Rombongan pun sampai di rumah Dilla. Begitu mobil berhenti Tegar dengan cekatan langsung turun dari mobil dan membukakan pintu untuk Dilla. Semua orang nampak memandangi moments mereka berdua.
Dilla yang merasa jadi pusat perhatian langsung grogi dan tiba-tiba sewaktu mau turun dari mobil kakinya tidak sengaja menginjak roknya hingga menyebabkan dia hampir terjatuh namun dengan sigap Tegar memeluknya.
“So switt…, bener-bener calon papa aku yang ok. Kelihatan banget kalau om Tegar akan melindungi dan menjaga mama dengan baik. Pokoknya om Tegar ok banget,” seru Setya kegirangan.
Dilla yang terpeleset hampir jatuh ternyata menyebabakan kakinya terkilir. Dilla berusaha melepaskan dirinya dari pelukan Tegar dan hendak berjalan sendiri tapi selai lagi tubuhnya limbung akan jatuh. Tegar dengan sigap langsung menggendongnya menuju ke dalam rumah.
Mbok Atik yang sudah siap langsung mempersilahkan mereka masuk kemudian mengarahkan Tegar agar masuk ke kamar Dilla. Tegar dengan pelan-pelan membaringkan Dilla untuk duduk di ranjang kemudian Tegar berjongkok memijit kaki Dilla.
“Apa yang kamu lakukan? Lepaskan aku kak. Aku tidak ingin bantuan kamu,” ucap Dilla setengah meringis menahan sakit.
“Diamlah, kalau tidak diam aku akan cium kamu dihadapan anak-anak,” bisik Tegar setengah mengancam hingga membuat Dilla terdiam. Tegar pun kemudian melanjutkan aksinya untuk memijit kaki Dilla yang tergelincir.
“Dasar Ceo Pendendam yang suka maksa,” ucap Dilla sambil menggeliatkan tubuhnya menahan sakit namun membuat Tegar menelan salivanya karena dibalik bajunya memperlihatkan ukurannya yang tentunya semakin montok.
Belum sempat Tegar menerawang lebih jauh tiba-tiba Setya masuk ke kamar dan menyapanya. “Mama sayang, apa mama masih sakit? Kalau masih aku telpon kan om papa ya? Om papa kalau jam segini sudah di rumah,” ucapnya yang tanpa dia tahu membuat Tegar terluka.
“Nak, ini mama sudah baik kok. Coba kamu berdiri dan berjalanlah!” perintah Tegar pada Dilla. Dilla pun menuruti apa yang dikatakan Tegar karena Dilla tidak ingin Tegar bertemu dengan Irfan yang nantinya akan mempersulitnya.
“Wah om Tegar hebat,” kata Setya yang langsung mendekati Tegar dan duduk dipangkuan om Tegar.
“Terimakasih sayang, kalau soal membetulkan kaki terkilir om sudah biasa. Karena om sewaktu masih banyak belajar dengan guru om yang mengajari om beladiri dan sekaligus teknik memijat untuk membetulkan syaraf.
“Wah kalau begitu om pandai ilmu beladiri dong? Ayo om ikut aku kalau begitu!” Setya langsung menarik Tegar untuk ikut dengannya.
“Setya, jangan begitu kasihan om Tegar yang masih capek,” ucap Dilla pada Setya namun tidak digubrisnya. Tegar pun mengasih tanda dengan menggelengkan kepalanya kepada Dilla kalau ajakan Setya tidak masalah untuknya.
Sesampainya di luar mereka melihat Dimas dan Mita di ruang tamu. Setya pun mengajak mereka sekalian. Setya mengajak mereka ke belakang rumah yang terdapat suatu ruangan yang teramat luas. Setya dengan antusias menunjukan ruangan itu kepada Tegar dan Dimas didampingi Mita.
“Om itu ruangan yang di desain mama untuk kita berlatih biar menjadi lelaki tangguh hingga kita bisa menjaga mama dari kejahatan orang lain. Itu kaka Yasa sedang sibuk Latihan mengasah ilmu bela dirinya. Ayo om tunjukan kemampuan bela diri om lawan kak Yasa,” ucap Setya hingga membuat Dimas dan Mita terkejut.
“Setya tidak boleh seperti itu nak? Kasihan om Tegar nanti kecapekan,” ucap Mita yang merasa tidak enak dengan sikap Setya.
“Nak, mana bisa om Tegar melawan anaknya sendiri…eh maksud aku calon anaknya. Masih kecil lagi, kan tidak sebanding,” ucap Dimas keceplosan yang hampir membongkar identitas Tegar.
“Siapa bilang tidak sebanding? Ilmu beladiri kakak itu jauh diatas orang dewasa. Ayo om segera kesana. Aku pastikan om akan kalah dengan kak Yasa,” setya berucap dengan percaya diri.
“Baiklah om akan coba, tapi ini atas permintaan kamu lo ya?” Tegar langsung melepas kaosnya hingga tinggal memakai kaos singlet saja sehingga menunjukan badannya yang berotot. Dilla yan mengamati dari kamarnya melalui jendela menelan salivanya karena dalam hatinya dia masih mengagumi tubuh pria yang dulu dicintainya.
