"Tenanglah nduk dia adalah teman ayahmu, dia yang akan membantu ibu mencari penjahat-penjahat itu." jelas Karsiti pada anak gadisnya.
"Dia orang jahat itu bu aku takut huhuhu, lepas... Lepaskan aku." pekik Larasati seraya mendorong juragan Suripto.
Apakah gadis ini benar-benar mengetahui jika aku adalah salah satu dari penjahat itu, kenapa dia berteriak seperti itu padaku, batin juragan Suripto resah.
Karena Larasati terus berontak, jarum infus yang menempel dipergelangan tangan nya masuk terlalu dalam sehingga cairan infusnya bercampur dengan warna merah darah, nampak Parjo yang baru saja datang ke rumah sakit itu sangat terkejur, karena mendengar suara juragan nya berteriak kencang, lalu Parjo bergegas masuk ke dalam untuk membantu Karsiti menenangkan Larasati, tapi Larasati semakin berontak dan berteriak histeris, ketika Parjo ikut menahan gerakan Larasati yang mengakibatkan luka dipergelangan tangan nya, tidak lama kemudian suster datang dan memberikan suntikan penenang untuk Larasati, setelah itu nampak Larasati lemas dan terbaring di atas brangkarnya, kemudian dokter datang untuk memeriksa Larasati, dan semua orang diminta keluar dari ruangan itu.
"Astaga aku tidak menyangka jika Larasati akan bereaksi seperti itu." ucap juragan Suripto dengan nafas yang tersengal-sengal.
"Sepertinya dia sangat trauma mas, bahkan Parjo yang dikenalnya saja dia berteriak ketakutan, apa mungkin Larasati terkena gangguan mental huhuhu." ujar Karsiti berderai air mata.
Lalu datanglah dokter yang memeriksa keadaan Larasati, dokter itu menjelaskan jika Larasati sedikit mengalami trauma, dan setiap kali ada lelaki yang menyentuhnya dia akan beranggapan jika lelaki itu adalah orang jahat, tapi ibu tidak perlu cemas, karena hal semacam itu sangat wajar terjadi, kita hanya perlu memberi waktu untuknya menyadari, jika tidak semua lelaki yang ada didekatnya itu jahat, saya sudah mengobati luka dipergelangan tangan pasien, tapi saya harap jangan ada pengunjung lelaki yang menemui pasien dulu, tanpa keinginan nya sendiri jangan ada pengunjung lelaki yang datang, ini demi kesembuhan pasien, supaya tidak menimbulkan trauma yang lebih mendalam." jelas dokter itu.
Tanpa terasa sudah hampir dua minggu Larasati dirawat, pagi itu dokter mengijinkan nya untuk pulang, dan sesekali rawat jalan, juragan Suripto sengaja menjemput Karsiti di rumah nya, supaya dia dapat ikut menjemput Larasati, terlihat Larasati sudah tidak histeris seperti sebelumnya, hanya saja dia tetap menjaga jarak dengan lelaki manapun, Karsiti mengatakan pada Larasati jika selama dia dirawat di rumah sakit, juragan Suripto lah yang telah membantu nya mengurus semua bisnis ayah nya.
"Untung ada juragan Suripto nduk, jadi semua pekerjaan almarhum ayahmu tidak menumpuk, karena kau juga belum bisa menghandel semuanya, kau masih butuh banyak istirahat nduk." jelas Karsiti dengan memapah Larasati.
"Terima kasih pak sudah banyak membantu kami." ucap Larasati seraya berjalan tertatih.
"Kau tidak perlu sungkan padaku Laras, kedua orang tuamu adalah teman baikku, jadi kau sudah seperti anak bagiku, aku sungguh prihatin dengan semua tragedi yang kau alami, semoga kau bisa ikhlas menghadapo semuanya." ujar juragan Suripto bersandiwara.
Nampak Larasati hanya terdiam tanpa menanggapi ucapan lelaki itu, di tengah-tengah perjalanan ke rumah nya, terdengar Larasati meminta untuk singgah sebentar di makam ayahnya, tapi Karsiti seakan tidak mengijinkan anak gadisnya itu, karena dia baru saja keluar dari rumah sakit.
"Lain kali saja ya nduk, kau masih belum sehat betul, dokter mengatakan jika kau masih harus banyak beristirahat." seru Karsiti dengan wajah cemas.
"Aku tidak apa-apa bu, aku ingin ziarah ke makam ayah, sejak beliau tiada aku belum pernah sama sekali mendoakan nya, biarkan aku menemui ayahku bu." ucap Larasati dengan meneteskan air mata.
