Masih di posyandu, Mega menahan napas saat salah satu warga berjalan ke arahnya dan menunjukkan alat kontrasepsi yang berupa implan padanya.
“Dokter,” panggilnya pada Rendra yang duduk tidak jauh darinya. “Apa sekarang giliran Saya buat menjelaskan benda ini,” ucapnya pelan sambil mengarahkan dagunya pada benda yang ada di depannya.
“Silahkan,” jawab Rendra singkat sambil menahan senyum. “Tarik napas, tetap tenang. Oke!”
“Baiklah, Saya tenang kok, dokter.” Mega mencoba tersenyum.
“Mohon perhatiannya ya bu. Saya akan mulai menjelaskan tentang metode kontrasepsi implan,” ucap Mega sebelum memulai menjawab pertanyaan salah satu warga.
“Metode kontrasepsi implan bekerja dengan cara mengentalkan lendir serviks, membuat dinding rahim lebih tipis sehingga mengganggu implantasi, menekan ovulasi, dan menghambat pergerakan silia tuba.
Keuntungan penggunaan metode kontrasepsi jenis ini adalah efektivitas yang tinggi, dapat digunakan jangka panjang, kesuburan dapat kembali setelah implan dicabut. Tidak mengganggu hubungan seksual, serta tidak mengganggu produksi air susu ibu.
Kerugian kontrasepsi implan merupakan akibat pengaruh hormonal di dalam tubuh, antara lain,
Gangguan haid yaitu menjadi tidak teratur atau tidak haid sama sekali,
Spotting atau bercak darah yang keluar saat sedang tidak haid,
Berat badan bertambah,
Tidak nyaman di perut, mual, muntah,
Nyeri kepala,
Nyeri payudara,
Nyeri bekas tempat susuk.
Keluhan tidak haid saat penggunaan kontrasepsi implan merupakan hal yang umum terjadi karena pengaruh hormon langsung di dinding rahim.”
“Paham ya ibu-ibu,” tanya Mega lagi. “Satu lagi, kalau setelah lepas implan dibutuhkan satu sampai tiga bulan untuk menyesuaikan kadar hormon dalam tubuh. Kalau sudah teratur baru boleh pasang implan lagi.”
“Paham bu dokter,” sahut warga serempak.
“Kalau begitu kita sudahi dulu pertemuan kita kali ini,” ucap dokter Rendra di ujung acara. “Terima kasih.”
Di tempat lain di waktu bersamaan, Fajar sedang berada di perkebunan bersama para pekerjanya.
Dari atas bak truk yang terbuka Fajar berdiri sambil memberi arahan pada anak buahnya untuk menata kol di bak truk dengan teratur dan baik, agar resiko kerusakan yang mungkin terjadi bisa diminimalisir.
Fajar bukanlah bos yang hanya pandai memberi perintah saja, ia akan turun langsung membantu pekerjanya. Handuk kecil tersampir di lehernya, tidak ketinggalan topi hitam yang selalu dikenakannya menutupi rambutnya yang ikal bergelombang.
“No, lanjutin kerjanya. Aku turun dulu,” ucap Fajar pada Warno, saat melihat kedatangan sahabatnya Arga. Ia lalu melompat turun dari atas truk dan bergegas mendatangi sahabatnya itu yang bekerja sebagai penyuluh pertanian.
“Siap mas bos!” jawab Warno. “Ayo lanjut oper lagi,” perintah Warno pada yang lainnya.
“Gimana hasil panennya kali ini?” tanya Arga sambil menjabat erat tangan Fajar.
“Alhamdulillah. Berkat bantuan penyuluhan darimu, panen kali ini sukses.” Fajar mengguncang tangan sahabatnya itu.
“Kamu bisa saja,” Arga tertawa. “Aku hanya sekedar memberi masukan. Selebihnya Kamu yang melakukan semuanya,” tambahnya lagi.
Mereka berdua terus berbincang sambil melihat kendaraan yang mengangkut hasil panen ketiga datang.
Sebelumnya sudah dua mobil yang mengangkut hasil panen kali ini untuk dibawa ke pembeli yang berada di pasar lokal dan yang ada di kota.
Fajar mengusap peluh di keningnya, ia tersenyum puas melihat hasil panen kali ini. Jumlahnya melimpah, lebih banyak berkali-kali lipat dari panen sebelumnya.
Tanaman yang dihasilkan berkualitas tinggi, besar dan padat berkat pemakaian pupuk yang sesuai. Tidak ada lagi hama ulat yang biasanya menyerang, yang membuat kol menjadi kosong, enteng dan berlubang.
Para pekerja datang silih berganti membawa keranjang yang berisi tanaman hasil panen. Senyum cerah terus menghias wajah mereka.
Sebagian dari mereka adalah para pekerja perkebunan di lahan milik Fajar, dan sebagian lagi adalah tenaga lepas yang ikut bekerja hanya pada saat panen berlangsung saja. Mereka semua ikut senang karena upah kerja yang mereka dapatkan besar, dan Fajar tidak segan-segan memberi bonus pada para pekerjanya jika hasil panennya berhasil.
“Seperti mimpimu, Kamu berhasil membantu perekonomian warga desa ini. Membuka lapangan kerja dan membuat mereka terus bekerja dan tidak merasa takut untuk kehilangan mata pencaharian lagi,” Arga mengungkapkan rasa kagumnya.
“Hanya itu yang bisa Aku lakukan buat warga desaku,” jawab Fajar tersenyum.
“Kamu selalu merendah,” Arga tertawa pelan. “Hanya satu kekuranganmu.”
“Apa itu?”
“Kamu berhasil dalam usaha, tapi gagal dalam hal asmara.” Arga tergelak.
“Ish! Lebih nyaman seperti sekarang ini, tidak perlu dipusingkan dengan hal yang berkaitan dengan perasaan.”
“Ayolah, man! Bersama lebih baik daripada harus berjalan sendiri,” cetus Arga yang dibalas dengan gelengan kepala Fajar.
“Mentang-mentang sudah punya pasangan,” Fajar meninju pelan bahu Arga. “Oke, tunggu saja. Dalam waktu dekat Aku bakal kenalkan dia sama Kamu,” imbuhnya lagi sambil membayangkan wajah Mega.
“Weh! Ternyata sudah ada toh, hahaha.”
“Ish!”
Sementara itu di tempat lain, di terminal bis kota. Seorang wanita muda turun dari bis dengan koper besar berada di tangannya. Matanya sibuk mencari keberadaan seseorang, lalu diputuskannya untuk menghubungi lewat telepon.
“Halo, Yu. Mba sudah sampai di terminal, jemput sekarang yo.”
🌹🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
YuWie
jgn2 mantan fajar balik desa
2022-02-13
0
Kidung Mesra
aku hadir ya tor .. kalau ada waktu datang ke NVL aku ya tor .. terimakasih
2022-01-19
0
Kidung Mesra
jejak lagi kakka...
salam dari Resa Deon dan Merlin Jecko
2022-01-13
0