Perawat membawa Karsiti ke sebuah ruangan, karena dia sangat lemas dan tidak sadarkan diri, Parjo sang sopir pun akhirnya menunggu juragan perempuan nya di depan ruangan, polisi meminta Parjo untuk selalu bersama Karsiti, karena saat ini perempuan itu sedang sangat terpukul, setelah tidak sadarkan diri selama beberapa jam, Karsiti bangun dari pingsan nya, dia berjalan gontai keluar dari ruangan, dipandang nya Parjo yang sedang tertunduk pilu.
"Jo antarkan aku untuk melihat suami dan anakku huhuhu." tukas Karsiti berderai air mata.
"Tapi bu kau harus beristirahat di dalam, biarkan aku saja yang akan mengurus semua, lagipula jazad juragan Darman masih di autopsi, dan mbak Larasati masih belum sadarkan diri, lebih baik ibu istirahat dulu di dalam." jelas Parjo pada juragan nya yang nampak panik.
"Tidak Jo aku akan menunggu di luar IGD saja, aku akan menunggu satu-satunya keluarga ku yang masih ada huhuhu." seru Karsiti terisak.
Karsiti menunggu anak gadisnya tersadar dari koma nya, anak gadis nya sedang koma karena kepala nya yang terbentur sangat keras, tapi tiba-tiba petugas kepolisian datang menghampiri Karsiti, polisi itu mengatakan jika jazad suami nya sudah selesai di autopsi, dan dia diperbolehkan membawa jenazahnya pulang untuk segera dikebumikan.
"Jo kau disini saja jaga anak gadisku baik-baik, jika dia sudah sadar segera hubungi aku, aku akan mengurus pemakaman suamiku." jelas Karsiti sesegukan.
Terlihat Karsiti berjalan bersama beberapa petugas kepolisian, untuk mengambil jenazah suami nya, Karsiti harus menandatangani beberapa dokumen, supaya jenazah itu bisa dibawa pulang, nampak Karsiti berlinang air mata dan bertanya pada petugas polisi, tentang penyebab kematian suami nya.
"Kami menemukan suami ibu sudah dalam keadaan tidak bernyawa, korban kehabisan darah karena luka tusuk diperut nya, saat ini kami masih melakukan penelusuran lebih lanjut, untuk mengungkap kejadian yang sebenarnya, dan maaf bu menurut keterangan dokter, anak gadis ibu juga dinodai oleh beberapa orang, kami harap ibu bisa memberi kekuatan pada putri ibu setelah dia sadar dari koma nya nanti." jelas polisi itu dengan menundukan kepalanya.
Bagaikan tersambar petir hati Karsiti tersayat pilu mendengar penjelasan polisi itu, kaki nya tidak kuasa menopang tubuhnya kembali, nampak tubuh Karsiti terjatuh ke lantai rumah sakit, perempuan itu tidak kuasa mendengar jika kehormatan anak gadisnya sudah direnggut paksa.
Bagaimana kehidupan anakku selanjut ya Alloh huhuhu, dia akan segera dilamar oleh lelaki yang dicintai nya, tapi sekarang dia telah mengalami hal buruk, apa yang harus aku lakukan ya Alloh, batin Karsiti pilu didalam hatinya.
"Ibu harus kuat demi putri ibu, silahkan ikut kami untuk menandatangani satu berkas lagi, supaya jenazah suami ibu bisa dibawa pulang sekarang juga." jelas seorang petugas rumah sakit.
Setelah menyeledaikan prosedur itu, Karsiti membawa jenazah suami nya ke rumah, dia berada didalam satu mobil dengan tubuh suaminya yang tidak bernyawa, tubuh perempuan itu sudah sangat lemah dan tidak berdaya, tapi Karsiti berusaha kuat dan menguatkan dirinya berada disamping jenazah lelaki yang dicintainya.
Aku harus kuat demi putriku, kasihan dia ya Alloh, gumam Karsiti berderai air mata.
Setelah sampai di rumahnya, nampak semua pekerja dan tetangga Karsiti berhamburan keluar, mereka berdiri di depan pagar karena mendengar suara sirine ambulance, para pekerja yang ada di rumah juragan itu mengatakan, jika tadi pagi juragan Karsiti mendapat telepon dari rumah sakit, dan tidak tau kenapa sekarang ada ambulance yang datang ke rumahnya, nampak sopir ambulance membuka pintu belakang dan meminta beberapa tetangga nya untuk membantu menggotong keranda mayat itu, dan mereka sangat terkejut setelah mengetahui yang berada di keranda mayat itu adalah jenazah juragan Darman, semua orang penasaran dan bertanya pada Karsiti yang masih berlinang air mata, tapi perempuan itu hanya terdiam seraya berjalan tertatih mengiringi keranda jenazah suami nya.
