14. Hari pertama kerja

Mega tersenyum mengembang, tangannya terangkat ke atas menadah hujan yang turun rintik-rintik. Musim hujan seperti saat ini, tak jarang hujan turun dari pagi hingga sore hari. Dari tempatnya berdiri kini ia dapat melihat jauh di seberang sana gunung dan hutan lebat di sekitarnya, juga kebun teh yang luas bak permadani indah memanjakan mata yang melihatnya.

   Di bagian lain, terdapat hamparan sawah hijau yang berpetak-petak tersusun rapi diselingi aliran sungai kecil yang terdapat di sebelahnya. Dan di sebelahnya lagi, ia juga dapat melihat kebun-kebun milik warga yang sebagian ditanami pisang dan kelapa.

   Hatinya menghangat, sejenak matanya terpejam meresapi keindahan alam di depannya itu. Hawa sejuk yang berasal dari pegunungan membuatnya betah berlama-lama berdiri di samping rumahnya yang berada di lereng bukit.

   “Mega,” suara ayahnya memanggil namanya.

   “Ya, Ayah.” Mega menurunkan tangannya, menoleh dan tersenyum pada ayahnya.

   “Sini duduk dekat Ayah, atau masih mau main hujan-hujanan dulu?”

   Mega terkekeh lalu berjalan mendekati ayahnya yang kini tengah duduk di kursi teras depan rumahnya.

   “Ayah dengar Kamu mau bergabung bekerja di puskesmas desa kita ini,” tanya ayahnya sambil menyesap teh hijau di tangannya. “Apa sudah Kamu pikirkan matang-matang, bagaimana dengan pekerjaan dan kariermu di kota.”

   Mega kembali tersenyum, ia mengambil tempat duduk di sebelah ayahnya.

   “Cepat sekali berita tersebar di sini, padahal Mega sendiri belum cerita sama Ayah mama.” Mega mengambil sepotong singkong goreng dan mulai memakannya.

   “Di sini semua warga saling kenal satu dengan lainnya, tidak seperti di kota besar. Rumah dempet-dempetan saja belum tentu saling kenal,” ujar ayah menimpali ucapan Mega.

   “Kedatanganmu kembali ke desa ini sudah jadi perbincangan warga, nak. Beberapa orang yang melihatmu di tempat bude Nurul waktu itu tentu sudah menyebarkan kemana-mana. Apalagi setelah Kamu membantu Sundari mengobati penyakitnya, mereka terkesan dan terus membicarakanmu.”

   Mega mengangguk dan tersenyum lebar mendengarnya, “Bagaimana kabar mba Sundari sekarang, Yah. Mega belum sempat menengoknya lagi.”

   “Sudah jauh lebih baik, sudah bisa jalan lagi. Tadi pagi dia datang bawa panganan buat Kamu, sebagai ungkapan rasa terima kasih katanya karena Kamu sudah menolongnya,” ucap ayah.

   “Ungkapan terima kasih, Yah? Bawa panganan gitu,” tanya Mega dengan nada heran yang terdengar jelas.

   “Jangan kaget, nak. Warga di sini ya seperti itu. Datangnya penghuni baru pasti mengundang perhatian warga, bersikaplah ramah dan menerima kedatangan mereka dengan baik. Jangan menolak apapun yang mereka berikan dan membuat mereka berkecil hati. Terlebih lagi Kamu seorang dokter dan mau bekerja, mengabdi di puskesmas desa kita ini. Meski pada kenyataannya, Kamu adalah warga asli desa ini yang lama belajar di kota.”

   “Iya, Ayah.” Mega mengangguk lagi. “Mega sudah putuskan untuk menetap dan bekerja di desa kita ini, Yah. Mega mau bantu warga dengan ilmu yang sudah Mega pelajari dan tenaga yang Mega punya,” ucapnya dengan mata berbinar. “Tenaga medis di sini kurang sekali, sementara warga yang hendak berobat banyak dan harus menempuh jarak yang cukup jauh karena kendala jalan dan juga biaya. Minggu depan Mega balik ke kota dulu dan menyelesaikan semuanya.”

   “Baiklah, nak. Jika itu sudah menjadi keputusanmu. Ayah hanya berpesan, jangan mudah menyerah dalam membimbing warga, akan banyak tantangan yang Kamu hadapi nantinya. Tidak semua warga di desa kita ini mudah dan mau menerima informasi baru meskipun itu untuk kebaikan dan kemajuan mereka sendiri. Kemiskinan yang berlarut juga tingkat pendidikan yang rendah membuat mereka tidak suka dengan campur tangan orang lain yang dianggap mengusik kehidupan yang sudah terbiasa mereka jalani hingga saat ini.”

