Malam harinya, Xiao Xing Chen hanya terdiam sambil menatap keluar jendelanya. Ia berpikir, apakah hal itu akan terulang lagi? Tentang tragedi danau Shoji, apakah roh dari sang pendekar akan kembali muncul keluar? (ah, jangan terlalu dipikirkan) Xiao Xing Chen menghela nafasnya dan melihat ke arah pedang Miu Shi yang ia letakkan di atas meja itu. Namun hingga saat ini juga, meskipun dalam kehidupan sebelumnya ia bisa menggunakan pedang Miu Shi dengan sangat baik, kini dirinya sama sekali tidak bisa menggunakannya. Xiao Xing Chen bingung dengan apa yang terjadi padanya saat ini, apakah ada seseorang yang membantunya untuk memperbaiki segala kesalahan dalam kehidupan sebelumnya dan menjadi lebih baik? Tentunya, hal itu akan terus terpikirkan olehnya.
Xiao Xing Chen memutuskan untuk menjalani kehidupan saat ini apa adanya dan apa yang terjadi. Tapi, Xiao Xing Chen juga akan berjaga-jaga jika sesuatu dalam kehidupannya akan terulang lagi. Xiao Xing Chen baru saja menurunkan satu kakinya di atas ubin yang terbuat dari kayu halus, ia mendengar seperti ada benda keras brakkk yang jatuh di atas ubin dan kedengarannya berasal dari kamar Li Fang Jun yang ada disampingnya.
Xiao Xing Chen segera berlari menuju kamar Li Fang Jun yang ada di sampingnya dengan tergesa-gesa berharap hal yang tidak bagus itu tidak akan terulang lagi. Sesampainya disana, Xiao Xing Chen dikejutkan dengan Li Fang Jun yang sudah tergeletak di atas ubin dan tidak bergerak sama sekali.
Xiao Xing Chen mulai curiga akan hal itu dan akhirnya menghampiri Li Fang Jun yang sudah tergeletak di atas ubin itu. eh?
Keanehan mulai terlihat saat Xiao Xing Chen mengeceknya. Mengapa sebuah tali dengan simpul khusus untuk menggantung diri ada di leher Li Fang Jun? Xiao Xing Chen juga melihat ke atasnya dan tampak sebuah pondasi kayu yang ada di atasnya untuk menyangga atap rumah, patah.
"Guru Fang Jun, apa kau mencoba untuk melakukan bunuh diri lagi?" Xiao Xing Chen berkata dengan menggoyangkan tubuh Li Fang Jun yang menurutnya lemas itu yang ternyata saat ini dia sedang tidur.
"Aku biarkan saja disini. Mungkin, dia masih hidup. Jika mati, juga itu bukan urusanku." Xiao Xing Chen berjalan meninggalkan kamar Li Fang Jun dan pergi ke danau Shoji untuk melihat keadaan disana.
Sesampainya di danau Shoji, semua tampak biasa-biasa saja. Tidak ada yang mencurigakan yang terlihat di danau Shoji hanya ada puluhan kunang-kunang yang ada di pinggiran danau tersebut. Xiao Xing Chen juga melihat seorang laki-laki dengan pakaian putih panjang berbeda dengannya yang selalu memakai pakaian hitam, berdiri di tepi danau Shoji. Ya, itu benar laki-laki itu berasal dari sekte Guan Qin. Sekte yang dinobatkan sebagai sekte ahli ilmu kultivasi yang namanya adalah 'Guan Wei Sao' Atau orang-orang biasa memanggilnya dengan sebutan 'Master Shizun' yang berarti master atau bisa juga guru ilmu kultivasi.
Guan Wei yang juga melihatnya, tersenyum lembut pada Xiao Xing Chen dan sedikit menganggukkan kepalanya. Shizun adalah tipe orang yang sangat membenci ilmu kultivasi gelap dan dalam kehidupan sebelumnya, Guan Wei memang selalu menghambat Xiao Xing Chen untuk melatih kultivasi seni gelapnya itu. Mereka saat itu bagaikan minyak dan air yang tidak bisa akur satu sama lain.
Sebelum Xiao Xing Chen berjalan menuju jalan yang gelap dan dipenuhi dengan darah disaat semua orang sibuk untuk menyanjungnya, Guan Wei memang selalu membuatnya tersadar akan tindakannya itu bahkan Xiao Xing Chen pernah dikurung seharian di gua Qinji (yang termasuk bagian dari legenda ilmu kultivasi abadi).
