Tegar dan Dimas mengambil semua pesanan untuk hadiah dan oleh-oleh sebelum meluncur ke rumah sakit. Sepanjang perjalanan Tegar mendengarkan lagu-lagu cinta bahkan sekali-kali ikut bersenandung. Dimas yang berada di belakang kemudi menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah laku Tegar seperti layaknya anak muda yang jatuh cinta.
“Bos, wah bener-bener nih mantap ya untuk mengejar cinta Dilla kembali? Trus bagaimana dengan Luna, Cintya, Clara dan si Brenda bos?” tanya Dimas yang tahu betul kalau bosnya itu suka berganti-ganti pasangan.
“Itu sih lewat. Apalagi Brenda meskipun wajahnya mirip dengan Dilla tapi kalah cantik dengan Dilla. Dan adik tirinya Dilla itu hanya layak dijadikan adik ipar meskipun dia mengejar-ngejar aku,” ucap Tegar percaya diri.
“Ha…, ha …, lalu kenapa tempo hari bos mau diajak bertemu dengannya kalau tidak menyukainya?” Dimas mengorek-ngorek cerita dari si bos Pendendam itu.
“Aku hanya ingin melampiaskan kekesalan aku terhadap Dilla dengan mendekati adiknya itu, tapi ternyata salah hubungan mereka berdua buruk dan tidak terkesan sebagai kakak adik. Adiknya itu tidak peduli dengan kakaknya karena terlahir dari rahim hang berbeda. Bahkan Brenda juga membenci Dilla. Dari situ akhirnya tahu kalau hubungan mereka tidak harmonis. Dan yang lebih mengejutkan aku mengetahui kalau Dilla menolak ku karena tidak mau dimanfaatkan oleh mama tirinya yang ingin menjadikan Dilla umpan untuk menguasai hartaku. Dan yang lebih mengejutkan ternyata tante Lusi berselingkuh dengan paman aku Lukas. Kamu kan tahu dari dulu paman Lukas ingin menguasai harta ayah bahkan semua cara di lakukan nya.” Tegar menghela nafasnya karena penyesalannya yang telah melampiaskan dendamnya terhadap penolakan Dilla.
“O jadi itu yang membuat bos menyesal? Ternyata bu Dilla menolak bos untuk menyelamatkan harta bos dari keserakahan mereka?” tanya Dimas sambil mengernyitkan dahinya yang selama ini baru dia tahu motif bosnya yang sudah berani mendekati bu Dilla kembali.
“Ya, begitulah Dim. Aku ingin menebus kesalahan aku ini dengan apapun. Bahkan aku berlutut dihadapannya juga tidak masalah. Ternyata Dilla bener-bener wanita yang berhati emas. Dia mengorbankan perasaan cintanya hanya untuk menyelamatkan aku. Aku yang bego tidak mengerti tentang dirinya. Namun nasi sudah menjadi bubur, aku telah menodai ketulusan cintanya dengan perbuatanku. Aku berharap kedua anak kembar itu merupakan buah hatiku dengan Dilla. Bisakah kamu mencari informasi untuk ku tentang mereka?” tanya Tegar kepada Dimas.
“Siap Bos, tapi perlu waktu dan saya harap bos mau bersabar dan tidak gegabah dalam bertindak. Control emosinya bosku. Jangan main tebas apalagi langsung membawahi ataupun menodai. Ingat wanita itu makhluk yang sulit dimengerti?” ucap Dimas sok dewasa.
“Pletak.” Tegar menjitak kepala Dimas dengan tangannya.
“Memangnya kamu sudah mengerti apa tentang wanita? Sampai hari ini saja kamu masih melajang dan tidak pernah mau jika didekati wanita,” ucap Tegar yang kembali menggoda Dimas.
“Jangan salah bos, untuk tahun ini aku pastikan diriku akan melepas masa lajangku. Dan kalau perlu aku akan mendahului mu bos,” ucap Dimas serius sambil mengemudikan mobilnya.
“Serius? Sama Mita kah?” tanya Tegar kepada Dimas namun tidak dijawab oleh Dimas. Tegar pun diam tidak mendesak lagi kepada Dimas karena mereka sudah sampai di depan rumah sakit.
Dimas turun kemudian membukakan pintu untuk Tegar. Dimas pun menenteng beberapa hadiah untuk si kembar sedangkan Tegar membawakan hadiah dan buket bunga untuk Dilla. Tegar dengan semangat ingin bertemu dengan pujaan hatinya termasuk buah hatinya. Tegar yakin kalau kedua bocah kembar itu anaknya.
