Makan siang itu berjalan cukup lancar meskipun tidak seperti yang diharapkan Fajar. Tadinya ia ingin mengajak Mega makan di luar, tapi Mega menolak dan bersikeras ingin mencoba makanan di kantin puskesmas. Bukan apa-apa, Mega hanya tidak ingin terlalu lama berdekatan dengan Fajar. Hal itulah yang membuatnya menolak ajakannya untuk makan diluar sana.
Tidak ada perdebatan yang berarti, keduanya lebih banyak diam dan sibuk dengan makanannya masing-masing. Lagi pula keputusannya untuk memilih makan di kantin puskesmas menurutnya sudah tepat. Tempatnya bersih dan hygenis, selain itu menu makanannya juga enak dan tidak kalah rasa dengan makanan yang dijual di luaran dan sesuai seleranya.
“Sering-seringlah makan lalapan daun-daun hijau, karena itu bagus untuk kesehatan.” Mega melirik piring makan Fajar yang hanya terisi nasi dan ayam goreng saja.
Fajar hanya diam tak menjawab, detik berikutnya ia berjalan masuk ke dalam kantin dan kembali dengan membawa semangkuk sayur di tangannya.
Mega menautkan alisnya melihat Fajar sedari tadi keluar masuk ke dapur kantin, “Heran, berasa seperti di rumahnya sendiri saja dari tadi keluar masuk,” gumamnya dalam hati.
“Nggak usah heran gitu, biasa saja lihatnya.” Fajar lalu menyorongkan mangkuk berisi sayur dari tangannya ke depan Mega. "Mau?"
“Apa itu?” tanyanya sambil menatap mangkuk di hadapannya.
“Sayur pare, kamu pasti masih ingat dengan sayuran yang satu ini.” Fajar mengarahkan telunjuknya di bibir mangkuk.
“Ini juga salah satu sayuran hijau yang rasanya lumayan pahit. Tapi Aku suka, meskipun rasanya pahit tapi sayuran yang satu ini banyak manfaatnya dan juga baik untuk kesehatan,” imbuhnya lagi lalu menyendokkan sayur ke atas piring makan dan memakannya.
Mega menatap tajam pada lelaki di hadapannya itu, tentu saja dia ingat sayur apa itu. Huh! Dia memang sengaja ingin membalas ucapannya tadi. Lelaki itu tahu pasti kalau Mega tidak suka dengan sayuran yang satu itu.
Masih jelas dalam ingatannya bagaimana lelaki itu memaksanya untuk memakan sayur pare saat ia datang berkunjung ke rumahnya di waktu makan siang berlangsung. Mega datang kesana setelah pulang sekolah untuk menemui Bayu agar dapat membantunya mengerjakan tugas sekolah, masih dengan memakai seragam putih abu-abu.
Selama satu hari penuh Mega tidak dapat mengunyah makanannya dengan baik karena rasa pahit yang masih tertinggal di lidahnya.
“Kenapa tidak coba mencicipi, nggak suka. Ini kan baik untuk kesehatan,” ucap Fajar menahan senyum.
“Kalau suka, kenapa bukan mas saja yang habiskan.” Mega mendorong mangkuk sayur ke tengah meja.
Tidak berapa lama ibu kantin keluar dengan membawa kotak tisu dan menaruhnya di atas meja. Mega tersenyum ramah dan menyapanya.
“Terima kasih, ibu.”
Ibu kantin hanya tersenyum pada Mega tanpa membalas ucapannya, ia menganggukkan kepalanya lalu berlalu dari hadapan mereka dan kembali masuk ke dalam dapur kantin.
“Bu, tolong buatkan Saya kopi ya. Seperti biasa gulanya sedikit saja,” pinta Fajar dengan suara sedikit keras pada ibu kantin.
Tidak ada jawaban, Fajar bangkit dari duduknya dan berniat masuk kembali ke dalam kantin.
“Nggak sabaran banget jadi orang. Tunggu sebentar apa susahnya sih,” rutuk Mega kesal.
Matanya melirik tajam pada lelaki yang berada di hadapannya itu, lalu mengusap telinganya yang seolah berdenging. Sorot matanya memperlihatkan rasa tak sukanya yang tersirat jelas.
“Kecilkan suaramu, Mas! Nggak usah pakai teriak segala. Di kantin ini hanya kita berdua saja yang ada, Aku yakin beliau pasti dengar ucapanmu tanpa harus berteriak seperti itu. Bikin sakit telinga orang saja,” tegurnya pada Fajar, lalu kembali fokus dengan makanannya.
Fajar menghela napas kasar, lalu menggeser piringnya ke samping. Diraihnya minumannya, dalam sekali teguk air di dalam gelas langsung tandas.
“Kamu yakin ibu kantin bakal mendengar teriakanku? Kita lihat saja nanti, tunggu lima menit saja.” Fajar mengusap mulutnya dengan punggung tangannya, lalu kembali duduk di bangkunya.
Tuk tuk tuk!
Fajar mengetukkan telunjuknya ke atas meja, sementara sebelah tangannya menopang dagunya sambil menatap wajah Mega dari dekat.
“Apaan sih!” Mega menggeser duduknya menjauh, tampak tidak nyaman.
Dulu, saat remajanya mana berani Mega berkata keras sedikit saja pada Fajar apalagi membentaknya. Melihat Fajar lewat di depan rumahnya saja, Mega langsung menghindar dan bergegas masuk ke dalam rumahnya.
Dan setiap kali lelaki itu mengatakan sesuatu hal yang menyakiti hatinya, ia hanya mampu berlari dan menangis. Fajar selalu menyalahkan sikap Mega karena menurutnya telah berhasil menggoda adik lelakinya itu. Huh! Siapa yang menggoda dan siapa yang sebenarnya tergoda. Nyatanya mereka akhirnya berpisah, dan Bayu menikah dengan sahabat karibnya sendiri.
Kedekatan Mega dengan Bayu ternyata telah mengusik ketenangan hidup Fajar, bukan salahnya kalau Bayu lebih suka bermain-main dengannya menghabiskan masa remajanya sementara dirinya harus kuliah sambil bekerja keras. Mengingat hal itu, rasa tidak sukanya pada lelaki itu kembali hadir.
Fajar menegakkan tubuhnya, lalu mengerdikkan bahunya dengan kedua tangan menengadah ke atas.
“Kamu lihat, ini sudah lewat dari lima menit. Asal Kamu tahu, Aku berteriak seperti itu berharap ibu kantin bisa mendengar ucapanku.” Fajar berdiri dan melangkah masuk ke dalam kantin, di depan pintu ia berhenti sejenak.
“Asal Kamu tahu saja, ibu kantin tidak bisa mendengar dengan jelas. Ada masalah pada pendengarannya. Pada saat tertentu saja dia mampu mendengar ucapan kita, selebihnya tidak. Itulah sebabnya kenapa Aku harus berteriak memanggilnya, itu pun jika beliau mendengarnya. ” Fajar bicara panjang lebar.
Mega tertegun mendengar penuturan Fajar, ternyata banyak masalah kesehatan di desanya ini. Ibu kantin terlihat sehat dan bugar, siapa menyangka kalau ada masalah pada pendengarannya.
🌹🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Hartini
syedap itu pare
2022-03-16
0
Nur Yanti
hehhee.. kebayang ada pemuda yg kaya hitler waktu kita remaja terus kita suka ketakutan klw ketemu dia, eh pas udah dewasa kita jadi cinta sm dia... auoto ngakak jadinya 😂
2022-02-25
1
Teteh Neng(IG: teteh_neng2020)
berasa pendek iiiihhhhh
2021-12-31
2