Hari yang ditunggu telah tiba, di rumah mewah juragan Darman sedang sibuk mempersiapkan acara pengajian, untuk mendoakan acara lamaran Larasati yang akan segera berlangsung beberapa hari lagi, nampak Karsiti mengundang banyak orang dan juga tokoh penting yang ada di desa nya, sementara juragan Darman dan juga Larasati sedang mempersiapkan berkas-berkas yang akan disiapkan untuk makelar tanah yang akan ditemuinya.
"Bu aku pergi dulu ya, doakan kami supaya pulang dengan membawa kabar baik." ucap juragan Darman seraya mengecup kening istri tercinta nya.
"Amin ya Alloh semoga semua nya lancar ya pak." sambung Karsiti seraya memeluk mesra suami tercinta nya.
Nampak ada yang mengganjal dihati Karsiti, perempuan itu nampak enggan melepas kepergian suami tercinta nya, berulang kali Karsiti meminta suami nya, untuk merubah hari pertemuan nya dengan makelar tanah itu, tapi karena sikap nya yang selalu menepati janji pada seseorang, juragan Darman memilih untuk tetap pergi malam itu.
"Apakah bapak tidak bisa merubah perjanjian nya, bilang saja jika kita ada acara di rumah, pasti makelar itu akan mengerti." tukas Karsiti membujuk suami nya.
"Sudahlah bu tidak apa-apa, kami tidak akan lama berada disana." jelas juragan Darman meyakinkan istri nya.
Kenapa firasatku tidak enak ya, seperti akan ada sesuatu yang terjadi, batin Karsiti resah didalam hati nya.
Tidak berselang lama juragan Darman dan Larasati berpamitan pada Karsiti, lagi-lagi Karsiti seakan berat melepas kepergian kedua orang yang sangat dicintai nya itu, tapi juragan Darman memutuskan untuk bergegas pergi saat itu juga, Larasati mengecup punggung tangan ibu nya, seraya memeluk erat tubuh perempuan paruh baya itu.
"Kami pergi dulu ya bu, doakan supaya urusan kami lancar dan bisa segera pulang menemui ibu." ucap Larasati dengan menyunggingkan senyum nya.
Lalu Larasati bersama juragan Darman mengemudikan mobil menuju kota, karena mereka ingin cepat sampai di kota, dan bergegas kembali supaya dapat mengikuti acara di rumah, nampak Larasati memutuskan untuk melewati jalan tembus, yang lebih cepat untuk segera sampai di kota, jalanan itu sangay sepi di malam hari, hanya ada beberapa kendaraan yang melewati daerah itu.
"Kenapa kau memilih lewat jalan ini to nduk, jalan ini sangat sepi dan minim penerangan, lagipula kemarin kau bilang jalan disini banyak yang berlobang, tapi kenapa kau nekat lewat melewatinya." seru juragan Darman dengan memandang ke segala arah.
"Bagaimana lagi ayah, jika kita memutar ke jalanan yang lebih ramai, kita akan terlalu lama di jalan, lagipula aku mengemudikan mobil ini pelan-pelan saja, supaya ban mobil nya tidak rusak, yang terpenting kita bisa segera menyelesaikan pekerjaan kita yah." cetus Larasati dengan mengaitkan kedua alis mata nya.
Nampak di depan jalan itu ada seorang lelaki yang tengah tergeletak di tengah jalan dengan bersimbah darah di atas wajah nya, seketika Larasati menghentikan laju mobil nya, dia mengkerutkan kening nya dan menatap tajam pada seseorang yang tergeletak itu.
"Astagfirullahaladzim nduk ada yang tergeletak disana, mari kita tolong orang itu." pekik juragan Darman yang terkejut.
"Tunggu dulu ayah jangan langsung terpancing, Larasati takut jika ini adalah jebakan para pencuri dengan modus seperti ini, dan disaat kita menolong nya, komplotan nya yang lain akan datang merampok kita." tukas Larasati dengan mengkerutkan kening nya.
Akhirnya keduanya memutuskan untuk menunggu pengendara lain yang melewati tempat itu, tapi setelah menunggu selama lima belas menit tidak ada siapapun yang melewati tempat itu, akhirnya juragan Darman memutuskan untuk menolong lelaki itu, dengan susah payah juragan Darman menggotong lelaki itu ke dalam mobil nya, mereka berencana membawa lelaki itu ke klinik terdekat yang ada di kota, awal mula semua berjalan normal, tidak ada yang mencurigakan dengan lelaki yang mereka tolong, mobil yang mereka kemudikan melewati gudang-gudang tua yang nampak menyeramkan dari luar, dan tiba-tiba lelaki yang mereka tolong bangkit dari tidur nya, dan melingkarkan golok dileher juragan Darman, nampak Larasati terkejut dan berteriak minta tolong.
"Diam ikuti perintahku dan jangan berteriak, jika tidak aku akan menebas leher lelaki ini." ancam lelaki yang memakai baju hitam berlumuran darah itu.
"Siapa kau kenapa kau, apa yang kau inginkan, tolong lepaskan kami, jika kau menginginkan uang ambilah semua yang kami punya tapi tolong jangan sakiti kami." seru juragan Darman memohon.
