16. Di kantin puskesmas

Makan siang itu berjalan cukup lancar meskipun tidak seperti yang diharapkan Fajar. Tadinya ia ingin mengajak Mega makan di luar, tapi Mega menolak dan bersikeras ingin mencoba makanan di kantin puskesmas. Bukan apa-apa, Mega hanya tidak ingin terlalu lama berdekatan dengan Fajar. Hal itulah yang membuatnya menolak ajakannya untuk makan diluar sana.

   Tidak ada perdebatan yang berarti, keduanya lebih banyak diam dan sibuk dengan makanannya masing-masing. Lagi pula keputusannya untuk memilih makan di kantin puskesmas menurutnya sudah tepat. Tempatnya bersih dan hygenis, selain itu menu makanannya juga enak dan tidak kalah rasa dengan makanan yang dijual di luaran dan sesuai seleranya.

   “Sering-seringlah makan lalapan daun-daun hijau, karena itu bagus untuk kesehatan.” Mega melirik piring makan Fajar yang hanya terisi nasi dan ayam goreng saja.

   Fajar hanya diam tak menjawab, detik berikutnya ia berjalan masuk ke dalam kantin dan kembali dengan membawa semangkuk sayur di tangannya.

   Mega menautkan alisnya melihat Fajar sedari tadi keluar masuk ke dapur kantin, “Heran, berasa seperti di rumahnya sendiri saja dari tadi keluar masuk,” gumamnya dalam hati.

   “Nggak usah heran gitu, biasa saja lihatnya.” Fajar lalu menyorongkan mangkuk berisi sayur dari tangannya ke depan Mega. "Mau?"

   “Apa itu?” tanyanya sambil menatap mangkuk di hadapannya.

   “Sayur pare, kamu pasti masih ingat dengan sayuran yang satu ini.” Fajar mengarahkan telunjuknya di bibir mangkuk.

   “Ini juga salah satu sayuran hijau yang rasanya lumayan pahit. Tapi Aku suka, meskipun rasanya pahit tapi sayuran yang satu ini banyak manfaatnya dan juga baik untuk kesehatan,” imbuhnya lagi lalu menyendokkan sayur ke atas piring makan dan memakannya.

   Mega menatap tajam pada lelaki di hadapannya itu, tentu saja dia ingat sayur apa itu. Huh! Dia memang sengaja ingin membalas ucapannya tadi. Lelaki itu tahu pasti kalau Mega tidak suka dengan sayuran yang satu itu.

   Masih jelas dalam ingatannya bagaimana lelaki itu memaksanya untuk memakan sayur pare saat ia datang berkunjung ke rumahnya di waktu makan siang berlangsung. Mega datang kesana setelah pulang sekolah untuk menemui Bayu agar dapat membantunya mengerjakan tugas sekolah, masih dengan memakai seragam putih abu-abu.

   Selama satu hari penuh Mega tidak dapat mengunyah makanannya dengan baik karena rasa pahit yang masih tertinggal di lidahnya.

   “Kenapa tidak coba mencicipi, nggak suka. Ini kan baik untuk kesehatan,” ucap Fajar menahan senyum.

   “Kalau suka, kenapa bukan mas saja yang habiskan.” Mega mendorong mangkuk sayur ke tengah meja.

   Tidak berapa lama ibu kantin keluar dengan membawa kotak tisu dan menaruhnya di atas meja. Mega tersenyum ramah dan menyapanya.

   “Terima kasih, ibu.”

   Ibu kantin hanya tersenyum pada Mega tanpa membalas ucapannya, ia menganggukkan kepalanya lalu berlalu dari hadapan mereka dan kembali masuk ke dalam dapur kantin.

   “Bu, tolong buatkan Saya kopi ya. Seperti biasa gulanya sedikit saja,” pinta Fajar dengan suara sedikit keras pada ibu kantin.

   Tidak ada jawaban, Fajar bangkit dari duduknya dan berniat masuk kembali ke dalam kantin.

   “Nggak sabaran banget jadi orang. Tunggu sebentar apa susahnya sih,” rutuk Mega kesal.

   Matanya melirik tajam pada lelaki yang berada di hadapannya itu, lalu mengusap telinganya yang seolah berdenging. Sorot matanya memperlihatkan rasa tak sukanya yang tersirat jelas.