Nampak juragan Suripto berusaha mengambil hati Larasati, dia membujuk Karsiti supaya mengijinkan Larasati ziarah ke makam ayahnya, dan dengan sangat terpaksa Karsiti akhirnya menyetujui keinginan anak gadisnya itu.
Karsiti berjalan dengan memapah Larasati, keduanya berjalan ke arah batu nisan dengan taburan bunga yang selalu segar, karena hampir setiap hari Karsiti meminta Parjo untuk datang ke makam juragan Darman dan menaburkan bunga tujuh rupa.
"Ayah maafkan Laras baru bisa datang menemui ayah huhuhu, semoga ayah tenang di alam sana, Laras akan membalaskan semua yang dilakukan penjahat itu pada keluarga kita, Laras tidak bisa menerima kepergian ayah dengan cara seperti ini." seru Larasati berderai air mata.
"Sudah ya nduk yang ikhlas, kau tidak boleh mempunyai dendam didalam hatimu, biarkan gusti Alloh yang akan membalaskan semuanya." tukas Karsiti seraya memeluk anaknya.
"Tidak... Laras tidak rela bu, mereka sudah membuat ayahku tiada, bahkan kehormatanku juga direnggut paksa, mereka semua sudah menghilangkan nyawa ayah yang paling ku sayangi, akan ku buat mereka semua juga kehilangan nyawa nya." pekik Larasati terisak dengan membulatkan kedua matanya.
"Astagfirullohaladzim nduk, nyebut Ras jangan bicara seperti itu di kuburan, ora elok nduk (tidak baik nak)." seru Karsiti dengan mengusap air mata diwajah Larasati.
"Larasati serius bu, semua penjahat itu harus membayar semua yang dilakukan nya oada keluarga kita, akan ku buat mereka berada di kuburan dan terkubur didalam nya." cetus Larasati dengan mengepalkan kedua tangan nya.
Terlihat Larasati jatuh tersungkur dengan memegangi kepalanya, nampak hidungnya mengeluarkan darah segar, Karsiti terkejut dan menangis sesegukan melihat keadaan Larasati yang tiba-tiba seperti itu.
"Ya Alloh gusti nduk, ayo kita kembali lagi ke rumah sakit, sepertinya kondisimu menurun kembali, sudah ibu bilang kan lain kali saja ziarah nya." seru Karsiti berlinang air mata.
"Laras tidak apa-apa bu, mari kita pulang saja ke rumah, Laras hanya kelelahan saja." jelas Larasati dengan berjalan gontai dipapah ibunya.
Sesampainya di dalam mobil itu, nampak juragan Suripto bertanya kenapa hidung Larasati berdaraha, lelaki itu berusaha mengambil hati Larasati, supaya dia bisa segera memasuki keluarganya.
Aku harus memberinya perhatian layaknya seorang ayah pada anaknya, padahal aku lebih tertarik menjadikan nya istriku, daripada aku harus menikahi ibu nya yang sudah tua dan peyot ini, batin juragan Suripto didalam hatinya.
"Jika ada yang kau butuhkan katakan saja padaku Ras, aku akan menyediakan nya untukmu." ujar juragan Suripto.
"Terima kasih pak, bapak tidak perlu repot-repot seperti itu, dan maaf atas sikapku tempo hari, aku masih sedikit trauma pak, sehingga aku ketakutan setiap kali ada lelaki yang menyentuhku." sahut Larasati dengan menghembuskan nafasnya panjang.
"Aku tidak merasa repot Ras, kau tau sendiri kan aku sudah lama mengenal almarhum ayahmu, meski kami jarang bertemu, tapi kita tidak memiliki permusuhan, hubungan bisnis kami berjalan dengan sehat, tidak ada masalah di antara kami, jadi aku sangat kehilangan rekan bisnis sepertinya, karena beliau dikenal oleh banyak makelar tanah, dan kami semua sangat terkejut mengetahui hal buruk semacam itu terjadi padanya." ucap juragan Suripto tersenyum licik.
*
*
...Hayo siapa yang nungguin kelanjutan kisah Larasati, berikan dukungan kalian dengan memberikan Vote atau hadiahnya ya, supaya Author semangat update rutin 😂...
...Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Fatimah Afath
muka dua
2022-03-10
0
yuli Wiharjo
Bikin lebih sadiss Thor matinya orang orang tu ya udah jahatin laras
2021-11-09
2
Afiana Diana
semoga cepat ketauan sifat licik nya si juragan
2021-09-05
0