Kemudian semua warga dan pembantu rumah itu, membacakan ayat-ayat suci dan membantu mempersiapkan pemakaman hari itu juga, dan baru mereka tau tragedi yang menimpa juragan Darman dan juga anak gadis nya Larasati, terlihat semua orang iba mengetahui kejadian yang sebenarnya, banyak teman seprofesi juragan Darman yang melayat ke rumah nya, tapi ada satu pelayat yang membuat Karsiti terkejut dengan kedatangan nya, lelaki dengan perawakan tinggi dan seumuran dengan almarhum juragan Darman, datang ke rumah duka dengan beberapa ajudan nya.
"Silahkan masuk tuan, juragan ibu sedang berada di ruang tengah dengan saudara nya." jelas Trinem seorang pembantu yang sudah lama bekerja di rumah almarhum juragan Darman.
Nampak juragan Suripto melangkahkan kaki nya perlahan, lelaki itu mengucapkan duka cita nya pada Karsiti yang tengah membelakangi nya, dan disaat Karsiti membalikan tubuhnya, dia sangat terkejut dan membulatkan kedua matanya, dipandangnya seorang lelaki yang pernah ada dimasa lalu nya, Karsiti tidak pernah menyangka jika dirinya akan dipertemukan dengan cinta lama nya, di suasana duka seperti saat itu.
"Mas mas Su ripto..." ucap Karsiti terbata-bata dengan detak jantung yang berdegup kencang.
"Iya ini aku Karsiti, aku turut berbela sungkawa atas kepergian suamimu, semoga kau kuat menghadapi cobaan ini." tukas juragan Suripto.
Kenapa mas Suripto bisa ada disini, disaat seperti ini ya Alloh, batin Karsiti didalam hatinya.
Setelah itu juragan Suripto mengatakan pada Karsiti, jika dia adalah rekan satu profesi almarhum suaminya, dia datang melayat setelah mendengar kabar duka dari teman-teman nya yang lain.
"Mengingat hubungan kita dimasa lalu, kau tidak usah sungkan padaku Karsiti, berbagilah dukamu padaku mungkin aku bisa membantumu, karena aku mendengar desas-desus tentang tragedi yang menimpa almarhum suami dan anak semata wayangmu." ucap juragan Suripto bersandiwara.
Nampak saudara Karsiti mendengar percakapan keduanya, saudara lelaki Karsiti itu berusaha mengingat wajah juragan Suripto, yang sekilas mirip dengan mantan kekasih Karsiti dimasa muda nya dulu.
Sepertinya wajah lelaki ini tidak asing untukku, batin Bahar didalam hatinya.
Terlihat Karsiti menangis tersedu-sedu, hatinya sangat pilu menahan kesedihan yang menyayat hati, Karsiti masih tidak bisa menerima kepergian sang suami untuk selamanya, terlebih lagi anak gadisnya saat ini masih terbaring koma di rumah sakit, nampak juragan Suripto menenangkan Karsiti, lelaki itu menawarkan diri untuk mencari pelaku pembunuhan juragan Darman, dan orang-orang yang telah menodai anak gadisnya.
"Percayalah padaku Karsiti aku akan berusaha membantumu, juragan Darman sudah seperti keluarga untukku, dan anakmu akan ku anggap seperti anakku sendiri, tenangkanlah dirimu jangan larut dalam kesedihanmu, akan ku balaskan apa yang telah orang itu lakukan pada keluargamu." jelas juragan Suripto dengan mengkerutkan kening nya.
"Mas Suripto apakah kau sudah lama mengetahui, jika mas Darman adalah suamiku?." tanya Karsiti sesegukan.
"Aku belum lama mengetahuinya, karena itu lah aku sengaja datang kesini, untuk memberikan dukungan padamu, karena aku tau kau pasti sangat terpukul dengan tragedi besar yang menimpa keluargamu." jawab juragan Suripto dengan menundukan kepalanya.
Kenapa aku memiliki firasat buruk pada lelaki ini, sepertinya dia memiliki tujuan lain, entah kenapa aku merasa dia datang melayat dengan maksud tertentu, batin Bahar dengan mengkerutkan keningnya.
*
*
...Jangan lupa tekan tombol like dan favoritnya, berikan vote atau hadiah yang kalian punya, supaya Author bersemangat melanjutkan cerita ini....
...Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Hajjah Hartini Effendi
parjo suripto yg membunuh suamiimu
sgra terungkap tour kejahatan parjo suripto dan anak2 buah nya yg kejam,, serem ich kasihan larasati
2022-11-26
0
Fatimah Afath
betul bahar
2022-03-09
1
IG : @ohayou_2d
boleh dipotong kecil² nggak itu si mantan akhlakless ibu nya laras?😊
2021-08-19
3