pembantu yang ada di dalam rumah itu.
*
*
...Terus dukung karya ku kak, dengan memberikan Vote atau hadiahnya, jangan lupa tekan tombol like dan favoritnya, terima kasih 😉...
...Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Fatimah Afath
aduh
2022-03-10
0
Naninartini Nartini
bagus ceritanya tp mengapa gk dilanjutkan
2021-09-25
0
Liani.
dikit amat sih thor 😪😪😢yg bnyk dong 😁lgi seru 2 baca malah hbis 😭
2021-09-24
0