Terlihat Parjo memperhatikan sikap juragan Suripto, dia nampak memberikan perhatian lebih pada juragan Karsiti, yang menurut Parjo sangat tidak pantas, karena suami dari juragan nya itu baru saja dimakamkan.
"Kau istirahat saja Kar, aku akan ikut menunggu disini, supaya ada yang membantumu." jelas juragan Suripto seraya duduk disamping Karsiti.
Sementara Larasati yang berada di dalam ruang icu, sedang berjuang antara hidup dan mati, jiwa Larasati telah mengembara jauh ke alam lain, jiwa Larasati tersesat di antara alam manusia dan alam gaib, disana dia bertemu dengan seorang perempuan tua yang bungkuk, dia membantu Larasati yang tengah berjalan kebingungan di alam lain.
"Nduk cah ayu apa yang kau lakukan disini, ayo ikut aku ke gubukku supaya kau dapat beristirahat." sapa simbah Gayatri salah satu sesepuh di desa gaib itu.
"Mbah dimana aku saat ini, aku harus kembali ke rumah, karena ayahku sudah meninggal dunia, dan aku harus melihatnya untuk yang terakhir kalinya." jelas Larasati dengan berlinang air mata.
"Saat ini kau sedang berada di alam gaib nduk, kau berada di desa Watu mayit, ini adalah desa para lelembut nduk, bagaimana mungkin kau bisa sampai ke tempat ini?." tanya simbah Gayatri dengan terbatuk-batuk.
"Aku tidak tau apa-apa mbah, aku hanya berjalan mengikuti burung-burung hitam itu terbang, dan tiba-tiba aku sampai di desa ini." jelas Larasati dengan wajah bingung.
Nampak dikedua mata Larasati, desa itu memiliki rumah-rumah dengan bangunan yang sama, rumahnya berbentuk gubuk dengan kayu-kayu yang menghiasi dinding tembok nya, semua rumah di desa itu menghadap ke utara, karena sebagian penghuni desa itu melakukan ritual persembahan selalu menghadap ke arah utara, sesuai dengan keyakinan turun temurun leluhur mereka.
"Mbah apakah rumahmu masih jauh, tenggorokanku ini sangat haus sekali." ucap Larasati dengan memegangi lehernya.
"Sabar yo nduk itu rumahku yang atap nya terbuat dari jerami warna hitam." jelas simbaj Gayatri.
Setelah mendengar penjelasan simbah Gayatri, nampak Larasati memandang ke segala arah, mencari keberadaan rumah simbah Gayatri.
Rumah-rumah ini memiliki atap dari jerami semua, yang mana satu rumah simbah ini ya, batin Larasati dengan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Tidak usah bingung nduk itu rumahku, ayo masuk ke dalam." tukas simbah Gayatri seraya melangkahkan kaki nya ke dalam sebuah gubuk dengan atap jerami berwarna hitam.
Terlihat Larasati menghentikan langkahnya, gadis itu memandangi semua gubuk yang ada di kiri dan kanan nya, ternyata benar kata simbah Gayatri, jika gubuknya saja yang memiliki atap jerami berwarna hitam, karena semua atap gubuk disana berwarna kecoklatan.
"Ini nduk minumlah, aku akan merebus singkong untukmu." ujar simbah Gayatri seraya meletakan kendi air dan gelas minum yang terbuat dari batok kelapa.
Larasati menatap bingung keadaan disana, ingin sekali dia kembali ke rumah nya, tapi seakan ada yang menahan nya disana, nampak Larasati menuang air dari kendi, dia meminum air putih yang sangat segar dan menenangkan jiwa nya, yang sebelumnya sangat resah.
Tidak berselang lama simbah Gayatri kembali menghampiri Larasati, nampak perempuan tua itu menggenggam erat telapak tangan Larasati, simbah Gayatri sedang mencari tau, apa yang terjadi pada Larasati sebelum dia datang ke desa Watu mayit.
...🍁 Flashback on 🍁...
Ketika Larasati tidak sadarkan diri setelah membenturkan kepalanya ke batu besar, jiwa Larasati keluar dari dalam tubuhnya, Larasati berusaha mengejar bayangan hitam, yang membawa jiwa ayahnya pergi ke suatu tempat, tapi tiba-tiba ada angin besar yang berhembus, dan banyak burung-burung hitam beterbangan tidak tentu arah, Larasati yang mengira burung hitam itu adalah, sosok hitam yang membawa jiwa ayahnya, terus mengikuti kemana burung-burung itu terbang, sampai akhirnya jiwa Larasati tersesat di alam lain, jiwa nya berada di desa para lelembut, dan dia beruntung karena bertemu dengan sosok simbah Gayatri, salah satu sesepuh desa gaib, yang terkenal memiliki watak baik, tidak seperti sesepuh desa lain nya, yang akan memangsa jiwa manusia yang tersesat ke desa nya.
