hari melamar pekerjaan 2

Mentari yang masih belum begitu terik, membuat Kuni memilih untuk menikmati kawasan elit tersebut lebih dulu sebelum pulang. Terlihat beberapa karyawan-karyawati berpenampilan menarik berlalu lalang di sana.

luar biasa... Mereka benar-benar nampak keren dan berkelas.

Kuni masih menikmati pagi itu dengan semangat, bahkan ia mencoba untuk meniru langkah mereka yang jenjang itu.

haruskah aku menggunakan heels seperti mereka? Tapi aku bisa tidak ya? Lagian aku juga tidak punya heels.

Seketika Kuni mengingat ucapan ibunya. kau pakailah sepatu hak tinggi milik ibu saat bekerja, sudah pasti terlihat keren.

Gadis itu menggeleng pelan. "Aaah... Aku tidak mau pakai heels ibu yang norak itu. Tidak mau..."

Di sela-sela gumamannya ia melihat seorang wanita yang baru saja keluar dari taksi. Ia melihat masih ada rol di bagian poninya. Ia bahkan meminta sang sopir taksi untuk tidak jalan lebih dulu, Menunggu dia memakai lipstiknya.

wah... Aku pikir disini hanya ada wanita berkelas. Rupanya tipe grasak-grusuk juga ada. Kuni asik mengamati wanita itu.

"Sial, aku tidak ada receh lagi." Gumamnya menghitung-hitung uang di dompetnya. Lalu mencari di saku roknya yang pendek itu. Dan keluarlah pecahan lima puluh ribu.

"Akhirnya Nemu juga. Tidak apa-apa lah mecah yang ini." Wanita itu mengulurkan uangnya.

Pria di dalam mobil itu pun menerimanya. "Terimakasih Nona."

"Hei... Kembaliannya mana?"

"A...anu– hanya lima ratus rupiah. Apa anda akan meminta kembalian ini? Tidak di donasikan saja?"

"Hei– kau pikir taksi mu ini mini market minta di donasikan? Lagi pula, jangankan lima ratus rupiah, seratus rupiah pun akan kuminta. Jadi, sini mana kembaliannya." Tangan itu masih terulur.

"Ck...! Dasar pelit, boro-boro di kasih tips, kembalian lima ratus perak saja di minta." Sang sopir bersungut, sembari membuka kotak recehnya, mengambil kembalian.

"Lima ratus perak pun tetap uang yang berharga, jadi sini berikan pada ku."

"Ini–"

"Bagus... Bagus... Terimakasih kasih pak. Pelayan yang memuaskan." Wanita yang sedikit berisi itu pun berjalan cepat memasuki gedung kantor Diamond's corporation.

Kuni terkekeh sendiri saat melihat itu. "Wanita yang keren."

Ia pun memutuskan untuk kembali melanjutkan langkahnya, pergi dari tempat itu.

.

.

.

Di sebuah ruangan personalia.

Andre menyerahkan CV para calon karyawan di perusahaan itu pada Devan.

Dengan malas Devan mendorong pelan bertumpuk-tumpuk map di hadapannya.

"Kenapa tidak kau periksa sendiri saja sih?" Protesnya.

"Maaf Tuan, saya sudah memeriksa semuanya termasuk yang baru masuk pagi ini. Dan sebagai kepala bagian personalia di perusahaan ini anda tetap harus memeriksa setiap calon karyawan yang masuk."

"Huuufff..." Devan menggembungkan ke-dua pipinya lalu menghembuskan nafasnya pelan.

Terpaksa ia membuka map-map di hadapannya satu persatu. Mengecek foto serta membaca nama mereka secara asal-asalan dan ogah-ogahan. Sehingga membuat Andre geleng-geleng kepala, karena sejatinya Devano di gadang-gadang akan menggantikan posisi mendiang ayahnya. Walaupun Sekertaris Erik seperti menahan-nahan bahkan ibu Liliana pun menyetujui jika Devan di tempatkan di bagian personalia, rupanya, ginerja Devan memang tidak cukup baik jika harus menduduki kursi Komisaris untuk saat ini.

Setelah sampai pada tumpukan ke lima, ia pun menutup map tersebut. Lalu terdiam sejenak, mengerjap dan membuka lagi.

"I–ini?"

