Bab 17

Pagi ini aku sudah harus bersiap-siap, tidak lama kemudian pamit pada ibu, lalu diantar Bagas kekantor, tak lupa kubawa oleh-oleh untuk teman-teman kantor dan di tempat pelatihan.

Ibu menitipkan baju kebaya bersama setelan kain batik punya Suci, tak lupa keripik pisang coklat titipan mbak Lili juga kubawa, kemasannya dibuat dalam satu kotak kardus, rapi dengan sampul kertas kopi, pengemasan

dilakukan oleh pelayan toko waktu itu.

Begitu tiba di kantor, kulihat satu bungkus keripik singkong balado ada di atas mejaku, ada tulisannya “untuk Kiah” kulihat dimeja mbak Silvi juga ada, dan bertuliskan namanya. Tas mbak Silvi ada di atas kursinya, tapi ia tidak terlihat, terdengar suara gemericik air dari kamar mandi, sepertinya mbak Silvi berada

dikamar mandi.

Ku letakkan dua tas di atas meja, satu tas bahu, dan satu lagi tas tentengan berisi oleh-oleh, titipan mbak Lili dan titipan ibu untuk Suci. Mbak Silvi keluar kamar mandi, potongan rambutnya terlihat lebih pendek dari biasanya, padahal nanti ia akan dirias untuk acara pernikahan, dengan rambut sependek itu akan susah membentuk sanggul di rambutnya.

Menurut mbak Silvi perias pengantin yang ia pesan sangat professional, meskipun dengan rambut yang sangat pendek ia tetap bisa  membentuk sanggul di rambutnya. Aku memberikan mbak Silvi sebuah gantungan kunci dan keripik pisang coklat, sebagai oleh-oleh dari rumah nenek.

Mbak Silvi menyampaikan pesan Suci, ia menitipkan oleh-oleh, setelah absen tadi Suci mampir keruangan, dan memberikan dua bungkus keripik ini, satu untuk mbak Silvi dan satu untukku.

Mahasiswa masih libur, tapi hari ini mereka sudah dijadwalkan untuk registrasi awal semester, jadi meskipun mereka libur, kampus tetap tidak sepi.

Ku nyalakan komputer dan menyiapkan beberapa berkas yang dibutuhkan, sambil memulai aktivitas, mbak Silvi bercerita persiapannya menjelang pernikahan, dua minggu lagi ia akan mengajukan cuti. Suci masuk keruangan kami, keceriaan begitu terpancar, tapi wajahnya agak kelihatan gosong, karena terpapar sinar matahari, ia menceritakan kegiatan yang mereka lakukan selama liburan diluar kota.

Bermain di pantai adalah kegiatan yang paling berkesan baginya, ketika di pantai ia bersama teman-teman lainnya menaiki perahu yang

bentuknya persis seperti pisang, namanya “banana boat.”

Banana boat tersebut jalan tidak dengan mesin ataupun dikayuh, duduknya pun tidak seperti perahu biasanya, karena bentuknya seperti pisang, mereka duduk seperti duduk di atas

seekor kuda, sementara kedua kaki menjuntai ke air, ada perahu mesin yang menariknya menggunakan seutas tali.

Keseruan terjadi ketika banana boat tersebut berada di area pantai yang cukup dalam, perahu yang menariknya semakin kencang, membuat keseimbangan berkurang, mereka berusaha menggoyang kan badan ke kiri dan ke kanan untuk menjaga keseimbangan, tapi tetap saja banana boat miring dan mereka semua jatuh ke air. Saat jatuh mereka tidak tenggelam, mungkin pengaruh air yang asin, selain itu mereka juga sudah menggunakan alat pelampung sebagai pengaman.

Cerita Suci terhenti, ada sekumpulan mahasiswa datang, mereka menyerahkan form registrasi ulang. Suci kembali keruangan nya, setelah ia tidak terlihat, aku baru teringat dengan baju kebaya titipan ibu, ada juga keripik pisang coklat dan gantungan kunci untuknya, nanti setelah mahasiswa sepi aku mengantarkan barang tersebut ke ruang kerja Suci.

Pukul tiga kurang sepuluh menit, aku bersiap-siap berangkat ke tempat pelatihan, kulihat baju kebaya Suci masih di mejaku, aku pamit dengan mbak Silvi, sebelum melangkah

keluar aku ingin mampir keruangan Suci.

Aku sudah berada didepan pintu ruang kerja Suci, begitu aku mau membuka pintu terdengar jelas suara kak Hilman, sepertinya mereka sedang asik bercerita. Keraguan muncul dan akhirnya ku batalkan masuk keruangan tersebut,  kebetulan ada anak magang lewat, aku langsung meminta anak tersebut memberikan bungkusan pada Suci, setelah itu aku langsung menuju tempat pelatihan.

Banyak angkot yang lewat, tapi isinya penuh, aku masih menunggu, sebuah angkot berhenti, tapi kulihat isinya juga penuh, ternyata ada dua

penumpang yang akan turun, setelah kedua penumpang itu turun aku pun naik ke

angkot tersebut.

