5. Lambung kronis 2

"Mega sarankan, jangan pergi ke paranormal, dukun, atau semacamnya. Sebanyak apapun uang yang Bude miliki tidak akan membuat Intan sembuh, beri pengertian pada pakde. Intan hanya butuh perhatian ekstra, dan Bude harus selalu ada di samping Intan jika halusinasinya yang diakibatkan lambung sedang terjadi," kata Mega sambil menggenggam tangan bude Sita lembut.

   Bude Sita menarik napas dalam, sekilas ia melirik ke arah kamar puterinya berada. Lalu berpaling pada Mega, tersenyum padanya dan menatap dengan sorot mata lelah yang terlihat jelas. Garis hitam di bawah matanya, menandakan bahwa selama ini bude Sita kurang tidur, karena keadaan Intan lah yang membuat dirinya harus tetap kuat dan tegar.

"Bude tidak pernah menyalahkan kalau pakdemu berpikiran seperti itu, apalagi kita tinggal di desa dan jauh dari fasilitas kesehatan yang memadai. Tidak jarang ada yang menyarankan bude untuk membawa Intan berobat ke orang yang dianggap bisa membantu menyembuhkan penyakit Intan."

Sejenak bude Sita menghentikan bicaranya, bibirnya tersenyum kecil melihat pada tayangan televisi di depannya yang menyala, sedang menyuguhkan sebuah cerita drama keluarga.

"Intan memang sering sekali mengalami ketakutan jika di malam hari. Obat-obatan yang dikonsumsi dari dokter sering menyebabkan detak jantungnya berhenti, dan Intan sering mengalami sekarat sehabis minum obat dari dokter," sahut bude Sita sambil menghela napas dalam.

   Sejenak bude Sita menundukkan kepalanya, memejamkan matanya sesaat mencoba menahan perasaan sesak di dada mengingat sakit yang dialami putri keduanya itu.

   "Kadang Bude merasa sangat bersalah pada Intan, karena Bude merasa tidak bisa berbuat banyak buat menenangkan Intan. Apalagi kalau Intan mulai merasakan ketakutan berlebihan. Astagfirullah, Bude nyesek lihat anak Bude seperti itu, Mega."

   Bude Sita menarik tangannya dari genggaman tangan Mega, dan menutup wajahnya mencoba menahan air mata yang sepertinya sedari tadi coba ditahannya.

   Mega memeluk tubuh bude Sita, mengusap punggungnya pelan mencoba memberikan rasa tenang.

   "Bude harus tetap tenang, berikan kesempatan pada Intan senyaman mungkin. Kalau memang obat yang dikonsumsinya selama ini membuat Intan mengalami hal seperti itu, hentikan bude. Biarkan Intan memilih apa yang mau dikonsumsinya selagi dia merasa nyaman?" ucap Mega memberikan pilihan.

   "Maafkan Bude ya sayang, Bude sudah terbawa suasana. Bude senang sekali akhirnya bisa ketemu dan ngobrol lagi sama Kamu, Mega. Intan maunya minum rebusan kunyit ditambah daun-daunan herbal," jawab bude Sita sambil mengusap kedua pipinya yang basah.

Mega mengangguk maklum, menangis untuk melepaskan rasa sesak di dada lebih baik daripada memendamnya.

   "Selagi Intan nyaman dan tenang, biarkan dia mengkonsumsi parutan kunyit dan daun herbal. Setiap manusia punya cara dan daya tahan tubuh yang berbeda, tidak bisa dipaksakan," kata Mega kemudian, kali ini dia ingin memastikan Intan meminum sesuatu yang membuatnya merasa nyaman dan tidak membuatnya merasa sekarat lagi.

   "Iya, Bude sudah lakukan apa yang Intan mau." Bude Sita tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Lambung ternyata bisa berhalusinasi seperti orang gila ya, Mega?" imbuhnya lagi.

   "Lambung jika sudah masuk level kanker, bisa menyebabkan komplikasi kerusakan organ tubuh. Misal jantung lemah, darah tinggi, usus buntu, ginjal, dan penyakit kronis lainnya. Sayangnya tidak semua pasien memahami ini, begitu juga dokter. Yang pada akhirnya menyebabkan si pasien menjadi kebingungan," jelas Mega lagi.