"Ada apa Tuan?" Tanya Andre. Devan pun hanya diam saja, tidak menjawab pertanyaan Andre, mencoba mengingat garis wajah seorang wanita yang ia lihat di map salah seorang pelamar.

Hingga pikirannya pun sampai pada masa-masa orientasi mahasiswa.

##Flashback is on##

"Permisi, minta tanda tangannya kak." Tutur Devan pada seorang wanita yang tengah berdiri sembari mengunyah permen karet.

"Wah... Wah... Si pria cantik, yang tiba-tiba jadi primadona, di hari pertamanya ospek. Rupanya bisa telat juga ya?" Gadis bertubuh langsing itu berkacak pinggang.

"Aku ada urusan tadi. Makanya terlambat," jawab Devan santai, ia bahkan berani menatap mata gadis di hadapannya. Kuni pun terkekeh sejenak.

"Songongnya...? Baiklah, kau benar-benar butuh tanda tangan ku kah?"

"Iya."

"Sebut dulu nama ku dengan benar."

"Aku tidak tau nama mu."

"Kalau begitu ya tidak akan ku kasih."

"Hei... Aku itu harus masuk ke gugus ku."

"Aku tidak peduli. Kau panggil nama ku, dan mintalah tanda tangan dengan sopan. Atau? Ganti dengan cara lain."

"Apa?"

Gadis itu tersenyum sinis, 'hei gadis-gadis alay yang mendadak jadi fans pria ini? Lihat apa yang aku lakukan pada idola mu.' seolah seperti muncul sepasang tanduk di kepalanya, ia pun memiliki pemikiran jahat. "Sini ku bisikan."

"Kenapa tidak langsung kau katakan saja?"

"Kau mau tanda tangan ku tidak?"

"Ck...!" Devan mendekatkan telinganya. Sehingga membuat Kuni semakin tersenyum jahat.

"Belikan aku pembalut wanita." Bisiknya. Mata Devan pun membulat.

"Apa kau sudah gila?" Hentaknya.

"Apanya yang gila, memang ada yang salah."

"Hei Kak! Mana mungkin aku membeli pembalut wanita."

"Ya sudah jika kau menolak. Kau tidak akan bisa masuk ke Gugus mu."

"Issssshhh...!" Dengan kesal Devan pun menuruti. Ia putar haluan dan pergi, baru beberapa langkah ia sudah balik lagi. Membuat gadis yang tadinya tengah terkekeh geli langsung meredam tawanya. "Aku harus beli di mana?"

"Ya ampun... Aku pikir kau paham Belinya di mana? Habis kau langsung melenggang pergi begitu saja."

"Cepat katakan saja di mana?"

"Baiklah...baiklah, belinya di kantin kampus, bilang saja sama ibu kantin. Jika kau butuh pembalut wanita oranye yang bersayap."

"Apa lagi itu bersayap? Kakak mengerjai ku ya?"

"Hei adik tingkat, siapa yang mengerjai mu. Aku berkata sungguh-sungguh. Pembalut wanita itu memiliki beberapa tipe, salah satunya yaitu yang memiliki dua sayap di sisi kanan dan kirinya," jawab Kuni tersenyum jahat. Ia memang sebenarnya tidak begitu suka dengan pria itu.

Mungkin lebih ke iri dan geli ketika banyak dari teman-temannya yang memuji ketampanan anak baru di hadapannya itu.

## flashback is off.

Devan mengingat betapa merah padamnya wajah dia menahan malu saat membeli pembalut wanita, bahkan Kuni meminta Devan membawanya tanpa kantong keresek.

Bisa di bayangkan seorang pria yang tenar di kalangan para gadis harus menenteng sebuah pembalut wanita di tangannya.

"Kau masuk ke kandang ku, rupanya mbak Kunti?" Tertawa jahat. Ia bahkan masih ingat julukan yang ia buat sendiri untuk wanita rubah yang membuatnya geram dulu.

Lantas mencatatkan beberapa hal yang perlu di kerjakan wanita itu, serta denda yang di luar batas normal ketika gadis itu melanggarnya atau bahkan memutuskan untuk keluar dari perusahaan tersebut sebelum masa kontrak itu habis. Ia pun menyerahkan kertas itu pada Andre di sampingnya. "Masukan ini ke dalam surat kontrak kerja milik gadis Bernama Kunia Rahayu."

