Di sebuah salon ternama, yang terletak di salah satu departemen store terbesar di kota itu.
Atala Square...
Beberapa pegawai salon saling berbisik, dua di antaranya mengajak Kunia untuk ke salah satu ruangan. Sementara Devan dan Andre berjalan mengikuti arahan sang manajer salon tersebut.
Perlakuan mereka kenapa mengistimewakan sekali pria itu? Dia kan hanya personalia... Ckckck berlebihan.
Kuni yang tidak paham hanya merasa heran, ia duduk di hadapan cermin yang cukup besar. Memandang interior salon yang amat mewah, sepertinya ini tempat para artis melakukan perawatan. pasti mahal sekali, bisikan didada yang tengah mengagumi tempat ini membuat Kuni tak begitu fokus pada obrolan mereka yang di belakang.
Ya... Sesaat sang manajer sudah kembali ia pun berdiskusi sembari pegang-pegang rambut Kunia. Berbicara tentang apa yang di sampaikan Devano padanya tadi.
"Beliau ingin dirias sebagus mungkin, senatural mungkin. karena gadis ini akan di bawa ke salah satu pesta kolega dari keluarga Atala."
"Baik Tuan, apakah kita perlu Hair Extention?"
"Sepertinya tidak, karena waktunya tidak akan cukup untuk melakukan sambung rambut. Buat apa adanya, di blow sedikit, agar rambutnya lebih bervolume." Sang manager menatap ke arah cermin sembari memegangi rambut Kunia.
"Baik Tuan."
"Okeh... Cepat ya. Semuanya bekerja semaksimal mungkin. Panggil Rara untuk mencari busana yang pas untuknya. Ini acara semi formal."
"Siap Tuan...!"
Apa sih? Kenapa mereka jadi seperti kalang kabut Begitu. Memangnya aku mau diapakan?
"Nona, mari ke sebelah sana. Kita cuci rambut nona dulu."
"Oh... Baiklah."
Menurut saja lah.... Entah aku mau dibuat seperti apa? Menonton mereka bekerja seperti penuh tekanan saja sudah membuatku ingin tertawa. Tapi yang membuat ku penasaran kenapa Devan sangat dihormati? Bahkan beberapa Direktur di Diamond's pun menundukkan kepala kepadanya.
Kesibukan masih nampak memenuhi ruangan khusus ini. Kuni sendiri pun heran, kenapa Dia di tempatkan di ruangan khusus? Padahal di luar juga ada banyak kursi kosong.
Dingin air serta pijatan lembut terasa di kepalanya, membuat dia sedikit memejamkan mata. Menikmati serangkaian treatment di salon tersebut.
Setelah selesai, pegawai yang satunya sudah siap dengan beberapa krim rambut, juga vitamin. Belum lagi dengan botol-botol yang entah apa fungsinya. Aromanya sangat wangi dan segar, hingga saat rambut itu mulai di keringkan menggunakan hairdryer, gadis itu merasakan rambutnya seperti ringan sekali serta lembut.
Kuni sudah melihat bentuk rambutnya yang lebih bervolume walaupun proses penataan rambut belum selesai. Ia pun di minta untuk mengganti pakaiannya.
Ia di berikan satu stelan baju, berwarna Salem berlengan panjang, yang terdapat tali di bagian lehernya, ia tidak tahu fungsi tali itu yang penting memakai saja. Lalu rok mini berwarna putih.
Ia pun keluar, di mana sang pelayan memberikan sentuhan di bagian leher. Membuat simpul pita di bagian dada.
Waaah... Gila, bajunya bagus banget. Kuni sedikit kagum.
"Mari Nona saatnya membentuk rambut anda sedikit, dan memakai riasan."
"Ba–baiklah...." Kuni mengikuti, ia pun duduk di kursi itu lagi. Para pelayan kembali sibuk, meletakkan kotak makeup yang ketika dibuka, nampak tingkatan-tingkatan palet eyeshadow dan blush-on.