   Sore itu Mega berbincang banyak hal dengan ayahnya mengenai keadaan di desa dan warganya yang kebanyakan bekerja sebagai petani dan penggarap lahan kebun milik pengusaha. Begitu asiknya perbincangan itu hingga tak terasa waktu telah menjelang magrib, dan hujan sudah tidak turun lagi.

☆☆☆☆☆☆

   Hari pertama di puskesmas desa Parikesit.

   Mega tengah menghadapi pasien pertamanya pagi ini. Seorang wanita muda yang dengan sangat antusias menunggu kedatangannya sejak tadi, bahkan sebelum puskesmas buka pagi itu. Usianya masih enam belas tahun, Sekar namanya. Ia ingin konsultasi mengenai sakit yang dialaminya pada bagian kakinya.

   “Kaki Saya setiap musim dingin selalu bengkak, bu dokter. Bahkan nggak bisa jalan, tapi kalau musim panas biasa saja. Kadang bengkak dari ujung jari kaki sampai lutut,” keluhnya lalu memperlihatkan betisnya yang sedikit membengkak.

   “Apa disertai keluhan lain selain sulit berjalan?” tanya Mega tersenyum mendengar keluhan Sekar.

   “Nggak ada dokter,” gelengnya cepat.

   “Baiklah, jika tidak disertai keluhan lain silahkan lakukan hal ini untuk mengatasinya.” Mega lalu mulai menjelaskan.

   “Gunakan kaus kaki kompresi untuk mencegah penggumpalan darah pada kaki. Bisa juga, Rendam kaki di dalam bak berisi larutan air garam selama 15 – 20 menit untuk mengurangi nyeri pada kaki yang bengkak tadi. Cobalah bergerak setiap jam untuk meregangkan lutut dan pergelangan kaki jika kaki bengkak terjadi akibat terlalu lama duduk atau akibat suhu udara yang dingin.”

   “Terima kasih dokter,” ucapnya tulus, matanya berbinar saat tangan Mega memegang jemari tangannya. “Jadi benar berita yang Saya dengar dari warga, bu dokter selain cantik juga baik dan sangat ramah.”

   “Oh ya, terima kasih pujiannya.  Berbunga-bunga hati ini mendengarnya,” ucap Mega tersenyum lebar sambil memegang dadanya.

   “Senang bisa mengenal bu dokter, terima kasih untuk penjelasannya. Saya pamit pulang dulu,” kata Sekar kemudian sambil mengulurkan tangannya bersalaman.

   “Sama-sama,” ucap Mega dan membalas uluran tangannya.

   Mega bangkit dari kursinya lalu berjalan mengantar Sekar hingga ke pintu. Saat hendak berbalik kembali ke mejanya, senyumnya memudar kala pandangan matanya menangkap sosok Fajar yang tengah berjalan menuju ruangan dokter Rendra yang berada tepat di sebelah ruang kerjanya.

   Sesaat langkah lelaki itu terhenti sejenak, matanya menatap lurus pada Mega yang tengah berdiri di depan pintu dengan jubah kebesarannya.

   “Jadi dokter muda yang dimaksud Rendra semalam itu dia,” gumamnya pelan. “Ini jadi semakin menarik!”

🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

𓂸ᶦᶰᵈ᭄🇪​​​🇱​​​​❃ꨄ𝓪𝓢𝓲𝓪𝓱࿐

𓂸ᶦᶰᵈ᭄🇪​​​🇱​​​​❃ꨄ𝓪𝓢𝓲𝓪𝓱࿐

saya teringat waktu sd nyolong dugan di sawah

2022-02-24

1

Kidung Mesra

Kidung Mesra

jejak 1

2022-01-11

0

👑卂尺丂ㄚ

👑卂尺丂ㄚ

keren 👍🏻

2021-12-26

4

lihat semua
Episodes
1 1. Kembali
2 2. Kenangan
3 3. Aku baik-baik saja
4 4. Lambung kronis
5 5. Lambung kronis 2
6 6. Sarapan bareng
7 7. Tanaman obat
8 8. Donatur desa
9 9. Pria di mobil hitam
10 10. Getah bening
11 11. Puskesmas desa
12 12. Bertemu kembali
13 13. Menyebalkan
14 14. Hari pertama kerja
15 15. Makan siang
16 16. Di kantin puskesmas
17 17. Posyandu
18 18. Meraih mimpi
19 19. Epilepsi
20 20. Kenangan
21 21. Sakit
22 22. Mengantar pulang
23 23. Mas bos demam
24 24. Kekesalan Astri
25 25. Berpamitan
26 26. Menjemputmu
27 27. Ular!
28 28. Panen
29 29. Itu bukan canda
30 30. Lihat saja nanti
31 31. Terluka
32 32. Mengobati lukamu
33 33. Saraf terjepit
34 34. Monoton
35 35. Gudang sebelah rumah
36 36. Surat bersampul biru
37 37. Di bawah pohon pinus
38 38. Melewati waktu bersamamu
39 39. Rencana Fajar
40 40. Suatu pagi di hari Minggu
41 41. Teman baru
42 42. Gula Darah
43 43. Ungkapan hati
44 44. Bunda Rini
45 45. Kartu Undangan
46 46. Posesif
47 47. Ke pantai
48 48. Banana Boat
49 49. Saat Bahagia
50 50. Kolesterol
51 51. Radang
52 52. Sudah sehat
53 53. Makan siang
54 54. Klinik kesehatan
55 Bab 55. Ngambek?
56 56. Pikiran sehat
57 57. Keringat berlebih
58 58. Terapi alami
59 59. Kejutan istimewa
60 60. Luka bakar
61 61. Libur telah tiba
62 62. Kencan
63 63. Kencan 2
64 64. Maukah kau menjadi istriku
65 65. Misi kemanusiaan
66 66. Misi berhasil
67 67. Ganti warnanya
68 68. Syukuran
69 69. Pria kepo
70 70. Menikahlah denganku
71 71. Menikah
72 72. Ide bagus
73 73. Mencintaimu
74 74. Akhir pekan bersamamu
75 75. Persalinan
76 76. Kelahiran Rumi Algifari
77 77. Teman hidup
78 78. Bonus Chapter 1
79 79. Bonus Chapter 2
Episodes

Updated 79 Episodes

1
1. Kembali
2
2. Kenangan
3
3. Aku baik-baik saja
4
4. Lambung kronis
5
5. Lambung kronis 2
6
6. Sarapan bareng
7
7. Tanaman obat
8
8. Donatur desa
9
9. Pria di mobil hitam
10
10. Getah bening
11
11. Puskesmas desa
12
12. Bertemu kembali
13
13. Menyebalkan
14
14. Hari pertama kerja
15
15. Makan siang
16
16. Di kantin puskesmas
17
17. Posyandu
18
18. Meraih mimpi
19
19. Epilepsi
20
20. Kenangan
21
21. Sakit
22
22. Mengantar pulang
23
23. Mas bos demam
24
24. Kekesalan Astri
25
25. Berpamitan
26
26. Menjemputmu
27
27. Ular!
28
28. Panen
29
29. Itu bukan canda
30
30. Lihat saja nanti
31
31. Terluka
32
32. Mengobati lukamu
33
33. Saraf terjepit
34
34. Monoton
35
35. Gudang sebelah rumah
36
36. Surat bersampul biru
37
37. Di bawah pohon pinus
38
38. Melewati waktu bersamamu
39
39. Rencana Fajar
40
40. Suatu pagi di hari Minggu
41
41. Teman baru
42
42. Gula Darah
43
43. Ungkapan hati
44
44. Bunda Rini
45
45. Kartu Undangan
46
46. Posesif
47
47. Ke pantai
48
48. Banana Boat
49
49. Saat Bahagia
50
50. Kolesterol
51
51. Radang
52
52. Sudah sehat
53
53. Makan siang
54
54. Klinik kesehatan
55
Bab 55. Ngambek?
56
56. Pikiran sehat
57
57. Keringat berlebih
58
58. Terapi alami
59
59. Kejutan istimewa
60
60. Luka bakar
61
61. Libur telah tiba
62
62. Kencan
63
63. Kencan 2
64
64. Maukah kau menjadi istriku
65
65. Misi kemanusiaan
66
66. Misi berhasil
67
67. Ganti warnanya
68
68. Syukuran
69
69. Pria kepo
70
70. Menikahlah denganku
71
71. Menikah
72
72. Ide bagus
73
73. Mencintaimu
74
74. Akhir pekan bersamamu
75
75. Persalinan
76
76. Kelahiran Rumi Algifari
77
77. Teman hidup
78
78. Bonus Chapter 1
79
79. Bonus Chapter 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!