Andre menerimanya lalu membacanya. Sedikit di buat terkejut saat melihat beberapa catatan itu. "A– anda yakin Tuan?"

"Yakin, aku rasa gadis itu bukan tipikal manusia yang teliti. Jadi masukan saja, buatlah dia bersedia tanda tangan. Oh.... satu lagi, suruhlah Dia kemari, karena aku yang akan mengintreviewnya sendiri." Devan senyum licik. Pembalasannya akan segera di mulai.

"Baiklah Tuan."

"Terakhir. Saya mau Dia datang besok pagi."

"Emmm... Baik Tuan." Andre tidak paham isi dari pikiran Tuannya itu, dan memilih untuk mengiyakan saja. Sementara Devan kini sedang menutup penanya dengan gerakan slow motion.

"Habis kau...!" Tersenyum jahat kemudian sembari menatap lurus ke depan membayangkan wajah pucat Kunia.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

LGI KULIAH BISA NGERJAIIN ADIK TINGKAT, UDH SARJANA MLH JDI WANITA BODOH DN GOBLOK..

2023-10-09

1

Susi Susilawati

Susi Susilawati

Kuni Kuni nasib mu kok apes banget ya ckckckck

2022-03-30

1

Henny Kesumawati

Henny Kesumawati

next

2022-02-26

1

lihat semua
Episodes
1 Pengenalan tokoh.
2 Me Vs Mommy Sukaesih.
3 hal yang tidak di ketahui Kunia
4 pagar makan tanaman
5 masalah baru
6 ayah yang pengertian
7 mengunjungi rumah Reni
8 niatan untuk bekerja
9 hari melamar pekerjaan
10 hari melamar pekerjaan 2
11 pacar bodohnya Anwar
12 hati yang bertanya-tanya
13 surat kontrak terkutuk
14 hari pertama bekerja
15 ikut Tuan Devan
16 transformasi Kunia
17 acara kolega
18 keributan di malam hari
19 Kelamnya kehidupan Devano
20 kalung khusus
21 yang tak terduga
22 tidak di sangka
23 kemelut hati
24 sebuah ujung persimpangan
25 kegalauan yang masih berlanjut
26 melakukan perubahan
27 tamu tak terduga
28 kebersamaan yang hampa
29 tamu tak terduga (2)
30 keinginan Devan
31 makan malam
32 menuju lembaran baru
33 musuh bebuyutan Bu Sukaesih
34 pernikahan Reni dan Anwar.
35 Liliana
36 sebuah tawaran
37 sebuah tawaran 2
38 malam pertama yang merana
39 kenangan masa lalu
40 teka-teki keluarga Atala
41 Siang hari yang hangat
42 bertemu dengan dokter Zaeni lagi
43 gadisku
44 lamaran tulus.
45 sebuah pesan chat
46 gagal
47 kedatangan yang tak terduga.
48 shopping
49 kunci dari teka-teki misterius di rumah utama
50 Amanah besar
51 cerita masa lalu 1
52 cerita masa lalu 2
53 cerita masa lalu 3
54 pekerjaan memasang kancing.
55 ketakutan yang menghantui
56 kejutan besar
57 kejutan besar 2
58 pagi hari yang hangat
59 hadiah lagi
60 clue yang belum di sadari Devano
61 rice bowl
62 ide keluar
63 nonton film
64 penakut
65 pernikahan
66 malam pertama Devano dan Kunia
67 akhiri dari pertandingan di atas ranjang
68 sambungan malam pertama
69 awalan
70 mata-mata
71 Wasiat yang di ubah
72 surat kode
73 konsekuensi, asal masuk.
74 kepulangan mendadak Liliana
75 siasat licik Liliana.
76 cincin stempel
77 keributan kecil
78 cinta yang berselindung
79 hati yang mulai goyah
80 semanis gulali
81 menuju titik terang
82 tabir yang terbuka
83 kelamnya hidup
84 setelah mereda
85 mimpi buruk
86 dini hari yang hangat
87 Senda gurau pagi hari
88 seorang pendonor
89 seorang pendonor 2
90 seorang pendonor 3
91 seorang pendonor 4
92 mencari Nenek
93 merajuk
94 jalan-jalan ke taman
95 main sepatu roda
96 obrolan hangat
97 malam naas Andre
98 menemui Sarah
99 penolakan
100 pagi penuh cinta
101 kepedihan hati, Delia.