Sudah dua puluh menit perjalanan, seharusnya aku sudah sampai di tempat pelatihan, tapi ini masih di tengah jalan. Angkotnya berjalan pelan, karena terjadi kemacetan, banyak polisi yang berjaga di sisi jalan, terdengar cerita dari sesama penumpang, ada pejabat dari pemerintah pusat yang sedang melakukan kunjungan kerja. Akhirnya aku terlambat sekitar dua puluh menit dari biasanya, dengan terburu-buru aku langsung masuk ruangan pelatihan.

Suasana yang tampak memperlihatkan kegiatan pelatihan belum dimulai, pembimbing tidak ada, dan peserta yang hadir sedang asik mengobrol. Elsi dibelakang ku, ternyata ia juga terlambat, kami segera mencari tempat duduk.

Mbak Lili melambaikan tangannya, ia sudah menyiapkan kursi untukku, di sebelahku masih kosong, Elsi yang menempatinya. Menurut mbak Lili hari ini pembimbingnya sedang berhalangan hadir, karena ia ditugaskan mendampingi pejabat dari pusat yang sedang

melakukan kunjungan, melalui bagian administrasi ia sudah menitipkan materi

beserta contoh soal yang harus kami pelajari, ia tetap akan memberikan materi tersebut pada pertemuan selanjutnya.

Ku berikan kotak pada mbak Lili, titipan keripik pisang coklatnya, selain itu aku juga

memberikan bungkusan sedang untuk dimakan diruang pelatihan ini. Ku lihat sekeliling, hanya ada beberapa yang asik membaca materi dan mencoba mengerjakan contoh-contoh soal, kebanyakan peserta hanya ngobrol dan bercanda dengan sesama peserta yang duduknya berdekatan, suara-suara bertabrakan, terdengar seperti transaksi jual beli di pasar tradisional.

Waktunya jam istirahat, tapi menurutku sejak awal tadi memang sebagian besar para peserta mengistirahatkan diri, kebanyakan mereka tidak peduli dengan tugas yang diberikan pembimbing, mungkin lelah yang menjadi alasan mereka, setelah seharian bekerja dan harus belajar sendiri lagi, sementara usia mereka sudah lanjut.

Ku mulai mencoba mengerjakan, sekilas tampak begitu sulit, soal yang diberikan adalah contoh soal kasus, jadi sebelum mengerjakan harus paham betul arah jawaban yang tepat.

Aku dan Elsi mendiskusikan jalan yang tepat untuk menjawabnya, tak terasa tiga soal telah terlewati. Mbak Lili asik bermain dengan hpnya, melihat keseriusan kami ia pun segera bergabung. Bergabungnya mbak Lili bukan mempercepat pengerjaan soal-soal tersebut, malah kami asik diajak bercerita.

Elsi masih mengeluhkan tentang mantan pacarnya yang ingin mengajaknya balikan lagi, penolakan Elsi membuat mantan pacarnya tersebut bersikap agak kasar, dan akhir-akhir ini ia selalu mengintai kegiatannya. Keributan bukan hanya terjadi ketika kami makan bakso bersama, ini juga terjadi saat Elsi makan diluar bersama saudara sepupunya, ia kira saudara sepupunya adalah pacar Elsi yang baru.

Elsi memutuskan untuk tidak menjalin hubungan lagi karena sikap pacarnya yang mudah terbawa emosi dan sering berprilaku kasar. Mbak Lili berpesan untuk berhati-hati, mendengar cerita Elsi nampaknya mantan pacarnya biasa berlaku kasar, apapun bisa ia lakukan termasuk berbuat kekerasan terhadap Elsi.

Elsi dan Mbak Lili keluar, mereka pamit ke kamar mandi. Kak Abdi mendekatiku, kali ini ia membawakan minuman teh untukku seperti kemarin, aku jadi merasa serba salah, antara senang dan tidak enak hati. Kak Abdi menggeser kursi, posisinya dibuat berhadapan denganku.

“Kiah, kakak ingin ngomong sesuatu, tadinya pengen ngajak keluar tapi waktunya terlalu singkat.”

“Ngomong aja kak, selagi nggak dilarang.”

Aku masih mengerjakan contoh-contoh soal,

mencoba agak sedikit cuek dan tak terpengaruh dengan tindakan kak Abdi.

“Ini serius!!!”

Mendengar ucapan yang menyatakan serius, aku melepaskan pena yang ku pegang, kucoba melihat kearahnya agar terlihat lebih serius, napas ini rasa ingin ku tahan, detak jantung ku

terpacu begitu kencang.

Terpopuler

Comments

Isma Aji

Isma Aji

Siap2🤭

2021-12-14

0

heri susanto

heri susanto

mau di tembak mba?

2021-12-08

1

Restviani

Restviani

hai thor...
mohon maaf, Perjuangan CEO Muda baru bisa mampir lagi nih...

lanjut

2021-08-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!