Dilla tersadar dalam pingsannya, dirinya sangat terkejut ketika membuka matanya sudah berada di dalam kamar yang sangat megah dan berbau maskulin. Interior kamar pun nampak gelap dan seram seolah menunjukan kalau yang punya kamar adalah seorang pendendam.
Dilla yang lemah kemudian berjalan keluar kamar untuk pergi ke dapur mencari minum karena kerongkongannya terasa kering. Dilla berjalan mengendap-ngendap dan celingukan karena bingung harus berjalan kemana.
“Hai gadis, apa yang akan kamu lakukan!” teriak Tegar yang barusan keluar dari kamar kerjanya. Dilla sangat ketakutan melihat wajah tegar.
“Maaf kak. Aku…ingin minum, kerongkongan aku terasa kering,” jawab Dilla panik.
Sementara itu karena mendengar suara yang berisik tuan Ardi keluar dari kamarnya dan menyalakan lampu ruang tengah.
“Nak, apa yang kamu lakukan tengah malam begini di rumah aku?” tanya tuan Ardi yang memang mengenal Dilla.
“Maaf pak. Aku tadi di jalan ada orang yang hendak melecehkan ku bahkan hendak memperkosaku. Tapi aku di tolong oleh kakak ini!" ucap Dilla menunjukan tangannya ke arah Tegar.
“O…Tegar maksud kamu. Sejak kapan dia berani membawa seorang perempuan ke rumah? Ha…ha…, Tegar…Tegar… kau telah jatuh cinta ya?” ucap tuan Ardi sambil tertawa terbahak-bahak.
“Eh…itu yah. Aku bawa pulang ke rumah karena saat aku berkelahi dengan preman yang menggodanya, dia tidak sadarkan diri yah. Aku juga tidak tahu alamatnya,” Tegar dengan muka memerah menjelaskan kepada ayahnya. Tapi untung cahaya lampu menyamarkan mukanya yang memerah sehingga ayahnya tidak melihatnya.
“Ya sudah. Nak dapurnya ada disana. Kamu berjalan saja lurus kemudian belok ke kiri,” ayah Ardi memberi petunjuk kepada Dilla.
Dan kau Tegar, kamu ikut ayah ke ruang kerja. Ayah ingin membicarakan sesuatu dengan kamu. Ayah Ardi berjalan menuju ruang kerjanya diikuti oleh Tegar.
“Duduklah nak! Aku tahu kamu sangat mencintainya tapi janganlah kau samakan dia dengan Anita mantan kekasihmu. Ingat nak dia bukan Anita yang bisa mempermainkan hati seorang cowok. Dia gadis yang lemah dan perlu dilindungi. Dan satu lagi ayah harap kamu mau menjaganya untuk ayah. Dia hatinya tulus dan lembut. Tidak itu saja dia juga pernah menyelamatkan ayah dari seseorang yang ingin menabrak ku,” Ayah Ardi menghela nafasnya panjang.
“Aku tidak janji ayah. Tapi aku akan berusaha mewujudkan harapan ayah. Tapi masalahnya apakah dia menyukai aku yah? Kalau denganku dia sangat galak dan susah disentuh yah?” ucap Tegar di hadapan ayahnya.
“Kau itu. belum-belum sudah main sentuh saja. Jelaslah nak dia tidak mau. Kau nikahi dulu baru kau sentuh. Itu baru yang betul,” ayah Ardi kembali menggoda putranya.
“Ayah apaan sih. Maksud aku dia kalau aku dekati galak dan judesnya nya setengah mati. Kemarin saja aku bertemu dengannya kena lempar kepalaku dengan kerikil, tidak tanggungjawab dan langsung ngeloyor pergi,” ucap Tegar jengkel karena ayahnya malah tertawa terpingkal-pingkal.
“Kau itu play boy tapi menaklukan gadis kecil seperti Dilla saja tidak bisa. Sudahlah ayah mau tidur. O...iya kamu harus tidur di kamar tamu kalau Dilla tidur di kamar kamu,” ayah Ardi memberi perintah sambil ke luar dari ruang kerjanya menuju ke kamar.
“Sial..., bener-bener sial aku hari ini. Inginnya aku tidur di sampingnya eh keburu ketahuan sama ayah,” Tegar menggaruk kepalanya yang tidak gatal kemudian melangkah pergi menuju kamar tamu.
Sementara itu Dilla dari dapur langsung kembali naik tangga menuju kamar yang tadi dia gunakan untuk tidur. Dilla mengunci rapat-rapat kamarnya. Dilla masih terbayang pertemuannya dengan cowok aneh. Dilla mengingatnya kembali dan kemudian Dilla tertawa sendiri mengingat pertemuan pertamanya dengan Tegar.