102 memotong kuku tangan
103 stempel emas
104 stempel emas 2
105 eksekusi di mulai
106 kekalahan
107 tertangkapnya sang Durjana
108 menanti hari baru
109 terbaik untuk Andre dan Sarah
110 Siuman
111 menemani Omah
112 tetap ada cinta untuk Delia
113 hidup dua orang yang berbeda
114 sepenggal kisah masa lalu
115 Hari persidangan
116 kebersamaan
117 kebahagiaan
118 Zaeni
119 bulan madu Devano dan Kunia.
120 akhir dari kisah ini
121 hanya promosi saja
122 Info Novel baru
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Pengenalan tokoh.
2
Me Vs Mommy Sukaesih.
3
hal yang tidak di ketahui Kunia
4
pagar makan tanaman
5
masalah baru
6
ayah yang pengertian
7
mengunjungi rumah Reni
8
niatan untuk bekerja
9
hari melamar pekerjaan
10
hari melamar pekerjaan 2
11
pacar bodohnya Anwar
12
hati yang bertanya-tanya
13
surat kontrak terkutuk
14
hari pertama bekerja
15
ikut Tuan Devan
16
transformasi Kunia
17
acara kolega
18
keributan di malam hari
19
Kelamnya kehidupan Devano
20
kalung khusus
21
yang tak terduga
22
tidak di sangka
23
kemelut hati
24
sebuah ujung persimpangan
25
kegalauan yang masih berlanjut
26
melakukan perubahan
27
tamu tak terduga
28
kebersamaan yang hampa
29
tamu tak terduga (2)
30
keinginan Devan
31
makan malam
32
menuju lembaran baru
33
musuh bebuyutan Bu Sukaesih
34
pernikahan Reni dan Anwar.
35
Liliana
36
sebuah tawaran
37
sebuah tawaran 2
38
malam pertama yang merana
39
kenangan masa lalu
40
teka-teki keluarga Atala
41
Siang hari yang hangat
42
bertemu dengan dokter Zaeni lagi
43
gadisku
44
lamaran tulus.
45
sebuah pesan chat
46
gagal
47
kedatangan yang tak terduga.
48
shopping
49
kunci dari teka-teki misterius di rumah utama
50
Amanah besar
51
cerita masa lalu 1
52
cerita masa lalu 2
53
cerita masa lalu 3
54
pekerjaan memasang kancing.
55
ketakutan yang menghantui
56
kejutan besar
57
kejutan besar 2
58
pagi hari yang hangat
59
hadiah lagi
60
clue yang belum di sadari Devano
61
rice bowl
62
ide keluar
63
nonton film
64
penakut
65
pernikahan
66
malam pertama Devano dan Kunia
67
akhiri dari pertandingan di atas ranjang
68
sambungan malam pertama
69
awalan
70
mata-mata
71
Wasiat yang di ubah
72
surat kode
73
konsekuensi, asal masuk.
74
kepulangan mendadak Liliana
75
siasat licik Liliana.
76
cincin stempel
77
keributan kecil
78
cinta yang berselindung
79
hati yang mulai goyah
80
semanis gulali
81
menuju titik terang
82
tabir yang terbuka
83
kelamnya hidup
84
setelah mereda
85
mimpi buruk
86
dini hari yang hangat
87
Senda gurau pagi hari
88
seorang pendonor
89
seorang pendonor 2
90
seorang pendonor 3
91
seorang pendonor 4
92
mencari Nenek
93
merajuk
94
jalan-jalan ke taman
95
main sepatu roda
96
obrolan hangat
97
malam naas Andre
98
menemui Sarah
99
penolakan
100
pagi penuh cinta
101
kepedihan hati, Delia.
102
memotong kuku tangan
103
stempel emas
104
stempel emas 2
105
eksekusi di mulai
106
kekalahan
107
tertangkapnya sang Durjana
108
menanti hari baru
109
terbaik untuk Andre dan Sarah
110
Siuman
111
menemani Omah
112
tetap ada cinta untuk Delia
113
hidup dua orang yang berbeda
114
sepenggal kisah masa lalu
115
Hari persidangan
116
kebersamaan
117
kebahagiaan
118
Zaeni
119
bulan madu Devano dan Kunia.
120
akhir dari kisah ini
121
hanya promosi saja
122
Info Novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!