Tegar langsung menyerang Yasa yang nampak melatih dirinya dengan jurus-jurus beladiri nya, namun tidak membuat lengah. Yasa langsung mengimbangi lawannya dengan berkali-kali berusaha menendang Tegar. Dimas yang berada di dekat mereka nampak mengabadikan duel mereka berdua dengan video. Sementara itu Setya bersorak mendukung sang kakak hingga membuat mereka terkejut dengan teriakannya.
“Kak, semangat ayo serang terus om Tegar bayangkan kalau om Tegar itu yang telah menyakiti mama. Ayo kak hajar terus!” ucap Setya yang berpengaruh terhadap pergerakan Tegar. Tegar terkejut dengan teriakan Setya, dalam hatinya dia bertanya-tanya bagaimana kalau kedua bocah ini mengetahui kalau dirinya adalah ayah kandungnya dan yang membuat mamanya berjuang sendiri membesarkannya.
“Buk…, buk….” Ayo om berdiri kembali, kalau om mau mendekati mama, om harus bisa mengalahkan aku,” teriak Yasa berapi-api hingga akhirnya membaut Tegar bangkit kembali dan melawan bocah kecil tersebut.
Dimas pun tak mau kalah dengan teriakan setya dan Yasa. “Ayo bos ku, sikat dan lumpuhkan lawan mu dengan baik tanpa cidera. Kau layak jadi ayah mereka,” ucapnya berapi-api hingga membuat Mita yang berada si sebelahnya menatapnya dengan tajam.
“Kau itu memang cocok jadi kompor, masa kau dukung mereka berkelahi yang jelas-jelas tidak sebanding. Dasar bos dan anak buahnya yang sama-sama somplak!” ucap Mita kesal.
“Tenang, bosa aku tidak akan melukainya. Percayalah padaku, dan aku pastikan mereka berdua tidak akan ada yang cidera,” ucap Dimas menyakinkan Mita.
“Awas ya, kalau terjadi apa-apa dengan bos kecilku, aku akan cincang-cincang kamu jadi perkedel ya?” ancam Mita pada Dimas.
“Siap, memangnya kamu tega mencincang-cincang tubuhku? Yang ada kamu malah mengajakku bermain di ranjang? Gimana? Iya kan?” Dimas menggoda Mita sambil mengerlingkan matanya ke arah Mita. Mita pun nampak tersipu malu menghadapi Dimas yang ternyata juga sama somplaknya dengan bosnya.
“Dasar otak mesum. Mana bisa seperti itu? Kalau mau seperti itu harus menikah dulu,” ucap Mita yang tanpa sadar memberi lampu hijau pada Dimas.
“O, kalau sudah nikah boleh ya? Ok, kamu mau aku nikahi kapan? Besok, lusa, minggu depan atau bulan depan?” tanya Dimas yang membuat Mita semakin risih hingga akhirnya Mita memutuskan menjauhi Dimas. Dimas pun tertawa terbahak-bahak melihat tingkah laku Mita.
Pertandingan mereka pun sudah hampir setengah jam namun dua-duanya nampak bertahan di posisi masing-masing.
Dilla yang tidak tega melihat mereka duel langsung keluar dari kamarnya dan menghampirinya. “Setya, ayo nak hentikan permainan ini, janganlah seperti itu nak terhadap orang yang lebih tua.”
“Tenanglah, ma. Mereka tidak kenapa-napa,” ucap Setya menyakinkan mamanya. Dan perkelahian pun berlanjut hingga akhirnya Tegar menguasai pertandingan dan membuat Yasa harus mengakui kalau Tegar layak jadi calon pendamping mamanya.
Namun tiba-tiba Setya mendekati mereka. “Om, kamu memang hebat bisa melawan kakak aku, tapi om juga harus bisa mengalahkan aku bermain game dan balap mobil, tapi minggu depan.”
“Ok, siapa takut. Aku tidak akan menyerah demi mama kalian,” ucap Tegar hingga membuat Dilla membisu tidak bisa mengatakan apa-apa lagi. Mita untuk memecahkan keheningan di antara mereka langsung mengajak mereka untuk menikmati the hangat dan cemilan di teras dekat kolam renang.
Merekapun akhirnya berkumpul bersama dan bercanda dengan riang layaknya sebuah keluarga. Namun Dilla belum sepenuhnya menikmatinya. Karena waktu sudah semakin sore Tegar dan Dimas izin pulang.
“Terimakasih para pembaca yang setia, kontribusi anda dalam memberikan komentar, like, hadiah dan votenya sangat menentukan update episode berikutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
M Anha🌹 Ig: anha5569🌹
aku mampir Thor 💖💖💖
salam dari 💗💖 Pilihan Ku💖💗
Semangat 💪💪💖
2021-08-16
2
☪wHEniA1102™◼KB☪
ayo tegar dan Dimas selamat berjuang untuk mendapatkan bidadari kalian berdua
2021-08-11
2