   "Benar seperti yang kamu bilang barusan, Mega. Intan sejak mengalami lambung kronis, merambat ke usus buntu. Sudah satu minggu ini baru keluar dari rumah sakit. Sekarang keluhannya di ginjal."

   "Lambung itu pusat energi tubuh kita, Bude. Jika lambung bermasalah dan dianggap sepele, maka akan membuat berbagai penyakit komplikasi. Seperti Jantung, Diabetes, Ginjal, Typus, dan lain-lain."

   "Bude tidak mendapatkan informasi sedetail ini dari pihak rumah sakit. Hal itu yang membuat Bude kelelahan merawat Intan yang terkena lambung," keluh bude Sita.

   "Ada terapi untuk penyembuhan halusinasi yang diakibatkan lambung. Bude bisa membawa Intan kesana," ucap Mega lalu menyebutkan alamat.

   "Terima kasih banyak Mega untuk semua informasinya, sangat bermanfaat sekali buat Bude untuk ke depannya dalam merawat Intan. Bude senang sekali kamu pulang kembali ke desa kita ini lagi. Akan banyak yang bisa kamu lakukan untuk penduduk desa ini, terutama soal kesehatan warganya." Bude Sita menepuk tangan Mega yang berada dalam genggamannya.

   "Sama-sama Bude. Mega juga senang bisa kembali lagi kesini," ucapnya tulus.

   "Bude masuk dulu ke kamar Intan, ya. Gantiin mama Kamu biar bisa istirahat juga, kasian dari tadi siang sudah jagain Intan." Bude Sita bangkit berdiri.

   "Silahkan Bude, sekalian Mega pamit mau ajak mama pulang." Mega pun meraih tangan bude Sita kembali dan mencium punggung tangannya.

   "Semoga Intan cepat pulih dan sehat lagi seperti sebelumnya. Bude juga harus tetap sehat terus, tetap tenang, ada Intan yang butuh perhatian ekstra dari Bude dan Pakde."

   "Aamiin ya Allah, sekali lagi makasih ya sudah mau ngobrol bareng sama Bude. Bude jadi tahu banyak tentang penyakit yang disebabkan lambung." Bude Sita pun bergegas masuk ke dalam kamar Intan.

   Lidah mampu membedakan mana manis, mana pedas, dan Lambung, apa saja masuk. Tapi, resikonya besar kalau pola makan tidak sehat. Cintai ususmu sebelum semuanya terlambat.

🌹🌹🌹

  

  

Terpopuler

Comments

🧸 ⃝Pᵛᵐelia🌈ᴀᷟιиɑ͜͡✦

🧸 ⃝Pᵛᵐelia🌈ᴀᷟιиɑ͜͡✦

Mampir like and komen🙈Semangat kak dlm berkarya😘

2022-01-29

1

Teteh Neng(IG: teteh_neng2020)

Teteh Neng(IG: teteh_neng2020)