"Tutup mulutmu itu, dan kau gadis cantik kemudikanlah mobilmu, memasuki gerbang gudang kosong itu, cepat jika kau masih mau melihat lelaki ini hidup." pekik penjahat itu agak menggores leher juragan Darman sehingga darah pun menetes dari leher nya.
"Tidak... Jangan sakiti ayahku, baiklah akan ku turuti apa katamu, tapi tolong jangan sakiti ayahku." seru Larasati berderai air mata.
Nampak gadis cantik itu mengemudikan mobilnya, masuk ke dalam gudang tua yang nampak terbengkalai, entah apa yang akan terjadi pada kedua nya, hanya isak tangis Larasati yang mengisi ruang hampa malam itu, keheningan sangat terasa disana sampai pada akhirnya, Larasati menginjak rem mobil nya mendadak, karena di depan sana banyak segerombolan lelaki yang memakai topeng, menghadang laju mobil nya.
"Berhenti disini dan cepat keluar." bentak lelaki yang masih mengalungkan golok dileher juragan Darman.
Keduanya turun dari mobil dengan wajah yang ketakutan, keduanya diseret memasuki gedung tua itu, nampak beberapa lelaki itu dengan tatapan menjijikan melihat Larasati seraya menyentuh bagian tubuh gadis itu, terdengar Larasati berteriak dan memaki mereka, untuk bersikap sopan padanya, sampai akhirnya ada seorang lelaki yang datang memakai jaket kulit warna hitam, memakai masker dan kacamata hitam, terlihat dia dikawal dua orang lekaki lain nya, nampak nya dia orang yang berkuasa di antara banyak orang yang ada disana.
"Hentikan perbuatan tidak sopan kalian, lepaskan gadis itu." seru nya seraya duduk disebuah bangku.
"Tuan tolong lepaskan kami, ambil saja semua yang kami punya, tapi aku mohon biarkan kami pergi dari sini huhuhu." tukas Larasati mengiba dengan berderai air mata.
"Baiklah apa yang bisa kau berikan padaku?." tanya lelaki yang paling berkuasa di antara semua yang ada disana.
"Apapu tuan uang, surat-surat tanah, mobil, semua nya bisa kalian ambil, tapi tolong jangan sakiti kami, dan lepaskanlah kami huhuhu." jawab Larasati berlutut memohon dengan menyatukan kedua tangan didepan dada.
Terlihat semua orang yang ada disana tertawa dengan lantang, hanya Larasati dan ayah nya saja, yang terdiam dengan keringat dingin yang membasahi wajah nya.
"Baiklah anak manis sepertinya ada yang perlu kita bicarakan empat mata, kau harus menandatangani surat perjanjian, jika kau memberikan semua yang kau punya atas persetujuanmu, ikutlah bersamaku ke ruangan itu." cetus lelaki yang paling berkuasa disana.
"Tidak Laras kau jangan turuti kemauan nya, jika kau ingin kami menanda tangani surat persetujuan lakukan saja disini." pekik juragan Darman dengan wajah yang cemas.
"Tutup mulutmu itu, yang berkuasa disini adalah aku, berani sekali kau memerintahkanku hah." bentak nya seraya berjalan ke hadapan juragan Darman, dan memberikan bogem mentah ke wajahnya.
Nampak wajah juragan Darman lebam, dengan hidungnya yang mengeluarkan darah, tubuh juragan tanah itu terhempas ke tanah dengan suara rintihan sakit dari mulut nya, kemudian Larasati bergegas berlari memeluk tubuh ayah nya, gadis itu menangis sesegukan dan memohon ampunan, supaya ayahnya tidak disakiti lagi.
"Baiklah tuan aku akan mengikuti perintahmu, untuk menandatangani surat persetujuan itu, tapi aku mohon jangan sakiti ayahku huhuhu." ucap Larasati tidak kuasa melihat orang tua nya dipukuli.
Kemudian Larasati bangkit berdiri, gadis itu hendak melangkahkan kaki nya mengikuti perintah penguasa penjahat itu, tapi tangan juragan Darman menggenggam erat tangan anak gadis nya, juragan Darman seakan enggan melepaskan kepergian anaknya, tapi Larasati meyakinkan ayahnya jika dia akan baik-baik saja, Larasati melepaskan genggaman tangan ayahnya, dia berjalan gontai ke sebuah ruangan yang tertutup rapat dari luar, pikiran nya berkecamuk membayangkan apa yang akan terjadi padanya, tapi Larasati tidak memiliki pilihan lain selain menuruti ucapan para penjahat itu.
*
*
...Semoga mereka baik-baik saja ya kak, tunggu kelanjutan novel ini, Author mengucapkan terima kasih buat kalian semua yang masih setia menunggu bab-bab selanjutnya, sehat selalu ya buat kalian semua 😉...
...Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
G
golok itu cukup panjang & besar, gmn bs disembunyikan di badan org yg pura2 pingsan?😊
2023-11-09
1
Fatimah Afath
cepet bener
2022-03-09
0
Fatimah Afath
cepet benerĺ
2022-03-09
0