Dendam Perempuan Berjubah Merah
Pagi itu Larasati masih terlelap didalam mimpi nya, karena kekasih nya yang merantau di negeri tetangga, akan segera pulang untuk melamar nya, nampak Larasati bermimpi jika kekasihnya itu sudah datang ke rumah nya, Adhinata ismawan adalah lelaki tampan rupawan, yang berpendidikan tinggi dan juga berbudi luhur, banyak gadis di desa itu yang tertarik dengan lelaki itu, tapi hati Adinata sudah jatuh pada sosok Larasati yang juga seorang kembang desa disana.
"Nduk bangunlah sudah pagi lho ini." seru ibu nya seraya berjalan ke kamar Larasati.
Karsiti sudirotedjo adalah istri seorang juragan tanah yang kaya raya, suami nya Darman sudirotedjo yang terlahir dari keluarga berada, sudah hidup berkecukupan semenjak dia kecil, dan kini kekayaan nya masih bisa dinikmati bersama istri dan anak tunggal nya Larasati ayu anindita.
Meskipun terlahir dari keluarga yang berada, Larasati adalah gadis yang santun, dan tidak pernah memamerkan kekayaan nya pada semua orang, kini ibu nya sudah berdiri dengan berkacak pinggang di depan tempat tidur nya.
"Nduk cah ayu mau bangun jam berapa, bukankah kau harus membantu ayahmu, ayo lekaslah bangun." seru Karsiti seraya menggoncang-goncangkan tubuh anak gadis nya itu.
Kemudian Larasati terbangun dan membuka kedua mata nya, ditatap nya wajah perempuan paruh baya yang ada dihadapan nya.
Cuups...
Larasati mengecup pipi ibu nya, nampak Karsiti mencubit lembut wajah anak gadis nya, dan meminta nya untuk segera mandi.
"Kau ini sudah gadis tapi masih manja saja sama ibu, cepatlah mandi nduk, ayahmu sudah terlambat untuk bertemu dengan pemborong." tukas Karsiti seraya berjalan meninggalkan Laras yang masih mengucek kedua mata nya.
Ah ibu membangunkan ku disaat yang tidak tepat, padahal kan mas Adhi baru saja akan memelukku didalam mimpi, gumam Laras dengan senyum manis nya.
Setelah itu Laras bersiap mandi dan merapikan dirinya, nampak ayah nya sudah siap di dalam mobil menunggu dirinya, pagi itu Larasati harus menemani ayahnya bertemu dengan pemborong tanah, karena urusan surat menyurat dan juga jual beli, sudah diserahkan pada Laras sebagai penerusnya kelak.
Disebuah gedung perkantoran Darman berpas-pasan dengan pesaing nya bisnis nya, ternyata Suripto mangkusudibyo datang ke tempat itu, dengan tujuan yang sama untuk menawarkan lahan tanah yang dimiliki nya, terlihat suasana di gedung itu tidak terlalu ramai, hanya ada beberapa tamu penting yang datang kesana, nampak ketegangan terasa disaat kedua juragan tanah itu, menawarkan lahan nya pada pemborong, pemborong itu masih bimbang belum dapat memberikan keputusan nya.
"Sepertinya saya membutuhkan waktu, untuk menentukan pilihan." ucap pemborong itu.
Terlihat Darman dan juga Suripto saling melemparkan senyum, kedua nya terlihat baik-baik saja didepan semua orang, tapi mereka sama-sama tau jika mereka sedang dalam persaingan bisnis.
"Ayah jika pemborong itu masih membutuhkan waktu, lebih baik kita lekas kembali saja ke rumah, karena masih banyak persiapan yang harus kita selesaikan di rumah." tukas Larasati seraya bangkit dari duduk nya.
Nampak kedua mata juragan Suripto memandang lekuk tubuh molek Larasati tanpa berkedip, padahal Larasati lebih pantas menjadi anak nya, karena menurut desas-desus yang beredar di desa Karang balung, juragan Suripto masih melajang karena sakit hati ditinggal kekasih nya menikah dengan lelaki lain, dan sampai saat itu juragan Suripto memilih hidup sendiri, tanpa membangun rumah tangga dengan perempuan lain nya, dan masih menjadi misteri siapa perempuan yang telah mencampakan juragan tanah tersebut.
Dasar tua bangka kurang ajar sekali kau melihatku seperti itu, batin Larasati kesal didalam hati nya.