Sesampainya di ruangan perawatan Dilla TEgar disambut hangat oleh Yasa dan Setya. Meskipun mereka pawai dalam bisnis namun mereka juga masih anak-anak yang menunjukan sifat aslinya sebagai anak kecil.
“Sore om Tegar. Ayo sini dari tadi mama sudah siap dan menunggu kedatangan om,” ucap Yasa yang memecahkan keheningan di ruangan itu.
Sementara itu Dilla yang mendengar perkataan bosnya langsung menelan salivanya dan mukanya memerah menahan malu.
“Apa iya? Berarti mama kangen dong sama om? Wah nasib baik untuk om ya kalau ternyata om ada yang menunggu kedatangan om. Apalagi yang menunggu bidadari cantik bersama pangeran-pangeran kecilku,” ucap Tegar penuh percaya diri dan tanpa rasa malu mengungkapkannya dihadapan mereka semua.
Mita yang tahu situasi bersama Rara langsung pamit untuk pulang terlebih dahulu. “Permisi bu, kami berdua izin pulang dulu karena kami harus menyiapkan semua peralatan dan keperluan yang ada di rumah,” ucap Mita sopan.
“Baiklah kalau begitu kita pulang bersama-sama saja. Ini aku juga sudah siap.” Dilla menyambung pembicaraan Mita.
Akhirnya mereka pun keluar ruangan dan bergegas menuju parkiran. Tiba-tiba si kecil Setya mengandeng mamanya dan mengajaknya masuk ke mobil Tegar.
“Sayang, mana boleh seperti itu? Mama bersama kamu dan tante Rara saja,” ucap mamanya pelan.
“No…no. Mama dan tante Mita bersama om cakep. Aku dan kakak bersama tante Rara. Jadi adil kan?” ucap Setya yang didukung oleh saudara kembarnya.
“Ya aku setuju dengan adik.” Yasa langsung mengacungkan jempol dan mengedipkan matanya untuk sang adik dan langsung meninggalkan mamanya berjalan menuju mobilnya.
Mita pun hendak pergi meninggalkan mama Dilla namun diancam oleh mama Dilla. “Mita kalau kamu ingin terus bekerja dengan ku kamu temani aku dan sana duduk di sam…depan,” ucap Dilla yang langsung merubah samping menjadi depan karena kalau duduk disampingnya jelas tidak mungkin karena sudah ada Tegar yang tiba-tiba sudah ada di dekatnya.
Mita pun dengan lesu berjalan menuju samping depan dan berdekatan dengan Dimas. Mita menghela nafasnya karena perasaannya tidak menentu ketik duduk bersama Dimas.
Mita merasa gusar dan risau karena detak jantungnya tiba-tiba berirama begitu kencang hingga dia sesekali mengelus dadanya karena takut jika diketahui oleh Dimas yang diam-diam menarik hatinya.
“Dik Mita kenapa? Apa sakit?” tanya Dimas tiba-tiba yang mengejutkan dirinya.
“Tidak kok kak. Aku hanya capek saja!” ucap Mita yang tidak ingin gejolak hatinya diketahui oleh Dimas.
Sementara itu Dilla di belakang nampak canggung dengan Tegar. Dilla membuang mukanya menghadap ke samping seolah-olah melihat pemandangan di luar jendela. Tegar yang kesal tiba-tiba menggeser kan pantatnya mendekati Dilla. Dilla semakin kesal dan tanpa sadar kakinya yang memakai hight hill menginjak kaki Tegar dengan keras hingga Tegar meringis kesakitan.
“Waduh,” teriak Tegar reflek dan membuat Dimas melirik kebelakang dari kaca spion.
“Ada apa pak bos? Kok teriak kesakitan?” tanya Dimas kepada bosnya.
“Gak. Ada apa-apa ini ada nyamuk yang tiba-tiba menggigitku. Dan gigitannya sangat menyakitkan lebih sakit dari ditendang gajah,” ucap Tegar sekenanya hingga membuat Dilla mendelik. Namun mereka tidak lama berseteru karena tiba-tiba mobil yang dikendarai oleh Dimas sudah sampai di rumah Dilla tentunya atas petunjuk Mita.
“Terimakasih para pembaca yang setia, kontribusi anda dalam memberikan komentar, like, hadiah dan votenya sangat menentukan update episode berikutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Agustina RS
Aku kasih bom like kakak, mampir di karyaku terbaruku juga,
MY Boyfriend is an Alien
terimakasih 🙏😊
2021-09-06
1
CR⃟7Moᷤmᷱyⷷ⁃ⷷdⷮhea *🎯Hs
Lanjut
2021-08-19
1
Quora_youtixs🖋️
like selalu
2021-08-18
2