Beberapa hari setelah pengintaian itu, juragan Suripto semakin tau semua hal tentang seluk beluk keluarga juragan Darman, bahkan juragan Suripto mulai melirik anak gadis pesaing bisnis nya itu.
Anak gadis Karsiti sangat mempesona, menggoda jiwaku sebagai seorang lelaki normal, batin juragan Suripto dengan menelan ludah nya kasar.
Nampak di depan toko nya, ada Larasati bersama pembantu nya yang sedang membeli keperluan bahan pokok makanan di rumah, lalu juragan Suripto sengaja menghampiri Larasati, dan menyapa nya seraya mengatakan jika wajah Larasati mengingatkan nya pada teman lama nya.
"Loh nduk sepertinya kita pernah bertemu ya." sapa juragan Suripto yang berpura-pura menyenggol tubuh Larasati.
"Eh iya pak saya Larasati anaknya pak Darman, bapak yang kemarin bertemu dengan bapak saya, sewaktu bertemu dengan makelar tanah." jelas Larasati dengan santun nya.
"Wajahmu mengingatkanku dengan seseorang dimasa lalu ku nduk, tapi sekarang dia sudah tidak bersamaku lagi." tukas juragan Suripto dengan menghembuskan nafas nya panjang.
"Apakah itu istri bapak?." tanya Larasati dengan mengaitkan kedua alis mata nya.
"Seharusnya begitu nduk, jika Tuhan menghendaki." jawab juragan Suripto dengan menundukan kepala nya.
"Bagaimana kabar bapakmu nduk, kebetulan kami sama-sama berbisnis di bidang yang sama, sehingga kami sering bertemu akhir-akhir ini, oh iya sampaikan pada bapakmu jika makelar yang kita temui kemarin, merubah tempat pertemuan nya, apakah bapakmu belum mendapatkan kabar, jika belum ditunggu saja karena makelar tanah itu baru saja kecopetan dan ponselnya hilang, tapi tenang saja aku sudah memberikan nomor ponsel bapakmu, kau jangan lupa sampaikan informasi ini padanya, supaya dia tidak bingung jika ada nomor baru yang menghubunginya, dan mengajaknya bertemu di tempat yang lain." tukas juragan Suripto berpura-pura baik didepan Larasati.
"Terima kasih pak maaf jika merepotkan, kalau begitu saya permisi pulang dulu." ucap Larasati berpamitan.
Lihat saja Darman kau akan masuk ke perangkapku, akan ku buat hidupmu hancur berantakan, sama seperti kau sudah menghancurkan kebahagiaanku, merenggut satu-satu nya perempuan yang ku cintai, dan aku akan mengambil paksa semua yang kau miliki, termasuk istri dan anak gadismu itu, batin juragan Suripto dengan tersenyum licik.
Sementara Larasati yang sudah sampai di rumah nya, merasa aneh dengan perubahan sikap pesaing bisnis ayah nya itu, gadis itu merasa juragan Suripto sedang menyembunyikan sesuatu yang tidak diketahui nya.
Kemarin dia menatapku dengan cara yang menjijikan, tapi kenapa tadi dia bersikap ramah padaku, seakan dia mengenal baik keluarga ku, hmm... Mungkin itu hanya firasatku saja, batin Larasati seraya melangkahkan kaki nya ke dalam rumah.
"Assalamuallaikum." seru Larasati yang repot membawa belanjaan.
"Waalaikumsallam nduk cah ayu, sini ibu bantu bawakan belanjaan nya." sahut Karsiti seraya membawakan beberapa bungkusan belanjaan.
Nampak Larasati mengkerutkan kening nya, dengan memandangi wajah ibu nya, yang sekilas memang sangat mirip dengan ibu nya.
"Bu kalau diperhatikan wajah kita memiliki kemiripan ya." seru Larasati seraya memeluk manja ibu nya.
"Kau ini ngomong apa to nduk, lha wong ibu ini kan ibumu, ya jelas kita memiliki kemiripan." ucap Karsiti dengan mencubit manja hidung mancung Larasati.
"Tadi sewaktu belanja ada seseorang yang mengatakan, jika wajahku mengingatkan nya pada seseorang, kemudian aku berpikir mana ada yang wajahnya mirip denganku, eh ternyata wajah ibu hampir sama denganku." ujar Larasati seraya memainkan gawai nya.
"Seseorang siapa to nduk, kenapa tiba-tiba dia berbicara seperti itu." tukas Karsiti yang sibuk menata bahan pokok makanan.
"Bukan kebetulan sih bu, dia itu rekan bisnis ayah, jadi aku sudah beberapa kali bertemu dengan nya."
"Rekan bisnis ayahmu yang mana to nduk, apakah ibu mengenalnya."
