Hari demi hari Tegar selalu datang ke rumah Dilla dengan harapan selalu bersama Dilla. Dari sikap Tegar nampak jelas kalau ingin memiliki Dilla seutuhnya sebagai pasangan hidupnya.
Tegar datang di siang hari waktu istirahat makan siang. Tegar datang bersama asisten pribadinya membawakan makanan dan oleh-oleh untuk keluarga Dilla. Mama tirinya Dilla sangat antusias mendekati Tegar.
Mama Lusi dengan mulut manisnya mengatakan kalau sebenarnya ia ingin menjadikan Tegar sebagai menantunya untuk menikah dengan Brenda. Tegar menolaknya secara halus dan menyampaikan kalau dirinya sudah memiliki pasangan dan akan menikahinya.
Mama Lusi paham betul apa yang disampaikan oleh Tegar. Mama Lusi dengan perasaan mendongkol menyampaikan kalau sebenarnya Tegar lebih cocok dengan Brenda.
Tidak berapa lama kemudian ayah Wisnu pulang ke rumah untuk makan siang. Ayah Wisnu sangat terkejut dengan keberadaan Tegar. “Pak Tegar maaf kami belum bisa melunasi pinjaman kami. Bahkan perusahaan saya sekarang bangkrut dan kolap.”
“Bapak tidak usah kawatir. Saya datang kesini untuk menemui Dilla,” jelas Tegar dengan sopan.
“Dilla? Hari ini Dilla ke kampus pak, katanya menyelesaikan adminitrasi untuk wisuda. Sebentar lagi juga pulang,” ucap ayah Wisnu yang didampingi oleh mama Lusi. Mama Lusi kemudian menyuruh Brenda untuk mengambilkan minuman dan cemilan.
Mereka berempat ngobrol banyak hal, namun Dilla yang ditunggu-tunggu tak kunjung datang. Tegar yang tidak sabar menunggu akhirnya meminta alamat kampus Dilla.
Tegar menyuruh asistennya yang bernama Dimas untuk mengantarnya ke kampus. Tegar yang sangat tergila-gila dengan Dilla tiap hari selalu berusaha menemuinya. Sementara Dilla bersikap biasa-biasa saja. Dilla tidak mau kedekatan dirinya dengan Tegar dimanfaatkan oleh mama tirinya.
Dilla berjalan keluar kampus bersama sahabatnya Rara dan Mita. Mereka bertiga tampak riang dan bercerita tentang pacar masing-masing kecuali Dilla yang memang belum punya keinginan untuk pacaran.
Namun tiba-tiba Rara menghentikan ceritanya dan nampak mengagumi seseorang. “Astaga, kalau seperti itu bisa-bisa aku jatuh cinta lagi Mit. Lihatlah tampangnya yang tampan dan bodynya yang six pack bisa membuat aku tergila-gila.”
“Ra, apa yang kamu lihat?” tanya Mita yang langsung mengikuti arah pandangan Rara. Mita pun ikut terpana dengan pemandangan yang ada di depannya.
“Astaga kalian itu pada kesurupan apa ya? kalian lihat apa?” tanya Dilla kepada kedua temannya. Kemudian matanya mengikuti arah pandang kedua temennya. Dilla langsung menelan salivanya. Dia tidak menyangka kalau Tegar datang ke kampusnya. Tegar yang tampan dan maskulin jadi pusat perhatian semua orang di kampus.
Dan yang membuat mereka tidak percaya ketika Tegar tiba-tiba datang menghampiri Dilla gadis sederhana yang orang tuanya sedang mengalami kebangkrutan.
Tegar menyapa Dilla dan kedua temannya kemudian mengajak mereka untuk makan siang. Dilla menolaknya namun kedua sahabatnya yang penasaran dengan Tegar langsung mengiyakannya sehingga Dilla mau tidak mau mengikutinya.
Tegar mengajak Dilla semobil denganya sedangkan kedua sahabatnya memakai mobil sendiri dan mengikuti mobil Tegar.
Tidak berapa lama mereka sudah sampai di rumah makan. Tegar meminta mereka memesan makanan sepuasnya. Kedua sahabatnya Rara dan Mita memanfaatkan moment penting ini dengan memesan banyak makanan. Dilla yang merasa tidak enak hati langsung meminta maaf kepada Tegar. Tegar yang tajir melintir tidak merasa keberatan dengan sikap Rara dan Mita. Dimas asistennya juga mengikuti Tegar untuk makan bersama.
Disaat makan bersama tiba-tiba ada cewek super model yang terkenal menghampiri mereka. Citra langsung menyapa Tegar dan mencium pipi kanan dan kiri Tegar hingga membuat Dilla cemburu. Muka Dilla langsung memerah menahan api cemburu namun Dilla yang tahu diri hanya diam.
