Akhirnya Tania benar-benar pergi ke pulau Kalimantan, ya mau bagaimana lagi kalo titah sang Bapak sudah mutlak Tania mah cuma bisa nurut, entah nantinya status nya di Kalimantan Dosen tamu kah, apakah, Tania pasrah wae, lagian biarpun dirinya tak kerja sebenarnya segala keinginan Tania sangatlah mudah di dapatkan, yaa terkecuali cinta.
Pesawat tanpa lending jam 13.45
Selanjutnya Tania di jemput oleh sopir yang mengangkat kertas yang menuliskan Namanya
Sekitar 1 jam perjalanan dari Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan International Airport, mobil yang membawa Tania mulai memasuki wilayah perkebunan kelapa sawit, kanan kiri sekitar benar-benar hanya terlihat hutan sawit
" Masih jauh Pak?? tanya Tania pada sopir yang mengantarkan nya."
" Sekitar satu setengah jam lagi Mba, kalo mbanya lelah bisa istirahat saja dulu, kalo sampai nanti saya bangunkan!!"
" Waah lumayan jauh ya Pak??" Tania nyengir
" IYa mba !!"
" Emmmm... apa sepanjang jalan tidak ada rumah pak, apa hingga akhir kita di suguhi perkebunan kelapa sawit??" tanya Tania penasaran, Tania kira letak universitas tempatnya bekerja letaknya di kota, la ini kok di tengah kebun sawit.
" Tidak mba, beberapa kilometer lagi kita sampai pada perkampungan." jelas sang sopir sopan.
Tania memperhatikan sekitar
" Ini milik orang kampung Pak, maksud saya perkebunan ini milik PT atau perseorangan".
" Ini milik PT Sawit Abadi Mba, milik perusahaan perkebunan kelapa sawit terbesar di kota ini, tidak cuma bergerak di perkebunan, tetapi PT Sawit Abadi sudah bisa mengolah minyak Sawit.
" Ih!!" Tania hanya mampu ber oh ria.
" Kepala PT nya masih muda Lo Mba, orangnya sangat Baik, ramah gak kayak orang kaya pada umumnya, sering saya lihat beliau jadi motivator di beberapa TV swasta".
" Asli orang sini Pak, pengelola nya??"
" Dengar-dengar sih asli orang Jawa mba, tapi kurang tau juga, kami mah bisa di sapa orang besar begitu sudah sangat bersyukur, tidak berani bertanya lebih banyak!!" jelas sang sopir
Tania mengangguk-angguk
" Dari namanya juga kayaknya asli Jawa Mba!!"
" Bapak tau nama nya??"
" Saya tau mba bahkan sebelum Dwi putra itu memimpin perusahaan sawit ini" terdengar sang sopir terkekeh
" Dwi??" beo Tania
" IYa mba pemimpin nya bernama Dastant Wahid Pratama dan wakilnya bernama Rayhan Dwi Pratama.
DEG'
Entah mengapa mendengar nama dua bersaudara itu Tania merasa jantungnya berdegup kencang.
" Tapi sayangnya, pak Rayhan itu orangnya berbanding terbalik dengan pak Dastant mba, kata orang pak Rayhan itu tempramen, kasar, terlalu tegas dan lagi wajah es!!" tambah sang sopir dengan terkekeh kecil
Mata Tania yang tadinya ngantuk tiba-tiba berbinar, ada rasa keingintahuan tentang pria yang bernama Raihan itu.
" Apa si Rayhan itu jomblo??" tanya Tania berubah semangat, benar-benar bukan seperti Tania biasanya yang cuek tentang Pria siapa pun itu, tapi mengapa mendengar sedikit cuplikan tentang sifat dan nama Rayhan ada setitik rasa tersirat di hatinya.
" Jomblo itu apa ya mba??" tanya sang Bapak Bingung.
" Ahh maksudnya single, sendiri belum menikah pak!!" jelas Tania
Terdengar sang Bapak tertawa
" Walaaah kalo tertarik jangan sama pak Rayhan mba, sama pak Dastant saja, saya dengar banyak wanita yang begitu tertarik sama Pak Dastant karena sifatnya yang baik dan randah hati" saran pak sopir.
" Tapi dengar cerita Bapak saya lebih tertarik sama si adek DECH pak, siapa tadi Rayhan?? dari bayangan saya kayaknya orangnya macho." jelas Tania yang kian membuat sang bapak tertawa di sela kegiatan mengemudinya
" Jangan mba, mbanya masih terlalu muda, ini aja baru mau masuk kuliah, mbanya terlalu imut untuk bersanding dengan mas Ray yang dingin dan angkuh.
Lagi-lagi Tania hanya mampu menghela nafasnya, anggapan kalau dirinya baru lulus SMA selalu saja di alaminya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Sandisalbiah
diaamiinin aja Tan... doa itu loh... disuruh awat muda terus... 🤭🤭🤭
2023-10-25
0
Fe☕
Tania imut ya 😄
2022-08-17
0
Wijaya Wijaya
nyimak tour
2021-11-18
0