   “Kecilkan suaramu, Mas! Nggak usah pakai teriak segala. Di kantin ini hanya kita berdua saja yang ada, Aku yakin beliau pasti dengar ucapanmu tanpa harus berteriak seperti itu. Bikin sakit telinga orang saja,” tegurnya pada Fajar, lalu kembali fokus dengan makanannya.

   Fajar menghela napas kasar, lalu menggeser piringnya ke samping. Diraihnya minumannya, dalam sekali teguk air di dalam gelas langsung tandas.

   “Kamu yakin ibu kantin bakal mendengar teriakanku? Kita lihat saja nanti, tunggu lima menit saja.” Fajar mengusap mulutnya dengan punggung tangannya, lalu kembali duduk di bangkunya.

   Tuk tuk tuk!

   Fajar mengetukkan telunjuknya ke atas meja, sementara sebelah tangannya menopang dagunya sambil menatap wajah Mega dari dekat.

   “Apaan sih!” Mega menggeser duduknya menjauh, tampak tidak nyaman.

   Dulu, saat remajanya mana berani Mega berkata keras sedikit saja pada Fajar apalagi membentaknya. Melihat Fajar lewat di depan rumahnya saja, Mega langsung menghindar dan bergegas masuk ke dalam rumahnya.

   Dan setiap kali lelaki itu mengatakan sesuatu hal yang menyakiti hatinya, ia hanya mampu berlari dan menangis. Fajar selalu menyalahkan sikap Mega karena menurutnya telah berhasil menggoda adik lelakinya itu. Huh! Siapa yang menggoda dan siapa yang sebenarnya tergoda. Nyatanya mereka akhirnya berpisah, dan Bayu menikah dengan sahabat karibnya sendiri.

   Kedekatan Mega dengan Bayu ternyata telah mengusik ketenangan hidup Fajar, bukan salahnya kalau Bayu lebih suka bermain-main dengannya menghabiskan masa remajanya sementara dirinya harus kuliah sambil bekerja keras. Mengingat hal itu, rasa tidak sukanya pada lelaki itu kembali hadir.

   Fajar menegakkan tubuhnya, lalu mengerdikkan bahunya dengan kedua tangan menengadah ke atas.

   “Kamu lihat, ini sudah lewat dari lima menit. Asal Kamu tahu, Aku berteriak seperti itu berharap ibu kantin bisa mendengar ucapanku.” Fajar berdiri dan melangkah masuk ke dalam kantin, di depan pintu ia berhenti sejenak.

   “Asal Kamu tahu saja, ibu kantin tidak bisa mendengar dengan jelas. Ada masalah pada  pendengarannya. Pada saat tertentu saja dia mampu mendengar ucapan kita, selebihnya tidak. Itulah sebabnya kenapa Aku harus berteriak memanggilnya, itu pun jika beliau mendengarnya. ” Fajar bicara panjang lebar.

   Mega tertegun mendengar penuturan Fajar, ternyata banyak masalah kesehatan di desanya ini. Ibu kantin terlihat sehat dan bugar, siapa menyangka kalau ada masalah pada pendengarannya.

🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

Hartini

Hartini

syedap itu pare

2022-03-16

0

Nur Yanti

Nur Yanti

hehhee.. kebayang ada pemuda yg kaya hitler waktu kita remaja terus kita suka ketakutan klw ketemu dia, eh pas udah dewasa kita jadi cinta sm dia... auoto ngakak jadinya 😂

2022-02-25

1

Teteh Neng(IG: teteh_neng2020)

Teteh Neng(IG: teteh_neng2020)