Setelah itu Larasati melangkahkan kaki nya, keluar dari ruangan itu, tapi tiba-tiba Suripto menghentikan langkah Darman, dan berbicara empat mata dengan nya, entah apa yang kedua nya bicarakan, tapi ada sedikit beda pendapat diantara mereka, sampai akhirnya Darman memilih berpamitan terlebih dulu pada Suripto.
"Aku harus pulang sekarang juga, mungkin lain kali saja kita lanjutkan pembicaraan ini." cetus Darman seraya melangkahkan kaki nya.
Nampak Suripto mendengus kesal dengan perlakuan Darman, lelaki iti mengepalkan kedua tangan nya, seraya mengatakan pada dirinya sendiri, jika dia akan membuat perhitungan, lalu ajudan Suripto menghampiri juragan nya, dan menanyakan apa yang bisa dia lakukan untuk juragan nya tersebut.
"Kau pantau saja mereka, dan tunggu perintah dariku." jelas juragan Suripto pada ajudan nya.
Setelah itu juragan Suripto meminta kedua ajudan nya, untuk membuntuti juragan Darman sampai ke rumah nya, karena dia ingin tau siapa saja yang ada di rumah pesaing bisnis nya itu, sementara dirinya pergi ke sebuah tempat hiburan yang biasa dikunjungi nya, nampak berderet perempuan-perempuan memakai pakaian minim, tengah berdiri menyapa para tamu yang baru saja datang.
Juragan Suripto yang terkenal royal pada para perempuan disana, seketika menjadi rebutan para gadis penghibur itu.
"Sudahlah kalian tidak perlu berebut untuk menemaniku, karena aku akan memberikan kalian uang." ucap juragan Suripto seraya menghamburkan satu gepok uang berwarna merah.
Sedangkan Larasati yang sedang mengemudikan mobil nya, nampak sering menoleh ke arah belakang, karena dia merasa ada yang sedang mengikuti mobil nya.
"Ayah sepertinya ada yang sedang menguntit kita deh." seru Larasati dengan mengkerutkan kening nya.
"Mana to nduk, lha wong tidak ada siapa-siapa kok, itu hanya perasaanmu saja, lebih baik sebelum pulang ke rumah kita mampir ke toko kain yang ada di depan pasar sana ya nduk." ujar Darman pada anak gadis nya.
"Memang nya ayah mau beli apa?." tanya Larasati setengah melirik ke kaca spion mobil nya.
"Ibu mu mau membuat sarimbit nduk, padahal acara tinggal seminggu lagi to." jawab Darman seraya mengusap peluh dikening nya.
Kemudian Larasati menghentikan laju mobil nya, di depan toko kain yang menjadi langganan keluarga nya, nampak Larasati memperhatikan keluar toko itu, dan sesuai kecurigaan nya, ada sebuah sepeda motor yang berhenti tidak jauh dari mobil nya di parkir.
Sebenarnya siapa mereka, apakah mereka memang mengikutiku sampai ke toko ini, batin Larasati didalam hati nya dengan mengaitkan kedua alis mata nya.
"Nduk apakah tidak ada lagi yang ingin kau beli." seru Darman mengagetkan Larasati.
"Ehm tidak usah ayah, lebih baik kira cepat pulang saja." sahut Larasati dengan wajah cemas.
Lebih baik aku tidak mengatakan kecurigaanku pada ayah, aku tidaj ingin membuatnya hawatir, batin Larasati seraya membawa beberapa bungkusan paper bag yang berisi kain pesanan ibu nya.
Setelah itu Larasati melanjutkan perjalanan nya, dia mengira kedua orang yang mengikuti mobil nya adalah orang yang berniat jahat ingin merampok, tanpa Larasati tau padahal kedua lelaki yang mengikuti nya adalah ajudan suruhan juragan Suripto.
*
*
...Apa yang akan terjadi pada Larasati dan juga ayah nya, ikuti terus kelanjutan novel ini 😉...
...Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
AGhanteng
Buka beranda profil author, eh ada 1karya horor lg dr author..
Smgt lg sambung ceritanya thor.
Aq ksh dukungan deh,setangkai mawar.
2022-05-23
0
senja
apa cwe yg disuka Suripto itu ibunya Laras?
2022-03-23
2
Fatimah Afath
seru juga cerita ceritanya
2022-03-09
0