"Itu loh bu juragan Suripto nama nya, dari yang aku dengar sih dia itu masih melajang bu, padahal dia sudah seumuran ayah, kasihan ya sudah tua tapi belum berkeluarga." seru Larasati dengan mengkerutkan kening nya.
Juragan Suripto, kenapa nama nya mengingatkanku pada... Ah sudahlah mungkin hanya kebetulan saja, batin Karsiti dengan memicingkan kedua mata nya.
Plaak...
Larasati menepuk pundak ibu nya, yang nampak melamun dengan wajah yang serius.
"Ibu kenapa malah melamun begitu, itu loh ayah berteriak memanggil ibu, kok malah ibu diam saja sih." seru Larasati dengan menggaruk kepala nya yang tidak gatal.
"Ah tidak apa-apa nduk, ibu hanya kaget saja mendengar nama rekan bisnis ayahmu, nama itu seperti nama seseorang yang ibu kenal." jelas Karsiti seraya melangkahkan kaki nya menghampiri suami nya, yang serang berdiri dengan berkacak pinggang menunggu kedatangan nya.
"Ibu darimana saja to, dipanggil dari tadi tidak menyahut." tukas juragan Darman dengan mengaitkan kedua alis mata nya.
"Maaf pak tadi ibu sedang berbincang dengan Larasati, memangnya ada apa bapak memanggilku?." tanya Karsiti.
"Bu besok malam aku harus bertemu dengan makelar tanah, tapi besok ada acara pengajian di rumah kita, jika besok bapak dan Larasati tidak bisa mengikuti acara itu bagaimana bu, apakah ibu tidak apa-apa kami tinggal sendiri?." tanya juragan Darman dengan mengaitkan kedua alis mata nya.
"Oalah pak cuma mau ngomongin itu saja to, kalau memang pertemuan dengan makelar itu lebih penting, bapak dan Larasati pergi saja, di rumah kan masih ada dua pembantu kita yang akan membantu semua pekerjaan ku." jawab Karsiti bergelayut manja pada suami nya.
Nampak Larasati menggoda ayah dan ibu nya, dengan mengatakan jika kedua orang tua nya, semakin tua masih tetap romantis, dan kedua nya pun hanya tersenyum menanggapi ucapan anak gadis nya itu.
"Oh iya yah tadi Larasati bertemu dengan juragan Suripto, dia memberi tau jika makelar tanah itu kecopetan, dia akan menghubuni ayah menggunakan nomor ponsel yang baru." jelas Larasati seraya berjalan ke kamar nya.
"Iya nduk baru saja ayah membalas pesan nya, besok kita akan bertemu makelar itu jam delapan malam, kau siapkan saja berkas-berkas yang diperlukan." cetus juragan Darman pada anak gadis nya.
"Loh kok tumben malam hari pertemuan nya, biasanya kan selalu siang yah." seru Larasati dengan menggaruk kepala nya yang tidak gatal.
"Entahlah nduk seperti nya makelar itu sedang sibuk, dan hanya bisa bertemu dimalam hari." jelas juragan Darmam tanpa curiga.
Nampak Karsiti mengkerutkan kening nya, pikiran nya bertanya-tanya siapakah juragan Suripto yang dibicarakan suami dan anak gadis nya, dengan memberanikan diri Karsiti bertanya pada suami nya, tentang siapa juragan Suripto itu, dan juragan Darman menjawab pertanyaan istri nya dengan santai, bahwa dia tidak tau banyak tentang juragan Suripto, karena yang dia tau hanya, lelaki itu tinggal dengan para pekerja nya, karena sampai saat ini Suripto belum menikah sama sekali, dia masih melajang dengan alasan yang belum jelas.
"Banyak yang mengatakan jika juragan Suripto sakit hati dengan mantan kekasih nya, yang telah menikah dengan lelaki lain, kasihan ya dia jika itu memang benar, pasti hati nya sangat sakit, sampai dia memilih sendiri setelah dicampakan mantan kekasihnya itu." tukas juragan Darman seraya berjalan memasuki kamar nya.
Apakah mantan kekasih yang dimaksud itu adalah aku, kenapa kisahnya sama seperti mas Suripto yang aku kenal, apakah benar dia masih belum berkeluarga karena aku, batin Karsiti menerka-nerka dengan mata yang berkaca-kaca.
*
*
...Simak cerita selanjutnya, apakah yang akan terjadi setelah ini 🙈...
...Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Fatimah Afath
hmm deg deg
2022-03-09
0
Putra_Lombok
semangat kk nov 🥳🥳
2021-08-04
3
❁︎⃞⃟ʂ𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺 ᴀᷟmdani🎯™
semangat kk,dilanjut yah...
2021-08-04
3