04

juan xi menunggu ara lie di depan gerbang, dia menoleh saat ara lie telah keluar dari kediaman nya

ara lie terlihat sangat anggun dan cantik tanpa makeup dan riasan yang terlalu berlebihan seperti wanita bangsawan pada umum nya, hal itu membuat jantung juan xi berdebar kencang

" ada apa dengan diriku?" tanya juan xi dalam hati, juan xi menggelengkan kepalanya untuk menetralkan kembali dirinya

" ada apa yang mulia apa ada yang salah?" tanya ara lie saat melihat juan xi bertingkah aneh saat melihat dirinya

" tidak apa apa ayo naik" ucap juan xi mengajak ara lie untuk naik ke kereta kuda di hadapannya

" kereta kuda😱 tidak tidak, aku tidak mau menggunakan kereta kuda itu akan membuat pinggang ku terasa sakit" keluh ara lie

" lalu kau akan menggunakan apa permaisuri? tidak mungkin kan kita berjalan kaki ke pasar itu jarak yang cukup jauh" ucap juan xi

" aku ingin naik kuda itu" ara lie sambil menunjuk kuda hitam yang terletak tidak jauh dari tempatnya berdiri, juan xi melihat kearah yang di tunjuk ara lie, itu adalah kuda kesayangan milik nya

" tidak permaisuri kuda ku tidak pernah mau di kendalikan selain diriku, lagi pula kau seorang wanita" ucap juan xi dingin

" lalu mengapa jika aku seorang wanita aku juga bisa menunggangi nya" ara lie berjalan kearah kuda mengelusnya sebentar lalu naik ke atas kuda dengan lihai nya, juan xi yang melihat nya nampak tidak percaya, kuda yang sangat sulit dia kendalikan dulu kini dengan mudahnya di kendalikan oleh permaisurinya. juan xi langsung ikut naik di belakang ara lie, membuat ara lie kaget

"hai siapa yang menyuruh mu satu kuda dengan ku?" kesal ara lie

"ini kuda ku, diam atau kita tidak jadi pergi sama sekali" ancam juan xi

"huh bisanya hanya mengancam, ya sudah naik ya naik saja" kesal ara lie

mereka pergi dari kediaman, banyak rakyat yang melihat putra mahkota melintas lalu mereka keluar untuk melihat putra mahkota mereka, mereka terkejut saat mengetahui putra mahkota berkuda bersama dengan putri mahkota, banyak yang memuji keduanya karena terlihat sangat serasi namun banyak pula yang mencemooh terutama kepada Ara lie

mereka beranggapan ara lie sangat tidak pantas bersanding dengan putra mahkota mereka, karena mendengar rumor tentang Ara lie yang tidak bisa melakukan apapun, apa lagi dia juga sangat lemah bahkan bisa dengan mudah ditindas oleh orang lain.

namun melihat kedekatan putri mahkota dan putra mahkota menarik begitu banyak tanggapan oleh rakyat terlebih saat ini mereka sedang menaiki kuda kesayangan putra mahkota yang terkenal sangat sulit di taklukan kecuali putra mahkota itu sendiri, putra mahkota juga terkenal tidak suka bersentuhan dengan wanita bahkan dengan ratu selaku ibunya sendiri, entah apa yang telah putri mahkota lakukan sehingga dia bisa bersama putra mahkota saat ini begitu lah ricuh rakyat saat kuda juan xi dan ara lie melintasi mereka

juan xi yang mendengar itu hanya terlihat dingin dan datar sedangkan ara lie hanya acuh saja, dia tidak perduli sama sekali dengan rumor tentang dirinya, saat ini dia hanya sedang ingin membuang kepenatan yang ada pada dirinya

" juan xi, siapa putri yang tadi itu" ara lie membuka suara

" putri yang mana?" tanya juan xi yang tetap fokus mengatur jalan kudanya

" putri yang tadi yang keluar dari ruangan mu, entah siapa lah namanya aku lupa" kata ara lie

" mengapa kau membahas nya" ucap juan xi

"aku hanya ingin tau" ara lie

"itu tak penting" juan xi datar

"tapi kelihatannya dia salah satu penggemar berat mu?" timpal ara lie

" lalu" singkat juan xi

" kau tidak berniat mengambil selir bukan, aku tak mau iya ketenangan ku ter usik oleh banyak wanita yang mengejar ngejar dirimu, apa lagi aku juga tidak suka berbagi" jelas ara lie

juan xi mendengar ara lie tak ingin berbagi entah mengapa merasa sedikit senang, mungkin kah ara lie cemburu terhadap dirinya tanya nya dalam hati

" memang nya kenapa? aku seorang calon raja, wajar saja jika diriku mempunyai lebih dari satu istri" jelas juan xi

"kau boleh melakukan itu asal kau sudah melepaskan ku terlebih dahulu" ucap ara lie santai

mendengar apa yang di katakan ara lie seketika juan xi marah, apa maksud dari perkataanya itu, apa dia ingin pergi dari kediaman fikir juan xi