“Astaga, meskipun galak dia tampan sekali. Aku sangat menyukainya. Dia nampak cool dengan tinggi badan yang atletis kalau dipikir-pikir dia impian setiap wanita,” gumam Dilla yang belum bisa juga memejamkan matanya.
Karena tidak bisa memejamkan mata juga akhirnya Dilla memutuskan untuk membuka ponselnya dan berselancar di dunia maya. Dilla menghidupkan akun Facebooknya. Di dalam facebook tiba-tiba ada seorang pria yang masuk ke kotak pesan untuk memintanya untuk kenalan.
Dilla yang memang tidak bisa tidur menanggapinya hingga mereka berdua nampak akrap dan ngobrol membicarakan tentang hobi dan kesenangan mereka.
Karena capek Dilla akhirnya tertidur pulas hingga pagi hari. Dilla langsung bergegas membersihkan badannya, namun tak kala mau memakai baju tiba-tiba bajunya jatuh. Dilla kemudian mengganti bajunya dengan kemeja yang ada di almari milik Tegar.
Di dekat meja ada mukena yang disediakan mbok Yem, kemudian ia pakai untuk sholat. Setelah sholat Dilla bingung karena mau keluar bajunya hanya kemeja saja.
Sementara itu Tegar yang sudah bangun langsung keluar kamar tamu dan kembali ke kamarnya. Tegar membuka kamarnya yang sudah tidak dikunci lagi. Kemudian Tegar masuk ke kamar, namun Tegar langsung marah tak kala melihat kemejanya dipakai Dilla.
“Hai gadis somplak. Ngapain kamu pakai kemeja aku? Memangnya baju kamu kemana?” teriak Tegar hingga membuat Dilla jengkel. Dilla langsung berdiri di hadapan Tegar namun kemejanya yang warna putih terang membuat lekuk tubuh Dilla yang seksi dan sintal semakin terlihat oleh Tegar.
“Dasar cowok aneh dan nyebelin ditambah pelit. Kemeja kayak begini saja dipinjam gak boleh. Nanti kapan-kapan aku ganti,” ucap Dilla
“Cewek somplak bikin aku naik pitam saja. Tuh ganti baju kamu dengan kaos dan celana pendek di almari sebelah. Baju itu terlalu transparan dan itu aurat mu terlihat dengan jelas. Atau kamu sengaja ya memamerkan lekuk tubuhmu agar aku terpikat olehmu?” Ucap Tegar sambil mengambilkan kaos oblong dan celana pendek casual untuk Dilla.
Tegar menelan salivanya karena tiba-tiba Dilla menghampirinya. Tegar merasa tidak tahan oleh godaan yang ada di depannya langsung membalikan tubuhnya menuju kamar mandi.
“Bener-bener gadis somplak yang tidak tahu tata krama. Masa dengan pedenya memperlihatkan lekuk-lekuk tubuhnya membuat jiwa lakiku berselancar ingin menikmatinya,” gumam Tegar sambil bersungut-sungut masuk ke kamar mandi.
Dilla yang baru menyadari ulahnya kemudian bercermin di depan meja rias yang ada di kamar Tegar. “Astaga, bener-bener aku cewek yang ceroboh. Tidak seharusnya aku pakai kemeja seperti ini. Bener-bener memalukan. Dilla menelangkupkan kedua telapak tangannya menutupi wajahnya.” Kemudian Dilla mengganti bajunya dengan kaos dan celana pendek pemberian Tegar.
Setelah selesai berpakaian Dilla keluar kamar kemudian menuju dapur yang sudah ada mbok Yem yang sedang menyiapkan sarapan padi. Dilla membantu menyiapkan masakan untuk dihidangkan di meja.
Setelah semuanya siap mbok Yem memanggil tuan Ardi untuk sarapan pagi. Tidak lama kemudian tuan Ardi datang dan diikuti oleh Tegar.
Mereka bertiga sarapan pagi, Tegar sangat menikmati makanannya hari ini entah mengapa makanannya terasa enak.
“Mbok ini siapa yang memasaknya mbok?” tanya Tegar tiba-tiba hingga membuat Dilla memerah wajahnya karena Dilla yang memasak.
“Yang masak non Dilla tuan muda, tadi si mbok hanya bantu-bantu saja,” jawab si mbok.
“Masak sih mbok. Gadis somplak seperti dia bisa masak selezat ini?” Tegar masih tidak percaya dan menatap Dilla seolah-olah minta penjelasan. Dilla yang ditatap seperti itu hanya bisa menganggukkan kepalanya sebagai tanda menyetujui pernyataan si mbok.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
ai'
awas bucin gar
2021-10-10
1
[💝¹³_ALi💫¹⁶JaFar²⁰*💝
💞💞💞
2021-08-28
2
Quora_youtixs🖋️
semangat
2021-08-10
2