Nampak Karsiti mengkerutkan kening nya, setelah mendengar penjelasan anaknya, jika para pegawai perkebunan datang untuk menagih tunggakan gaji mereka, akhirnya dia tertunduk pilu dengan mata berkaca-kaca.
"Maafkan aku mas, aku terbawa perasaanku karena ucapan pedas orang-orang itu, seharusnya aku tidak perlu marah padamu, mereka memandang rendah diriku, karena kedekatan kita akhir-akhir ini, itu semua bukanlah salahmu, jika kau ingin membantu keluargaku, pikiran mereka saja yang kotor dan memandang aneh kedekatan kita." tukas Karsiti berderai air mata.
"Sudahlah Kar jangan meminta maaf seperti itu padaku, aku sangat paham dengan perubahan sikapmu itu, kau hanya ingin melindungi harga dirimu, supaya mereka tidak memandang rendah padamu, karena itu lah aku berusaha mengikuti ucapanmu, tapi Larasati memintaku datang karena ada yang ingin dibicarakan nya, karena aku merasa cemas akhirnya aku putuskan datang ke rumah ini, maafkan aku ya Kar jika aku tidak mengikuti ucapanmu." tukas juragan Suripto dengan memandang sendu wajah Karsiti.
Kemudian Larasati menghampiri ibu nya dan memeluknya, nampak Larasati mengatakan pada ibu nya, jika mereka tidak perlu mendengarkan ucapan orang-orang di luar sana.
"Ibu harus kuat mendengar semua ucapan pedas mereka, dan tidak perlu dimasukan ke dalam hati bu, mereka semua hanya bisa menyakiti orang lain, tanpa memperdulikan keadaan kita saat ini, lagipula kedekatan ibu dengan juragan Suripto masih sangat wajar, apakah seseorang tidak boleh dekat dengan keluarga kita, setelah kejadian buruk yang menimpa keluarga kita, bukankah kalian berdua sudah saling mengenal sebelumnya, jadi tidak ada alasan untuk ibu menjauhi juragan Suripto, percayalah pada Laras bu semua akan baik-baik saja." ucap Larasati seraya mengusap air mata ibu nya.
Baguslah Larasati juga mendukungku, dia tidak tau jika aku lah yang merenggut kehormatan nya, dasar perempuan bodoh, batin juragan Suripto tersenyum licik.
Nampak Karsiti memeluk erat Larasati, dia mengatakan jika dirinya tidak akan menghiraukan ucapan orang-orang di luar sana.
"Maafkan ibu ya nduk, mungkin ibu terlalu lemah karena mendengar hinaan mereka terhadap keluarga kita, setelah ini ibu tidak akan memperdulikan perkataan orang-orang di luar sana, yang terpenting buat ibu adalah kebahagiaanmu nduk, hanya kau saja yang ibu miliki saat ini." seru Karsiti.
Sementara Larasati sedang menghibur hati ibu nya, Adinata yang berada di rumah nya masih mengurung diri di dalam kamar, hati nya sangat terluka dan tidak bisa menerima kenyataan yang ada, nampak Adinata menyalahkam dirinya sendiri, karena dia tidak bisa menjaga Larasati dengan baik.
Maafkan aku Laras semua ini salahku yang tidak berada disampingmu, aku tidak bisa menjaga dirimu dengan baik, sehingga kejadian buruk itu menimpamu, gumam Adinata pada dirinya sendiri.
Terlihat Lasmini berdiri di depan kamar anak lelaki nya itu, dia mendengar ucapan Adinata yang menyalahkan dirinya sendiri.
Aku harus melakukan sesuatu demi kebahagiaan putra ku kelak, aku tidak sudi menerima perempuan itu menjadi menantuku, batin Lasmini didalam hati nya.
Setelah itu Lasmini pergi ke rumah kakak perempuan nya, dia menceritakan segala keluh kesahnya, nampak Murni memberi saran pada adiknya itu, untuk pergi ke seorang dukun yang sangat terkenal di desa nya, supaya Adinata bisa melupakan Larasati secepatnya.
"Lebih cepat akan lebih baik Las, jika kau meminta mbah Parmin, untuk membuat Adinata melupakan perempuan itu, kita buat saja supaya Adinata sangat membenci perempuan itu, dengan begitu Adinata bisa menjalin hubungan dengan gadis yang lain, sebelum semuanya terlambat dan Adinata menemui Larasati lagi, kita harus segera memisahkan mereka." jelas Murni pada adik perempuan nya.