"kau tak kan ku izin kan pergi kemana pun" ucap juan xi dingin

"apa apa an kau ini, kau ingin mempunyai banyak istri tp melarang ku untuk pergi, kau sungguh tak punya hati" ara lie sangat kesal melihat keegoisan dari juan xi

juan xi yang melihat kekesalan ara lie hanya terdiam dan memfokuskan pandangan nya pada laju jalan kuda nya saat ini.

saat memasuki pasar Ara lie mulai bersemangat matanya berbinar melihat yang ada di depan nya, terlihat begitu ramai pasar tradisional zaman kuno itu, barang barang antik berserakan di mana mana, ara lie tidak sabar lagi meminta turun kepada juan xi

ara lie berjalan kesana kemari membeli barang yang dia sukai dengan terus tersenyum bahagia, juan xi yang melihat tingkah ara lie hanya menggelengkan kepala sambil terus melihat kearahnya

ara lie terlalu asik berbelanja sampai melupakan juan xi hingga jarak di antara mereka agak jauh, juan xi yang melihat ara lie lepas dari pantauan nya langsung mencoba menyusul nya

ara lie berhenti sebentar di sebuah gang karna kelelahan namun sial nya ada 4 orang preman yang menghampirinya

"hai cantik" kata salah seorang preman

"apa!" jawab ara lie ketus

"cantik, cantik jangan galak galak dong, mari bermain besama kakak" tambah temannya mereka semua tertawa

"enyah lah kau!" ara lie mendorong salah seorang preman yang mendekatinya

"hai jal**ng jangan sok suci, wanita mur***n seperti mu pasti sudah di jamak oleh banyak orang" teriak seorang preman

"cuih, jangan berteriak ke arah ku, lawan aku kalau berani" tantang ara lie

" ckk... kami sangat menyukai gaya liar, hahahaha"

ara lie bertarung dengan ke empat preman itu

juan xi yang kehilangan jejak ara lie mulai panik, dia merasa tidak tenang sama sekali, juan xi terus mencari ara lie keberbagai toko sampai saat juan xi ingin melewati sebuah gang dia mendengar suara perkelahian, juan xi langsung mendekat dan benar ara lie sedang bertarung dengan 4 orang preman dan hebatnya dia menang

ara lie menyelesaikan keempat orang preman itu dengan sangat mudah, ara lie merasakan ada seseorang yang datang di arah belakang nya dan melihat ternyata itu juan xi syukur lah fikiran ara lie, saat ara lie melangkah mendekati juan xi ternyata seorang preman yang dia hajar tadi masih sadar dan hendak menusukan sebuah pisau kearah nya, juan xi yang menyadari akan hal itu langsung melindungi ara lie dalam dekapan nya al hasil pisau itu mengenai punggung juan xi, ara lie sangat kaget dan khawatir atas keadaan juan xi saat ini, ia juga sangat marah kepada preman itu, ara lie naik pitam langsung menghajar preman itu habis habisan sampai di pastikan preman itu tak sanggup untuk berdiri lagi.

"juan xi kau tidak apa apa kan" tanya ara lie sangat panik

" aaaggghhhkkk sakit" gumam juan xi merasa nyari di punggungnya

" kita kembali ke kediaman iya" ara lie membantu juan xi berdiri dan menuntunnya

karna di lihat tidak bisa pulang dengan naiki kuda ara lie menyewa kereta kuda untuk kembali kekediaman mereka.

dalam kereta tak henti hentinya ara lie panik dengan keadaan juan xi melihat banyak nya darah ara lie menyobek gaun nya

" kau mau apa?" tanya juan xi

"diam lah" perintah ara lie, ara lie meminta juan xi untuk melepas bajunya

ara lie baru melihat tubuh putih mulus dan penuh dengan otot otot perut milik juan xi, pemandangan yang sangat memukau pikir ara lie

" sudah puas" ucap juan xi melihat ara lie yang tak mengedipkan mata sama sekali saat melihat tubuh atas miliknya

"ah maaf" ara lie merasa sangat malu hingga rona pipinya memerah

"kau sakit?" tanya juan xi

"tidak, kau yang sedang sakit" ara lie sambil mengikatkan kain miliknya ke tubuh juan xi untuk menghentikan pendarahan nya

"tapi mengapa pipimu sangat merah" juan xi melihat wajah ara lie sangat lucu saat sedang malu hal itu membuat juan xi tak bisa berhenti menggodanya

"tidak apa apa" elak ara lie

kereta berhenti menandakan sudah sampai di kediaman mereka, ara lie membantu juan xi ke kamar nya lalu memanggil tabib untuk memeriksanya, lukanya cukup parah kata tabib, ara lie yang merasa bersalah memutus kan untuk merawat juan xi sampai sembuh.

Terpopuler

Comments

Na

Na

Kudanya Doyan Ama Orang Cantik 😅

2024-09-15

1

Arhieva Jimshoneysruwen

Arhieva Jimshoneysruwen

ceritanya ini menurut ku menarik cuman kuk kurang dapat fell nya gitu kurang greget istilahnya 😂 tapi bagus sih

2022-09-03

0

Oi Min

Oi Min

Cinlok ni nnti pasti

2022-02-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!