...🍁 Flashback off 🍁...
"Sebaiknya kau di dalam rumah saja ya nduk, jangan keluyuran keluar, tidak aman jika kau berada di luar rumahku" seru simbah Gayatri seraya duduk di kursi goyang nya.
"Memangnya ada apa mbah, sebenarnya aku harus segera kembali ke rumahku, ayahku sudah tiada dan aku harus menemukan pembunuhnya." cetus Larasati dengan berlinang air mata.
"Tenanglah nduk aku akan membantumu, kau harus bersabar karena saat ini jazad ayahmu sudah dikuburkan, dan kau tidak bisa melihatnya lagi, kau bisa membalaskan semua dendam mu, tapi banyak ritual yang harus kau lakukan, tapi besok ketika bulan purnama, kau harus kembali ke alam mu terlebih dulu, kau harus memasuki ragamu, supaya kau dapat mempersiapkan berbagai ritual untuk mendapatkan ilmu dari leluhurku, karena ragamu akan menjadi tempat bersemayamnya kanjeng ratu Ageng sedo, kau harus berbagi raga dengan nya, karena dia membutuhkan kekuatan lebih dari setiap hubungan yang dilakukan nya dengan berbagai lelaki perjaka, dia akan menggunakan tubuhmu selama dua puluh kali, karena disetiap dua puluh malam purnama, kanjeng ratu Ageng sedo harus melakukan penyatuan dengan lelaki yang masih perjaka, supaya kekuatan dan kecantikan nya bertahan selama dua puluh tahun ke depan." jelas simbah Gayatri.
Apakah aku harus merelakan tubuhku untuk melakukan hubungan badan dengan lelaki lain, batin Larasati didalam hatinya resah.
"Kau tidak usah hawatir nduk, aku tau kau sudah tidak suci lagi, karena manusia-manusia bejat itu telah menodaimu, kanjeng ratu Ageng sedo akan membantumu, mendapatkan kesucianmu kembali, dengan begitu kau akan kembali menjadi perawan, meskipun kau sudah berhubungan badan dengan lelaki manapun, apakah kau setuju dengan syarat yang ku katakan nduk?." tanya simbah Gayatri dengan mengunyah sirih yang ada didalam mulutnya.
Apakah aku harus menerima syarat yang dikatakan simbah Gayatri, jujur saja aku takut mas Adhinata tidak menerima keadaanku, jika dia tau kehormatan ku sudah direnggut oleh manusia-manusia jahat itu, tapi jika aku menerima syarat itu, aku akan menjadi perawan kembali, meski tubuhku akan digunakan kanjeng ratu Ageng sedo, untuk melakukan penyatuan dengan dua puluh lelaki perjaka sekaligus, batin Larasati resah didalam hati nya.
"Pikirkanlah ucapanku baik-baik nduk, waktumu disini hanya sampai besok saat matahari terbit, kau harus kembali ke alammu, meski kau tidak menyetujui ucapan ku, aku akan tetap membantumu kembali ke alammu." tukas simbah Gayatri seraya berjalan dengan tongkatnya.
"Tunggu dulu mbah, apakah jika aku menerima syarat itu, aku akan tetap bisa melanjutkan hidupku seperti manusia normal lain nya, setelah membalaskan dendamku, aku masih ingin bersama ibu dan kekasihku." ucap Larasati dengan berlinang air mata.
"Tidak ada yang akan melarangmu menjalani hidupmu sebagai manusia normal, kanjeng ratu Ageng sedo hanya meminjam ragamu, selama dua puluh purnama saja, dan setelah itu dia akan membantumu membalaskan dendam, pada semua manusia jahat yang telah membunuh ayahmu, dan juga merenggut kehormatanmu itu." jelas simbah Gayatri dengan mengkerutkan kening nya.
*
*
...Semoga Larasati tidak semakin terjebak ya kawan-kawan 😰...
...Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Fatimah Afath
mantap 😃
2022-03-09
0
Fatimah Afath
mantap
2022-03-09
0
yuli Wiharjo
Kayak kenal sama simbah gayatri dan ratu ageng sedo 🤭
2021-11-09
0