Xiao Xing Chen tahu bahwa itu memanglah Guan Wei Sao atau Shizun, laki-laki yang selalu membuatnya untuk kembali ke jalan yang terang dan kembali ke jalan kultivasi pedang. Namun tampaknya, Guan Wei yang dalam kehidupan saat ini tampak tidak mengenalnya dan hanya memberikannya senyum tipis saja padanya namun, terlihat tulus sekali dilihatnya.
Guan Wei bukanlah laki-laki yang pandai bicara duluan dan tidak banyak bicara. Entah itu karena ia tidak tahu harus mengatakan apa atau dia masih membencinya, ia masih tidak tahu tentang itu. Mungkin saja karena tidak mengenal Xiao Xing Chen saat ini, Guan Wei menjadi ragu untuk mengatakan apa.
"Shizun, apa kau masih membenciku?" Xiao Xing Chen tidak sengaja mengeluarkan kata-kata itu. Ia lupa bahwa saat ini mana mungkin Guan Wei akan mengenalinya.
"Kenapa aku harus membenci orang yang baru saja aku temui?" Guan Wei tersenyum tiga perempat serta memejamkan matanya dengan sangat lembut. "Tapi, bagaimana mungkin kau bisa tahu aku ini adalah Shizun?"
Xiao Xing Chen berusaha mengalihkan perbicaraan yang mulai diluar dugaan itu. Ia bingung, jika dia tetap menjawabnya,..ia mungkin akan merubah takdirnya kembali yang sudah dirancang matang-matang. Kira-kira, jika Guan Wei tahu bahwa ada yang namanya kehidupan kedua, mungkin dia akan semakin membenciku,..
"Aku hanya mendengarnya dari orang-orang saja kalau Shizun akan datang kemari,.."
Shizun tiba-tiba saja menjadi waspada dengan Xiao Xing Chen dan perlahan bergerak menjauhinya. Guan Wei memang orang yang selalu waspada dengan orang-orang yang mengetahui identitasnya saat berada di desa orang lain. Guan Wei membuat dirinya melihat ke arah berlawanan pada danau Shoji, tampak pergerakan yang mencurigakan.
Danau Shoji membentuk aliran yang mengarah ke arah barat yang seharusnya itu mengarah ke arah timur. Wajah dari bayangan danau Shoji mulai terbentuk. Wajah yang ingin diberikan belas kasihan, mulutnya terbuka seperti menginginkan sesuatu untuk dimakan olehnya. Tidak hanya ada satu wajah yang terlihat di danau itu, melainkan puluhan wajah yang begitu menyeramkan dilihatnya. "apa-apaan ini!?"
"Apa yang membuatnya marah seperti ini?" Tentunya pertanyaan itu selalu menghantui pikiran Guan Wei dan juga Xiao Xing Chen. Di depan mereka, tampak sebuah pohon yang mengalirkan darah dari balik akarnya hingga membuat danau tersebut berubah menjadi merah seperti darah.
"Ya, ternyata itu yang membuatnya marah."
Tangan-tangan para mayat hidup yang mengerikan mulai terlihat di tepi danau. Kuku tajam mereka, menancap pada tanah dan juga bebatuan besar yang ada disana, hingga berbekas pada benda yang dipegangnya. Berbagai ekspresi wajah dari mayat-mayat hidup itu terlihat, dari mulai yang tampak menyedihkan dengan mengeluarkan darah pada matanya hingga ada yang sedang mengeluarkan amarahnya. Mayat-mayat yang ada di danau Shoji, bersiap untuk menyerang desa Hua Wu dan juga sekte Lan Qiren yang juga terancam bahaya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Duajie
mengamati ceritra ini (walw aku bukan pengamat karya tulis 😂😂🙏) dari pembuatan alur ceritra dan dialog yg ada, rasanya author sepertinya adalah penulis komik atau paling tidak lebih suka membaca komik dp novel......maaf klo salah 🙏🙏🙏
2021-08-06
1
Jade meamoure
kirain cuman aku yg bingung 😕
2021-04-21
0
Buria Kell
ceritanya membingung kan thor
2020-10-27
1