berasa pendek iiiihhhhh

2021-12-31

2

lihat semua
Episodes
1 1. Kembali
2 2. Kenangan
3 3. Aku baik-baik saja
4 4. Lambung kronis
5 5. Lambung kronis 2
6 6. Sarapan bareng
7 7. Tanaman obat
8 8. Donatur desa
9 9. Pria di mobil hitam
10 10. Getah bening
11 11. Puskesmas desa
12 12. Bertemu kembali
13 13. Menyebalkan
14 14. Hari pertama kerja
15 15. Makan siang
16 16. Di kantin puskesmas
17 17. Posyandu
18 18. Meraih mimpi
19 19. Epilepsi
20 20. Kenangan
21 21. Sakit
22 22. Mengantar pulang
23 23. Mas bos demam
24 24. Kekesalan Astri
25 25. Berpamitan
26 26. Menjemputmu
27 27. Ular!
28 28. Panen
29 29. Itu bukan canda
30 30. Lihat saja nanti
31 31. Terluka
32 32. Mengobati lukamu
33 33. Saraf terjepit
34 34. Monoton
35 35. Gudang sebelah rumah
36 36. Surat bersampul biru
37 37. Di bawah pohon pinus
38 38. Melewati waktu bersamamu
39 39. Rencana Fajar
40 40. Suatu pagi di hari Minggu
41 41. Teman baru
42 42. Gula Darah
43 43. Ungkapan hati
44 44. Bunda Rini
45 45. Kartu Undangan
46 46. Posesif
47 47. Ke pantai
48 48. Banana Boat
49 49. Saat Bahagia
50 50. Kolesterol
51 51. Radang
52 52. Sudah sehat
53 53. Makan siang
54 54. Klinik kesehatan
55 Bab 55. Ngambek?
56 56. Pikiran sehat
57 57. Keringat berlebih
58 58. Terapi alami
59 59. Kejutan istimewa
60 60. Luka bakar
61 61. Libur telah tiba
62 62. Kencan
63 63. Kencan 2
64 64. Maukah kau menjadi istriku
65 65. Misi kemanusiaan
66 66. Misi berhasil
67 67. Ganti warnanya
68 68. Syukuran
69 69. Pria kepo
70 70. Menikahlah denganku
71 71. Menikah
72 72. Ide bagus
73 73. Mencintaimu
74 74. Akhir pekan bersamamu
75 75. Persalinan
76 76. Kelahiran Rumi Algifari
77 77. Teman hidup
78 78. Bonus Chapter 1
79 79. Bonus Chapter 2
Episodes

Updated 79 Episodes

1
1. Kembali
2
2. Kenangan
3
3. Aku baik-baik saja
4
4. Lambung kronis
5
5. Lambung kronis 2
6
6. Sarapan bareng
7
7. Tanaman obat
8
8. Donatur desa
9
9. Pria di mobil hitam
10
10. Getah bening
11
11. Puskesmas desa
12
12. Bertemu kembali
13
13. Menyebalkan
14
14. Hari pertama kerja
15
15. Makan siang
16
16. Di kantin puskesmas
17
17. Posyandu
18
18. Meraih mimpi
19
19. Epilepsi
20
20. Kenangan
21
21. Sakit
22
22. Mengantar pulang
23
23. Mas bos demam
24
24. Kekesalan Astri
25
25. Berpamitan
26
26. Menjemputmu
27
27. Ular!
28
28. Panen
29
29. Itu bukan canda
30
30. Lihat saja nanti
31
31. Terluka
32
32. Mengobati lukamu
33
33. Saraf terjepit
34
34. Monoton
35
35. Gudang sebelah rumah
36
36. Surat bersampul biru
37
37. Di bawah pohon pinus
38
38. Melewati waktu bersamamu
39
39. Rencana Fajar
40
40. Suatu pagi di hari Minggu
41
41. Teman baru
42
42. Gula Darah
43
43. Ungkapan hati
44
44. Bunda Rini
45
45. Kartu Undangan
46
46. Posesif
47
47. Ke pantai
48
48. Banana Boat
49
49. Saat Bahagia
50
50. Kolesterol
51
51. Radang
52
52. Sudah sehat
53
53. Makan siang
54
54. Klinik kesehatan
55
Bab 55. Ngambek?
56
56. Pikiran sehat
57
57. Keringat berlebih
58
58. Terapi alami
59
59. Kejutan istimewa
60
60. Luka bakar
61
61. Libur telah tiba
62
62. Kencan
63
63. Kencan 2
64
64. Maukah kau menjadi istriku
65
65. Misi kemanusiaan
66
66. Misi berhasil
67
67. Ganti warnanya
68
68. Syukuran
69
69. Pria kepo
70
70. Menikahlah denganku
71
71. Menikah
72
72. Ide bagus
73
73. Mencintaimu
74
74. Akhir pekan bersamamu
75
75. Persalinan
76
76. Kelahiran Rumi Algifari
77
77. Teman hidup
78
78. Bonus Chapter 1
79
79. Bonus Chapter 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!