Waktu sudah malam ayah Wisnu Sanjaya pulang dari luar kota dan langsung menuju kamar putrinya Dilla. Ayah masuk kamar Dilla setelah mengetuk beberapa kali dan dibukakan oleh Dilla.
Ayah Wisnu duduk di sofa kamar Dilla kemudian mulai membuka pembicaraan dengan putrinya. Ayah wisnu menyampaikan kalau sebenarnya usaha yang dirintis ayahnya mengalami situasi yang sulit. Hampir semua usahanya bangkrut dan perlu suntikan dana lagi untuk mengembangkan usaha ayahnya. Ayah Wisnu juga mengatakan kalau tanah warisan mamanya Dilla sudah sebagian terjual untuk menutupi kebangkrutan usahanya.
Ayah Wisnu juga minta izin kepada Dilla untuk menjual rumah Dilla peninggalan dari mendiang mamanya. Ayah Wisnu memohon kepada putrinya dan menyampaikan kalau tidak bisa menutup hutangnya maka pihak debitur akan menuntut ayahnya masuk penjara.
Dilla yang mengetahui kondisi ayahnya, timbul perasan tidak teganya hingga akhirnya Dilla mengizinkan ayahnya menjual aset kekayaan mamanya. Dilla tidak tega melihat ayahnya yang semakin tua dan banyak memikirkan beban keluarganya.
Ayahnya yang lugu tigak mengetahui kalau semua kebangkrutan usahanya disebabkan oleh mama Lusi. Mama Lusi yang begitu pandai menempatkan kekasih gelapnya sebagai tangan kanan ayahnya dan secara tidak sengaja Dilla pernah memergoki mereka berduaan di kamar ketika ayahnya pergi ada perjalanan bisnis ke luar kota.
Dilla pernah menyampaikan hal tersebut kepada ayahnya namun semau perkataannya diabaikan oleh ayahnya. Entah apa yang merasuki hati dan pemikiran ayahnya hingga ayahnya masih percaya dengan mama tirinya.
Dilla menghela nafasnya dan secara tidak sadar dirinya meneteskan air matanya, hingga akhirnya ayah Wisnu memeluknya dan berkali-kali mencium keningnya sambil mengucapkan maaf karena sebagai ayah tidak bisa membahagiakannya.
Dilla semakin terpukul melihat ayahnya yang tidak berdaya. Dulu ayahnya mengalami kejayaan di saat mama kandungnya masih hidup namun sekarang bersama mama tirinya ayahnya seolah-olah hanya bagian dari sapi perah mama tirinya untuk menghasilkan uang.
Kedua insan ayah dan anak saling berpelukan, ayah teringat almarhum istrinya yang begitu memanjakan Dilla namun setelah kepergiannya ayah Wisnu tidak bisa membahagiakan anaknya sesuai pesan mamanya.
“Maaf ya nak. Ayah janji akan menebus semua harta mama yang tergadaikan untuk membayar hutang,” ucap ayah Wisnu sambil mengusap-usap rambut putrinya.
Dilla hanya menganggukkan kepalanya sebagi tanda menyetujui perkataan ayahnya meskipun dalam hatinya dia merasa kalau ayahnya tidak mungkin mengembalikannya. Bagaimana bisa selama Lukas tangan kanannya mama Luci berada di perusahaan ayahnya sudah pasti semua hasil kerja ayahnya Sebagian pasti dinikmatinya tanpa terasa. Dilla sekali lagi menahan nafas kemudian menghembuskannya sebagai obat dari kejengkelannya.
Setelah ayah dan anak larut dengan pikiran masing-masing dan jam malam pun menunjukan waktu yang semakin larut maka ayah Wisnu memutuskan untuk kembali ke kamarnya.
Dilla pun bergegas mengikuti ayahnya hingga keluar kamar, kemudian Dilla kembali ke ranjangnya dan mengambil kotak brankas kecilnya.
Dilla kembali menimang-nimang kotak kecil terebut kemudian membuka isinya. Di dalam kotak kecil itu ada tulisan tangan yang kelihatannya sengaja dibuat oleh mamanya. Dalam kotak tersebut menjelaskan kalau Dilla harus datang ke kota Malang meneruskan usaha mamanya yang saat ini dikelola oleh tante Nadia kepercayaan mamanya.
Dalam wasiat itu dijelaskan oleh mamanya kalau Dilla tidak diperbolehkan menyampaikan hal tersebut ke ayahnya. Dengan harapan Dilla nanti bisa hidup mandiri dan tidak tergantung pada ayahnya yang sudah diperbudak oleh mama tirinya.
Dilla pun mengerti arti surat yang disampaikan oleh mamanya. Dilla paham betul maksud surat tersebut. Dilla memasukan kembali surat tersebut ke dalam brankasnya. Kemudian Dilla merebahkan tubuhnya di ranjang dan pelan-pelan memejamkan matanya hingga tertidur.