cintai ususmu, minum .... tiap hari, tetiba inget seseiklan aku tuh😝

2021-12-22

5

⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔 𝑵𝒂𝒚𝒍𝒂 𝑨𝒊𝒔

⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔 𝑵𝒂𝒚𝒍𝒂 𝑨𝒊𝒔

semangat nulis

2021-12-21

1

lihat semua
Episodes
1 1. Kembali
2 2. Kenangan
3 3. Aku baik-baik saja
4 4. Lambung kronis
5 5. Lambung kronis 2
6 6. Sarapan bareng
7 7. Tanaman obat
8 8. Donatur desa
9 9. Pria di mobil hitam
10 10. Getah bening
11 11. Puskesmas desa
12 12. Bertemu kembali
13 13. Menyebalkan
14 14. Hari pertama kerja
15 15. Makan siang
16 16. Di kantin puskesmas
17 17. Posyandu
18 18. Meraih mimpi
19 19. Epilepsi
20 20. Kenangan
21 21. Sakit
22 22. Mengantar pulang
23 23. Mas bos demam
24 24. Kekesalan Astri
25 25. Berpamitan
26 26. Menjemputmu
27 27. Ular!
28 28. Panen
29 29. Itu bukan canda
30 30. Lihat saja nanti
31 31. Terluka
32 32. Mengobati lukamu
33 33. Saraf terjepit
34 34. Monoton
35 35. Gudang sebelah rumah
36 36. Surat bersampul biru
37 37. Di bawah pohon pinus
38 38. Melewati waktu bersamamu
39 39. Rencana Fajar
40 40. Suatu pagi di hari Minggu
41 41. Teman baru
42 42. Gula Darah
43 43. Ungkapan hati
44 44. Bunda Rini
45 45. Kartu Undangan
46 46. Posesif
47 47. Ke pantai
48 48. Banana Boat
49 49. Saat Bahagia
50 50. Kolesterol
51 51. Radang
52 52. Sudah sehat
53 53. Makan siang
54 54. Klinik kesehatan
55 Bab 55. Ngambek?
56 56. Pikiran sehat
57 57. Keringat berlebih
58 58. Terapi alami
59 59. Kejutan istimewa
60 60. Luka bakar
61 61. Libur telah tiba
62 62. Kencan
63 63. Kencan 2
64 64. Maukah kau menjadi istriku
65 65. Misi kemanusiaan
66 66. Misi berhasil
67 67. Ganti warnanya
68 68. Syukuran
69 69. Pria kepo
70 70. Menikahlah denganku
71 71. Menikah
72 72. Ide bagus
73 73. Mencintaimu
74 74. Akhir pekan bersamamu
75 75. Persalinan
76 76. Kelahiran Rumi Algifari
77 77. Teman hidup
78 78. Bonus Chapter 1
79 79. Bonus Chapter 2
Episodes

Updated 79 Episodes

1
1. Kembali
2
2. Kenangan
3
3. Aku baik-baik saja
4
4. Lambung kronis
5
5. Lambung kronis 2
6
6. Sarapan bareng
7
7. Tanaman obat
8
8. Donatur desa
9
9. Pria di mobil hitam
10
10. Getah bening
11
11. Puskesmas desa
12
12. Bertemu kembali
13
13. Menyebalkan
14
14. Hari pertama kerja
15
15. Makan siang
16
16. Di kantin puskesmas
17
17. Posyandu
18
18. Meraih mimpi
19
19. Epilepsi
20
20. Kenangan
21
21. Sakit
22
22. Mengantar pulang
23
23. Mas bos demam
24
24. Kekesalan Astri
25
25. Berpamitan
26
26. Menjemputmu
27
27. Ular!
28
28. Panen
29
29. Itu bukan canda
30
30. Lihat saja nanti
31
31. Terluka
32
32. Mengobati lukamu
33
33. Saraf terjepit
34
34. Monoton
35
35. Gudang sebelah rumah
36
36. Surat bersampul biru
37
37. Di bawah pohon pinus
38
38. Melewati waktu bersamamu
39
39. Rencana Fajar
40
40. Suatu pagi di hari Minggu
41
41. Teman baru
42
42. Gula Darah
43
43. Ungkapan hati
44
44. Bunda Rini
45
45. Kartu Undangan
46
46. Posesif
47
47. Ke pantai
48
48. Banana Boat
49
49. Saat Bahagia
50
50. Kolesterol
51
51. Radang
52
52. Sudah sehat
53
53. Makan siang
54
54. Klinik kesehatan
55
Bab 55. Ngambek?
56
56. Pikiran sehat
57
57. Keringat berlebih
58
58. Terapi alami
59
59. Kejutan istimewa
60
60. Luka bakar
61
61. Libur telah tiba
62
62. Kencan
63
63. Kencan 2
64
64. Maukah kau menjadi istriku
65
65. Misi kemanusiaan
66
66. Misi berhasil
67
67. Ganti warnanya
68
68. Syukuran
69
69. Pria kepo
70
70. Menikahlah denganku
71
71. Menikah
72
72. Ide bagus
73
73. Mencintaimu
74
74. Akhir pekan bersamamu
75
75. Persalinan
76
76. Kelahiran Rumi Algifari
77
77. Teman hidup
78
78. Bonus Chapter 1
79
79. Bonus Chapter 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!