Varo masuk kedalam mobilnya hendak menuju ke kantor Prasetya Corporation. Dia tersadar kalau buku milik Rena yang kemarin dia temukan masih ada bersamanya. Buku itu tergeletak diatas kursi disamping kemudinya. Wajah tampannya menyunggingkan senyum. Dia menemukan alasan baru untuk menemui Rena nanti malam.
.
.
.
Siang berganti malam, Varo bersiap mengunjungi cafe tempat Rena bekerja. Kali ini dia yakin Rena tak akan mengacuhkannya, karena Rena sangat menghormati para pelanggan.
Sudah setengah jam Varo duduk sendirian di meja yang tak jauh dari kasir di cafe harbour. Coffee latte yang dipesannya pun sudah habis setengah, namun pria itu tak kunjung menemukan gadis yang dicarinya.
"Apa dia libur ya hari ini?" Varo bertanya tanya didalam hatinya.
Varo memutuskan untuk menanyakan tentang Rena kepada pelayan lain yang sedang bertugas.
"Mas, Renata yang bekerja disini kemana ya? apa dia libur hari ini?" tanya Varo kepada pelayan itu.
"Renata sudah tidak bekerja disini mas, kemarin malam ada pelanggan yang kecewa atas pelayanannya, dan meminta pemilik cafe ini untuk memecatnya" pelayan laki laki itu menjelaskan dengan rinci apa yang terjadi kepada Rena.
Varo sungguh terkejut dengan penjelasan dari si pelayan itu.
"Apa karena kejadian kemarin di ruangan VIP? Varo memastikan keadaan.
"Bisa jadi mas, karena pelanggan yang komplain itu adalah pelanggan prioritas di cafe ini, setelah kejadian itu, manajer kami menerima telepon dari atasan dan memerintahkan untuk memecat Rena" jelasnya lagi.
"Kasihan Rena mas, dia gadis yang baik dan jadi tulang punggung keluarga, sekarang kami gak tau dia bekerja dimana" tambah si pelayan itu.
Hati Varo tersentuh oleh ucapan orang yang didepannya saat ini. "Rena tulang punggung keluarga" ucapan itu terus terngiang-ngiang di telinganya.
Untuk mengetahui lebih banyak informasi tentang pemecatan Rena, Varo menemui langsung sang manajer yang berkantor di lantai dua cafe ini. Varo ingin memastikan penyebab Rena dipecat.
.
.
.
Varo keluar dari ruangan manajer cafe dengan bingung, dia baru saja mendapat penjelasan dari manajer itu. Dia tak percaya sang kekasih Alya penyebab semuanya. Ternyata saat berada di rumah, setelah Varo mengantarkannya pulang, gadis itu menelepon pemilik cafe langganannya itu. Mereka sudah akrab karena sering bertemu di cafe tersebut. Dengan tega dan ucapan yang dilebih lebihkan, akhirnya si pemilik cafe memecat Rena secara sepihak.
Meskipun manajer cafe sudah menjelaskan masalah sebenarnya dan membela Rena, tapi tetap saja dia tak bisa mempertahankan Rena. Rena dipecat malam itu juga.
.
.
.
Varo kembali ke apartemennya. Ada rasa kesal yang tak dapat diungkapkan. Berkali-kali panggilan telepon dari kekasihnya Alya ditolak. Dia sedang tak ingin bicara dengan gadis itu. Varo takut akan terpancing emosi dan kembali membentak Alya.
"Tadi pagi saat di kampus Rena tak menyinggung sedikit pun tentang pemecatan itu" gumam hati Varo.
"Tulang punggung keluarga, bukankah ayahnya yang brengsek itu mempunyai banyak uang hasil memperdaya orangtuaku" kembali Varo bermonolog sendiri.
Malam itu terasa lebih panjang bagi Varo. Bayangan Rena yang tersenyum tipis namun tatapan kosong selalu lewat di pikirannya.
Alvaro pun mulai menyadari kalau Rena tak seburuk yang dipikirkannya selama ini. Pelan namun pasti pikiran pikiran buruk itu mulai menghilang.
.
.
.
Suasana pagi hari di kampus Rena.
Varo menggenggam buku di tangannya. Sepagi ini dia sudah menunggu Rena didepan gerbang kampus. Ada rasa ingin tahu yang besar akan kondisi gadis itu sekarang. Varo tak sabar ingin berjumpa.
09.00 pagi.