"Terima kasih mbakyu, kau sudah memberikan saran yang bagus untukku, tapi apakah kita tidak musrik mbak, jika kita percaya pada dukun semacam itu." seru Lasmini dengan mengkerutkan kening nya.
"Sudahlah Las jangan berpikir seperti itu, kau melakukan ini kan demi kebaikan anakmu sendiri, kecuali kau berusaha mencelakai orang lain." cetus Murni meyakinkan Lasmini.
"Kau benar juga mbakyu, aku terpaksa melakukan semua ini, karena Adinata seakan tidak mau berpisah dengan perempuan itu, seluruh warga desa sudah mendengar aib perempuan itu, dia sudah dinodai oleh seseorang yang tidak bertanggung jawab, bagaimana jika dia hamil dan anakku lah yang harus bertanggung jawab, aku tidak sudi mbak jika dia menjadi bagian dari keluargaku, sungguh sangat memalukan mau di letakan dimana kehormatan keluargaku." pekik Lasmini mendengus kesal.
"Sudah Las jangan marah seperti itu pada anakmu, dia hanya terbawa perasaan cintanya pada Larasati, jika kita membuatnya benci pada Laras, maka Adinata akan dengan mudah melupakan cintanya pada Laras, dan dia akan mendapatkan gadis yang baik secepatnya." tukas Murni menghibur hati adiknya.
Setelah itu keduanya pergi ke rumah seorang dukun, nampak disana sudah ada beberapa orang yang menunggu giliran, mereka datang dengan membawa bungkusan berisi gula kopi dan juga teh, terlihat Lasmini mengkerutkan keningnya, dan berkata pada Murni, kenapa mereka tidak membawa bingkisan seperti itu.
"Ah iya aku lupa Las, yang penting kau membayar dengan upah yang lebih, mbah Parmin pasti akan lebih senang menerima nya, lagipula mereka yang datang dengan membawa bingkisan seperti itu, hanya memberikan sedikit uang sebagai upahnya, kalau kau ingin mbah Parmin mengerjakan tugasnya dengan cepat, kau harus memberikan imbalan yang pantas." ucap Murni dengan mengaitkan kedua alis mata nya.
Kemudian Lasmini memasukan lima lembar uang berwarna merah kedalam amplop putih, nampak Murni mengatakan jika mbah Parmin akan mengutamakan tamu yang memberinya imbalan banyak.
"Kau tenang saja setelah ini giliran kita untuk masuk." ujar Murni dengan menyunggingkan senyum nya.
"Darimana mbakyu tau itu, giliran sebelumku saja belum dipanggil masuk ke dalam." bisik Lasmini dengan mengkerutkan keningnya.
Lalu setelah tamu yang sebelumnya pergi, nampak seorang perempuan tua datang menghampiri Lasmini dan juha murni, dia mengatakan agar mereka berdua segera masuk ke dalam bersamanya, kemudian mereka berjalan beriringan masuk ke dalam sebuah ruangan yang remang-remang, nampak di dalam sana sudah ada seorang lelaki tua, tengah duduk bersila dengan memejamkan kedua matanya.
"Silahkan duduk dulu aku akan menerawang isi hati anak lelakimu." ucap mbah Parmin mengagetkan Lasmini.
"Sudah tidak usah heran seperti itu Las, bukankah aku sudah bilang jika mbah Parmin ini sangat hebat, kau duduk saja dan dengarkan apa yang dikatakan nya." bisik Murni ditelinga Lasmini.
Terlihat mbah Parmin sedang membaca rapalan mantra, dengan kedua matanya yang terpejam, nampak beliau seakan berbicara dengan seseorang yang tak kasat mata, Lasmini bergidik ketakutan melihat orang tua itu berbicara sendiri, setelah itu mbah Parmin membuka kedua matanya, seraya membakar dupa yang ada dihadapan nya, beliau menganggukan kepalanya dan mengatakan sesuatu yang membuat Lasmini dan juga Murni menerka-nerka didalam hati nya.
*
*
...Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Rani Lee
Laras msh blm sadar mksd jahat Suripto
2022-08-01
0
🌬️🌧️🌪️☁️☙
mampir
2021-09-28
0
🐾🐾🎯Chandra Dewi♐🐾🐾
lanjut akak
2021-09-15
0