Sementara yang lainnya menata rambut, salah satu yang lain merias bagian wajah itu. Kuni hanya pasrah saja, ketika wajahnya di permak habis-habisan.
––
Di ruangan VVIP...
Devan melirik ke arah jam tangannya... Sudah cukup lama ia menanti, namun gadis itu belum keluar juga.
"Apa masih lama?" Tanya Devan mulai jenuh.
"Sedikit lagi Tuan, hanya tinggal di sentuh sedikit lagi. Nona itu akan selesai."
"Ck...! Andai Hilda berangkat tidak akan merepotkan seperti ini, penampilan Dia sudah rapi, tidak seperti gadis itu." Devan sedikit gusar.
Hingga pintu pun terbuka, Devan menoleh cepat inginnya dia langsung jalan tanpa menatap gadis itu namun seketika tubuhnya membeku tatkala melihat Kunia yang jauh berbeda dari saat Dia masuk tadi. siapa Dia? apa benar, si boneka chucky itu?
mata Devan seketika tak berkedip, menatap penampilan baru Kunia. seolah bukan gadis yang sama, Kunia bertranformasi layaknya boneka Barbie yang cantik dengan rambut pendeknya itu.
"Nona sebenarnya sudah cantik dengan wajahnya yang mungil ini, hanya kurang perawatan saja. Jadi kami tidak perlu memakai makeup berlebihan untuk merubah penampilannya." Kata sang manager sembari tersenyum.
sementara Devan masih tercenung, menatap gadis yang justru menjadi canggung.
"Tuan– Tuan Devano?" Panggil Andre. Devan pun terkesiap. Ia berdeham lalu memalingkan wajahnya.
"Kita sudah telat, ayo jalan sekarang." Ia melenggang lebih dulu.
*S*ial, sihir apa tadi? (Devan)
sementara Andre langsung menyusulnya.
Ia memberikan dua ibu jarinya pada sang manajer salon sembari tersenyum. Lalu mengajak Kunia untuk turut ikut.
"Hei– Tuan personalia. Bisakah kau jalan lebih pelan? Aku kesulitan." Protes Kuni pada Devan, sementara si Andre hanya menoleh sejenak.
Gadis ini santai sekali berbicara seperti itu pada Tuan Devan? (Andre)
Sebenarnya Andre agak heran, siapa gadis ini. Karena perlakuannya seperti di bedakan oleh Tuannya itu. Dia bahkan tidak pernah marah, ketika Kunia melakukan aksi protes padanya. Seperti saat ini, Devan sama sekali tak mendengarkan. Dia hanya fokus membawa kaki-kaki jenjangnya terus melangkah maju.
Gadis itu masih nampak sedikit kesulitan melangkah karena sepatu hak tingginya. Bukan hal mudah bagi gadis yang biasa menggunakan sneaker shoes tiba-tiba harus menggunakan heels, belum lagi harus mengimbangi langkah dua pria di depannya.
Hiiiiss.... Ingin rasanya ku lepas sepatu ini. Kalau aku pakai sneaker, sudah pasti bisa lebih cepat langkah ku dari pada Dia.
Sesampainya di pelataran mall Devan menghampiri mobil lain, yang baru saja diantarkan oleh seorang supir Valet.
Mobil berjenis Ferrari, berwarna oranye yang menjadi kesayangannya.
Dan dari sana Kuni tersadar, akan satu hal.
oh... Jadi ini mobilnya? pantas saja ugal-ugalan. bisa jadi SIMnya nembak itu. dasar...!
"Anda yakin ingin menyetir sendiri, Tuan?" tanya Andre.
"Ya–" Devan sudah membuka pintu mobilnya, ia pun menoleh pada Kunia. "Kau mau diam saja? Masuk!"
"Iya... Iya..." Kunia membuka pintu belakang.
"Hei...!"