Di pagi yang cerah Dilla sudah bangun dari tidurnya dan membersihkan dirinya. Setelah sholat subuh kemudian Dilla pergi ke dapur membantu memasak mbok Minem.
“Non Dilla sudah bangun ya? Non Dilla duduk saja biar si mbok yang masak,” ucap mbok Minem.
“Tidak apa-apa mbok, aku juga ingin belajar memasak kok mbok,” ucap Dilla merendah dan yang mbok Minem.
Mereka pun masak bersama. Semua masakan yang lezat dimasak oleh mbok Minem untuk persiapan jika ada tamu. Setelah membantu mbok Minem Dilla berencana ke luar rumah hendak pergi ke danau yang tidak jauh dari rumahnya.
Dilla membawa bekal dan gitar untuk melepas kerinduannya terhadap mamanya. Dilla sengaja bersepeda ke Danau karena memang jaraknya tidak jauh dari rumahnya.
Setelah mengayuh sepedanya dengan kecepatan ringan akhirnya sampai di danau. Dilla mencari tempat yang menurutnya sangat sejuk dan nyaman untuk menenangkan hatinya.
Dilla pelan-pelan memetik gitarnya dan mengalunkan lagu merdu yang membuat orang mendengarnya pasti akan mengaguminya.
Sementara itu tak jauh dari tempat Dilla duduk, Tegar mendengarkan suara Dilla dan secara naluriah tertarik untuk mendekatinya. Lagu Dilla sangat merdu dan seolah-olah merasakan kerinduan terhadap seseorang yang sangat dicintainya.
“Siapakah gadis itu? suaranya begitu merdu dan membuat ku mengaguminya. Mudah-mudahan dia adalah bidadari pujaan ku yang aku impikan selama ini,” gumam Tegar lirih sambil mendekati gadis tersebut.
Tegar berdiri begitu dekat dibelakang Dilla namun Dilla yang menghayati nyanyian lagunya tidak menyadarinya. Setelah selesai menyanyikan lagunya, Tegar memberanikan dirinya menyapa Dilla.
Dilla langsung menoleh ke belakang, hingga akhirnya mereka terkejut satu sama lainnya. “Dilla apa yang kamu lakukan?” tanya Tegar kepada Dilla.
“Lo, kakak sendiri ngapain kesini?” tanya Dilla kepada Tegar.
“Orang aneh aku tanya belum dibalas malah balik ikut bertanya,” ucap Tegar yang langsung menghempaskan pantatnya duduk di dekat Dilla.
Dilla langsung otomatis menggeser tubuhnya agar tidak berdekatan dengan Tegar. Tegar merasa gemas dengan Dilla yang masih ke kanak-kanakan.
Dilla hendak jatuh dari tempat duduknya, namun Tegar langsung menariknya sehingga tubuh Dilla jatuh menimpa Tegar dan merekapun jatuh berguling-guling. Tegar nampak menikmatinya karena tubuh Dilla yang wangi membuatnya gila. Tegar tiba-tiba mencium bibir Dilla hingga sesak nafas akhirnya Dilla mendorong Tegar untuk menjauhinya.
“Kakak sengaja ya mendekati aku! Dasar manusia aneh, menyebalkan.” Dilla mulai bangkit dari jatuhnya kemudian kembali duduk di tempat duduknya sambil membuka bekalnya.
Dilla tanpa ada perasan tidak menawarkan makanannya untuk Tegar. Tegar yang gemas langsung meminta Dilla menyuapinya dengan menarik tangannya yang hendak memasukan makan ke dalam mulutnya.
Tegar semakin gencar melakukan pendekatan kepada Dilla. Sebenarnya Tegar sudah mengamati kebiasaan Dilla yang suka berada di tepi danau. Dilla yang sudah bosan dengan alam di sekitar danau langsung berencana untuk kembali karena sebal ada makhluk aneh yang akhir-akhir ini berusaha mendekatinya.
Tegar kemudian mengikuti Dilla dan meminta sepeda Dilla untuk dikayuh nya. Tegar membonceng Dilla menuju rumahnya sedangkan mobilnya mengikuti dari belakang yang dikemudikan oleh sopir pribadinya.
Terimakasih para pembaca yang setia, kontribusi ana dalam memberikan komentar, like, hadiah dan votenya sangat menentukan update episode berikutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Ridahariyanti Hariyanti
,👍👍
2021-09-08
1
Quora_youtixs🖋️
lanjut kk
2021-08-11
1
CR⃟7Naikenz *🎯Hs
Tegar kira2 manusia aneh spesies apa ya🤣🤣🤣🏃🏃
2021-08-08
1