Jam di dinding rumah sakit menuju waktu tengah malam. Renata yang telah dipindahkan ke ruangan perawatan masih terlelap dalam tidurnya. Begitu juga dengan kedua sahabatnya yang setia menjaga di ruangan itu.
Saat ini, Posisi Aulia berada di samping Rena, tangan kedua gadis itu saling berpegangan dalam posisi tidur.
Sementara Aldi, satu satunya pria di tempat tersebut dan sekaligus berperan sebagai pelindung kedua sahabatnya itu berbaring di kursi panjang yang disediakan didekat pintu.
"Ceklekkkk..." Pintu ruangan terbuka. Sesosok pria bertubuh tinggi dan menggunakan masker penutup wajah memasuki ruangan. Pria itu berjalan pelan dan sangat hati hati tak ingin membangunkan siapapun didalam ruangan itu.
Pria itu adalah Alvaro. Setelah mencari tahu keadaan kekasih yang sangat dicintainya, dan mengetahui kalau ternyata wanita kesayangannya itu tengah dirawat di sebuah rumah sakit, tak menunggu lama dia segera bergegas menuju ke rumah sakit tersebut.
Varo berdiri di samping Rena yang terbaring lemah. Mata gadis itu masih terpejam. Varo terus memandangi wanita itu, tanpa sedikitpun menyentuhnya. Hatinya kembali terasa tersayat saat melihat kondisi Renata saat ini.
"Maafkan aku sayang" gumam varo dalam hatinya.
Tak diduga, Renata yang tadi terlelap tiba tiba membuka mata. Pandangan mata mereka berdua beradu. Varo sangat gugup dan kaget akan kejadian yang tiba tiba ini. Dia takut Rena akan kaget dan histeris melihatnya. Namun ternyata kejadiannya tak seperti yang dibayangkan.
Renata hanya membuka mata dengan pandangan kosong, dia masih dalam pengaruh obat penenang, antara sadar dan tak sadar pandangannya terus menatap kearah varo selama beberapa menit, dan setelah itu dia kembali terlelap. Sementara Varo, membeku di posisinya berdiri saat dipandang oleh gadisnya itu. Tak tau mau melakukan apa saat ini.
Setelah beberapa lama memandang wajah wanita yang disayanginya itu, varo pergi meninggalkan ruangan rawat tersebut, tak lupa pria itu menyelesaikan semua pembayaran biaya rumah sakit , tentu saja dengan identitas yang disamarkan.
\=\=\=Malam berlalu, pagi menjelang\=\=\=
Orang tua Rena, Pak Agung dan Bu Wiya datang mengunjunginya di rumah sakit. Dengan wajah masam dan tak menunjukkan simpati sedikitpun, Bu Wiya langsung menyindir Rena yang masih terbaring lemah.
"Dasar anak tak tahu diri, cuma bisa bikin malu orang tua, ibu dan ayah benar benar gak sanggup mendengar omongan tetangga, itu semua gara gara pernikahan mu yang gagal" cecar Bu Wiya tanpa basa basi.
Pak Agung pun tak kalah sinis, bertindak seolah jadi penengah namun nyatanya hanya mengeluarkan kalimat lebih tajam daripada istrinya.
"Sudahlah bu, dari awal bapak juga sudah tak yakin anak pembawa sial ini ada yang mau menikahi, mungkin si Varo dan keluarganya itu sudah terbuka matanya, gak mungkin mau sama anak kita ini".
Sementara Rena yang mendapat perlakuan menyakitkan itu dari orang yang diharapkan bisa memberinya ketenangan, hanya diam dengan pandangan kosong. Dia seolah mati rasa, cacian dan makian dari kedua orangtuanya ini sudah dari kecil didapatkannya. Jadi bila saat ini Rena kembali dicecar dengan kata kata kasar, dia telah menjadi kebal. Hal yang paling menyakitkan sudah dialaminya, hal dimana seorang kekasih yang sangat dicintai meninggalkannya, apakah mungkin adalagi yang lebih menyakitkan dari semua itu?.
**Selamat pagi readers.
Semoga suka cerita terbaru dari author. Ini adalah konsep cerita dahulu yang sempat ada namun error dan tak bisa dilanjutkan.
Terimakasih masih setia dengan karya author, beberapa bulan tak menulis pasca berjuang melawan covid 19, semoga author bisa memberikan tulisan yang menghibur kalian semua ya.
Sayang kalian semua❤️❤️❤️**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 188 Episodes
Comments
vexana🤗
aq sangat suka dg karyamu kak.....semangat terus
2022-07-21
0
LENY
kayaknya bukan ortu kandung masak bilang anak sial. kasihan Rena☹
2022-03-05
0
I Gusti Ayu Widawati
Lanjut Thor. Tetap semangat.
2022-01-04
0