Kembali ke tanah air.
Pagi hari saat Renata baru saja pulang dari pasar yang menjadi agenda rutinnya setiap awal bulan.
Sesosok wanita paruh baya tergeletak dijalanan tanpa seorang pun membantu. Rena yang kebetulan lewat di tempat itu tanpa pikir panjang langsung mendekat untuk memastikan kondisi wanita itu.
"Bu, apa yang terjadi?, kepala ibu berdarah, kita segera ke rumah sakit ya, ibu bertahan ya" Rena yang panik segera bertindak cepat membantu si ibu yang lemah.
Sementara wanita yang ditolongnya menatap Rena dengan pandangan kaget dan tak percaya. Tapi karena rasa sakit yang tak mampu ditahannya, wanita itu tak mengeluarkan sepatah kata pun, dia hanya menatap kosong sebelum akhirnya benar benar pingsan.
\=\=Suasana rumah sakit\=\=
Bu Lidya mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Tampak asing baginya, bau obat dan bunyi peralatan medis sangat terasa di ruangan itu. Bu Lidya menyadari saat ini dia berada di ruangan rumah sakit. Wanita itu mencoba mengingat apa yang terjadi padanya hingga bisa terdampar di ranjang rumah sakit.
"Gadis itu, yang menolong ku tadi, bukankah dia adalah??" Bu Lidya bergumam sendiri. Saat hendak merubah posisinya ke arah yang lebih nyaman, pandangannya terbentur ke sesosok tubuh kecil yang tengah meringkuk di kursi di samping ranjangnya.
Seketika Bu Lidya membeku, dengan posisinya saat ini, dia dapat melihat dengan jelas wajah gadis yang telah menolongnya itu. Dan benar seperti dugaannya, wanita itu adalah Renata, gadis yang dihancurkan nya 2 tahun lalu.
"Ya Allah" Bu Lidya tak mampu menahan ketakutannya. Dalam bayangannya, Renata pasti akan menyakitinya kali ini, akan membalas dendam kepadanya.
Renata terbangun dari tidurnya karena mendengar suara gaduh yang ditimbulkan Bu Lidya.
"Ibu kenapa, ada yang sakit? sebentar saya panggilkan dokter ya" Renata bergegas keluar dari ruangan untuk memanggil dokter.
Bu Lidya yang melihat Rena begitu tulus membantu hanya bisa melongo tak percaya.
Tak menunggu lama, dokter telah masuk kedalam ruangan dan memeriksa keadaan wanita itu. Sementara Rena tak ikut masuk, dia menunggu di depan ruangan.
"Syukurlah luka benturan yang ada di kepala ibu tak terlalu parah, ibu pingsan selama beberapa j karena kehilangan banyak darah. Untunglah putri ibu membawa ibu kesini tepat waktu, dia benar benar anak yang baik" tutur dokter menjelaskan.
"Dia bukan anak saya dokter" Bu Lidya yang masih menyimpan kebencian menjelaskan kepada dokter.
"Oh maaf Bu, saya pikir itu putri ibu, saat membawa ibu kesini nona muda itu menangis panik, dia tampak sangat tulus memohon kepada saya untuk menyelamatkan Anda, bahkan tanpa pikir panjang dia bersedia mendonorkan darah kepada anda" jelas sang dokter lagi.
"A...apa dok, anak itu mendonorkan darah untuk saya?" Bu Lidya tampak sangat tidak percaya dengan apa yang dia dengar.
"Ya Bu, benar, nona itu sangat mengkhawatirkan anda, saat anda tak sadarkan diri, dia tak tidur untuk menjaga anda" dokter kembali menambahkan.
"Terimakasih dokter" Bu Lidya tak sanggup berkata apa apa lagi, batinnya berperang.
"Kenapa dia membantu ku? apa dia tak mengenali ku?" Bu Lidya terus berkutat dengan pikirannya sendiri, hingga tak menyadari dokter telah berpamitan dan Rena sedang berdiri di hadapannya saat ini.
"Bu,,,ibu,,, apakah semua aman?" Rena menyadarkan Lidya yang tampak linglung.
"Sa..saya baik baik saja, terimakasih telah membantu saya" Bu Lidya mengucapkan kalimat yang tulus untuk pertama kalinya kepada Renata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 188 Episodes
Comments
Sriliana Susanti
mnyakit kn ternyata yg di tlg org yg menghancur kn hidup renata
2021-09-27
0
Wati_esha
Hmm Lidya ... bagaimana rasanya?
2021-08-25
0
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
sepertiya renata tidak tau itu adalah calon mertua gagal
2021-08-18
0