Citra hendak duduk di samping Tegar namun tiba-tiba Dilla berdiri dan izin untuk pergi ke belakang. Dilla dengan perasaan galau dan tidak menentu berlari menuju ke kamar mandi. Dilla menghapus air matanya, secara tidak sadar dirinya mencintai Tegar. Dilla juga menyadari kalau dirinya tidak ingin bersamanya karena bagaimanapun dia tidak ingin dimanfaatkan mama tirinya untuk mengeruk kekayaan Tegar.
Dilla kemudian keluar dari kamar mandi dengan membunyikan tangisnya. Dilla bergabung dengan mereka kembali. Tegar memperhatikan gerak-gerik Dilla. Tegar yang sangat sayang dengan Dilla tiba-tiba menyuapi makanan untuk Dilla yang bersedih.
“Dilla sayang, kamu makan ya? Ini kan makanan kesukaan kamu?” ucap Tegar yang tanpa basa-basi mengumbar kemesraan di depan temen-temanya Dilla dan Citra. Dilla yang melihat pandangan Tegar yang setengah memaksanya akhirnya membuka mulutnya kemudian makan makanan yang disuapi Tegar.
“Astaga Tegar, apa yang kamu lakukan dengan gadis kampung seperti ini? Ternyata selera kamu rendah sekali?” ucap Citra tiba-tiba menyindir Dilla. Mita yang tidak rela temannya dihina dengan sengaja tiba-tiba mengambil sambal yang ada di depannya dan diusapnya di bibir Citra.
“Dasar gadis super model yang mulutnya tidak disekolahkan. Dengar ya Dilla sahabatku itu lebih baik daripada kamu. Kau pikir kamu cantik ya? Paling-paling juga cantik karena pakek topeng. Dasar wanita murahan cantik gara-gara topeng plastik saja bangga!” ucap Mita nyinyir.
Citra yang tidak terima dengan nyinyiran Mita langsung menjambak Mita hingga mereka berdua ribut besar dan menarik perhatian semua pengunjung. Tegar yang mengetahuinya langsung mengajak pergi Dilla dan menyerahkan semua masalah tersebut agar diselesaikan oleh Dimas.
“Dilla sayang, ayo kita pergi dari sini.” Tegar menyalakan mobilnya kemudian pergi meninggalkan restoran dan mengendarai mobilnya menuju ke pegunungan mencari udara yang sejuk.
Mereka berdua duduk di pinggir jalan dengan pemandangan bukit pegunungan yang sangat indah. Tegar memeluk Dilla kemudian mencium kening Dilla. Tegar kemudian mengeluarkan cincin dari dalam kantong bajunya.
“Sayang, aku sangat mencintaimu. Maukah kau menjadi istriku dan calon ibu dari anak-anakku?” ucap Tegar pada Dilla.
Dilla bingung mau menjawab apa? Sebenarnya cinta sama Tegar tapi disisi lain dia tidak Ingin jadi obyek mama tirinya untuk mengeruk kekayaan Tegar.
Belum sempat menjawab pertanyaan Tegar, tiba-tiba terjadi hujan lebat dan agngin yang begitu kencang hinga membuat banyak pohon tumbang. Dilla bersama Tegar memutuskan untuk berteduh di sebuah penginapan. Mereka berdua menyewa penginapan untuk sekedar berteduh dari hujan yang lebat dan angin yang cukup kencang.
Baju Dilla lumayan basah. Tegar kemudian melepaskan jasnya dan membuka kemejanya untuk diberikan Dilla agar mengganti bajunya yang basah.
Tegar masih memakai baju singlet yang menonjolkan bentuk tubuh six packnya. Dilla menelan salivanya kemudian berlari ke kamar mandi untuk menganti bajunya.
Dilla keluar kamar mandi dengan kemeja Tegar yang selutut. Dilla ke luar mengendap-endap kemudian masuk di bawah selimut.
Dilla merasakan kedinginan hingga badannya menggigil. Tegar yang tidak tega melihat Dilla kedinginan langsung memeluknya dalam dekapannya. Tidak begitu lama hawa panas dalam kedua tubuh mereka mengalir.
Tegar bergejolak menahan hawa nafsunya. Jiwa lelaki play boynya kembali bergejolak. Tegar ingin sekali memakan Dilla saat itu juga. Namun karena kepolosan dan kemurnian hati Dilla, Tegar tidak ingin itu terjadi. Tegar berusaha keras melawan gejolak hatinya. Hingga akhirnya Tegar bisa menguasai hatinya hingga bisa menidurkan Dilla. Dan akhirnya Tegarpun bisa tidur dengan tenang di sebelah Dilla dengan perasaan sayang dan cintanya Tegar berjanji tidak akan menyentuh Dilla.
Terimakasih para pembaca yang setia, kontribusi ana dalam memberikan komentar, like, hadiah dan votenya sangat menentukan update episode berikutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Quora_youtixs🖋️
like hadir kak
2021-08-11
2
gia anggi🌷
emang dilla kue mau di makan?😁😁😁
2021-08-08
1
☪wHEniA1102™◼KB☪
dasar Citra
2021-08-07
1