Satu jam sudah Varo menanti Rena di depan kampus. Gadis itu masih juga belum menunjukkan batang hidungnya.
Varo berusaha menghubungi nomor ponsel Rena yang diberikan oleh manajer cafe kala itu. Namun nomor itu tak aktif, suara operator lah yang setia menjawab panggilan dari Varo.
"Dasar gadis misterius, aneh, susah ditebak" Varo bergumam gumam kecil dalam hatinya.
"Hai kak Varo, apa kabar" tiba tiba sebuah suara mengejutkan Varo.
"Aulia, syukurlah akhirnya ada yang bisa ku jumpai, Renata dimana? dia masuk kan hari ini?" Varo memberondong Aulia dengan pertanyaan.
"Rena cuti kuliah sebulan ini kak, katanya ada urusan penting" Aulia bercerita dengan raut muka sedih.
"Dia kemana?, apa kamu tahu?" Varo kembali bertanya.
"Dia sekarang kerja masuk pagi kak, karena masih karyawan baru, dia belum boleh mengganti jadwal masuk sore, untuk itu sementara waktu terpaksa Rena mengambil cuti kuliah dulu" Aulia menjelaskan.
Sekarang Rena kerja dimana?" Varo kembali mengorek informasi dari Aulia.
"Di taman hiburan A**** kak, dia menjadi badut" Aulia menjelaskan dengan sedih.
Varo tersentak, tak menyangka seorang Rena anak dari musuhnya itu begitu mengagumkan.
"Maaf Aul, kenapa Rena sampai begitu kukuh mencari uang, bukankah orangtuanya berkecukupan?" Varo tak tahan lagi dengan semua pertanyaan didalam hatinya.
"Untuk biaya dia sehari hari kak, dan juga setoran wajib kepada orangtuanya, biar dia bisa tetap hidup dengan aman" Aulia menjawab dengan sarkas.
"Maksudnya apa?" Varo tak mengerti.
"Maaf kak, aku masuk kelas dulu, udah terlambat"
"Renata itu gadis yang sangat layak untuk dilindungi" sambil berlari Aulia memberikan pesan kepada Varo. Hal ini semakin membuat Varo kebingungan.
.
.
.
Taman bermain A****
Varo menepikan mobilnya tepat di depan pintu masuk taman bermain terkenal itu. Dari tempatnya sekarang, dia bisa melihat dengan jelas sesosok badut berkostum kucing yang sedang menari nari memanggil orang orang yang lewat.
Varo meringis membayangkan jika orang yang ada didalam kostum itu adalah Renata. Varo melirik jam di tangannya, sudah menjelang tengah hari, cuaca di sekitar pun luar biasa terik. Jika benar badut itu Rena, pastilah dia akan sangat kepanasan didalamnya.
Varo melangkah cepat dengan membawa sebotol air mineral dingin menuju badut tersebut.
Saat berdiri persis di hadapan sang badut, Varo menyodorkan minuman dan tatapan tajam kepada seseorang didalam kostum itu.
Badut yang tadinya masih berjoget joget tiba tiba berhenti dan menghindari Varo. Melihat hal ini, Varo semakin yakin kalau benar tebakannya, orang didalam kostum itu adalah Renata.
"Minumlah" Varo kembali menyodorkan botol air mineral yang dibawanya.
Si badut masih menolak dan berpura pura tak mengenal pemuda tampan itu. Dia terus melakukan gerakan berpindah tempat agar tak didekati oleh Varo.
Namun, bukanlah Alvaro namanya kalo dengan gampang menyerah. Dia terus mengikuti kemanapun si badut pergi. Sampai akhirnya si badut menyerah dan terduduk di kursi yang berada tak jauh dari tempat itu.
Varo sungguh tak kuasa melihat saat seseorang dalam kostum itu membuka bagian atas kostumnya. Rena muncul dari balik kostum dengan keringat bercucuran dan wajah sangat pucat. Sepertinya gadis itu kelelahan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 188 Episodes
Comments
LENY
ya Allah kasihan se x kamu Rena
2022-03-05
0
I Gusti Ayu Widawati
Renata gadis baik2 dan malah menjadi tulang punggung klgnya.
Kasihan banget.Dia bekerja keras dan serba bisa. Punya banyak kelebihan.
Inilah yg membuat Alvaro menjadi tertarik
2022-01-05
1
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
hmm dah keburu masuk auliay .cerita tentang renata lom lengkap
2021-08-18
0