"Apa lagi sih?" hentak gadis itu
"Kau anggap aku ini supir mu, apa? Duduk di depan!"
"Ck...!" Dengan sedikit membanting pintu, Kunia berjalan malas memutar, menuju kursi sebelah kemudi.
Braaaaakkk... Kembali ia membanting pintu mobil itu, sehingga membuat mata Devan melebar.
"Kau banting sekali lagi pintu mobil ku, ku Gilas juga kau ya!" Devan sedikit menahan kesal, dimana Kunia yang ada di dalam hanya memasang earphonenya tidak mendengarkan. Pria itu menghela nafas. "Dasar Kuntilanak...!"
Kembali pria itu masuk, meninggalkan tampang heran Andre di luar. Ia geleng-geleng kepala pada gadis bernama Kunia.
Biasanya semua wanita akan sangat menghormati, bahkan memuja-muja anak tunggal dari Tuan harison Atala ini karena ketampanannya, serta sikap coolnya.
Namun sepertinya tidak berlaku untuk seorang Kunia Rahayu.
Tiiiing.... Andre mendapatkan sebuah notifikasi dari ponselnya.
one massage from, My Sarah...
"Waw ... angin apa ini? Dia membalas pesan ku? Ah ... aku ingat, dia pasti sudah menerima paket ku." Dengan cepat, pria berusia 34 tahun itu membuka pesan chat yang terdapat satu foto juga. Sontak matanya terbelalak saat menangkap gambar tersebut.
📲 (Curut .... ini kotak mu? Dia menghalangi jalanku, jadi tidak sengaja ku injak.) Begitulah isi pesannya, plus satu foto kue dalam kotak transparan yang gepeng akibat terinjak kaki.
"Astaga! Kue tart ku..." Andre merengek. Ia pun mengetik sesuatu.
📱 (Benar-benar ya kau ini. Jika kau tidak suka aku, kenapa kau injak kue pemberian ku sih...!!!)
Andre kembali menanti balasan, dan tak lama balasan dari Sarah pun masuk. Yang hanya sebuah stiker panda yang tengah memasukkan jari kelingkingnya ke dalam lubang hidung.
"Cih....!!! Aku tidak akan menyerah, akan ku buat wanita sombong itu tergila-gila pada ku. Lihat saja nanti–" Andre memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku. Lalu berjalan menuju mobilnya, pergi dari sana.
.
.
.
# visual untuk Andre dan Sarah❤️❤️
Andreas Manoppo.
Usia 34 tahun, anak buah atau orang kepercayaan Devano. pria yang sedikit selebor namun jangan salah, biar begitu dia adalah seorang pegawai yang profesional.
Sosok pria yang hanya mencintai satu wanita selama dia bekerja di perusahaan Diamond's, yaitu Sarah. (visual Kiki Farel)
Sarah Wijayanti
Gadis jomblo berusia 37 tahun, Asal Bima, Nusa tenggara barat. Adalah seorang kepala di bagian Devisi HRD. wanita yang terkenal introvert ini memang tidak punya banyak teman, karena sikapnya yang suka marah-marah itu ketika bekerja. namun sejatinya dia baik hati, dan sedikit keibuan. (visual, Sissy Priscillia)
.
.
#aku sering Nemu protes kalian yang tidak suka visual orang Korea. okay, ku kasih visual orang Indonesia versi aku. semoga kalian suka ya. 🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
SUKA BANGET VISUALNYA, DRIPADA VISUAL KOREA2 OPLAS.. INI CERITA INDONESIA, JDI PKELH VISUAL INDONESIA, JGN PKE VISUAL ASING.. KCUALI TOKOHNYA BLASTERAN, BOLEHLH PKE VISUAL CAMPURAN
2023-10-09
0
Robiatul Adawiyah
syukaaaaaa bgt n pas Unt Kak Sisyyyyyy
2022-12-29
0
*k🎧ki€*
Sim nembak sama kayak sepupu q 😂😂😂
2022-07-08
0