Nadine melangkah anggun mendekati Rin, Rich dan Cleo yang menatapnya tajam.
"Maksud Tante apa?"tanya Rin dengan tatapan tak suka.
"Maksud ku..., kalian akan menjadi anak tiriku. Karena Ayah kalian akan menikah denganku,"kata Nadine mantap.
"Apaaaa..., please yaa Tante tuh jangan ngaco deh kalau ngomong. Bunda kami tetap satu yaitu Bunda Hellen dan Ayah kami tidak akan menikah lagi. Pahaaaam!"tegas Rin.
"HAHAHAHAHA...,"tawa Nadine. Membuat semua penghuni sekolah menatap mereka.
"Maaf ya Tante. Kami akan pergi jadi terserah Tante dengan khayalan tinggi Tante. Saya cukup kenal Uncle. Ayok Rin, Rich gak usah di dengar kita pulang!"
Cleo mengandeng tangan Rin dan mengiringnya ke mobil diikuti oleh Rich. Tapi Nadine menahan mereka dengan bualannya.
"TUNGGU! Kalian dengar baik - baik. Aku akan merebut Ayah kalian dari Bunda kalian. Dan dia akan bertekuk lutut dihadapanku!"
Mereka tetap tak menggubris dan langsung memasuki mobil setelah mendengar ocehan tidak penting Nadine.
"Lihat saja nanti. Kalian akan menjadi anak - anak tiriku. Ku pastikan semua segera terjadi,"batin Nadine.
...🟣🟣🟣...
KOUYA RICH DERMAWAN
Saat makan malam Rin tetap memberikan wajah asem nya karena kejadian di sekolah tadi siang. Dia sangat kesal dengan kemunculan wanita yang mengancam akan merebut Ayah dari tangan Bunda.
Bunda yang melihat perubahan Rin langsung menegurnya saat kami semua sedang melahap makanan.
"Rin..., Princes Bunda kenapa? kau terlihat kesal?"tanya Bunda membuat kami semua menatap Rin.
Rin yang memang bad mood hanya memukul mukul makanannya memakai garpu dan sendok. Bunyi gesekkan sendok dan garpu semakin terdengar nyaring membuat kami menghentikan makan.
"Kenapa Rin?"tanya Tante Citra.
"Rin? ditanya loh sama Bunda dan Tante. Kamu tuh kalau kesel bilang kenapa. Jangan diem aja gak sopan begitu!"tegas Ayah.
Perkataan Ayah membuat dia menghentikan aksinya dan menatap Ayah tajam.
"Rin, kamu kenapa menatap Ayahmu seperti itu..?"tanya Opa.
Kami semua terheran dan menatap Rin bingung. Rin mengambil air minumnya dan dengan tiba - tiba dia mengguyur Ayah membuat kami kaget karena tingkahnya.
"APA APAAN SIH. KENAPA KAMU GAK SOPAN SEPERTI INI!"teriak Ayah geram.
"BUAT APA AKU SOPAN SAMA KAMU. KELAKUAN MU MENJIJIKAN!"teriak Rin dengan mengenggam gelas di tangannya dengan erat.
"JAGA BICARAMU. KURANG AJAR KAMU. SIAPA YANG MENGAJARIMU ETIKA SEPERTI ITU!"teriak Ayah yang murka.
Kami semua sudah menegang dan berdiri menatap Rin tidak percaya. Aku saja kaget kenapa dia berubah drastis begitu.
"Rin..., apa sih yang kamu lakuin?"tanyaku padanya.
Tatapan matanya tidak ku kenal. Seperti bukan adikku. Dia dengan cepat melempar gelas ke arah Ayah. Tapi Bunda dengan sigap menjadi tameng Ayah. Alhasil Bunda terkena lemparan gelas itu di kepalanya.
"BUNDAAA...,"teriakku ngeri melihat kepala Bunda sudah mengeluarkan cairan darah meski tak banyak.
"HELLEN..."
Bunda memegang belakang kepalanya dan melihat darah segar di tangannya. Aku tahu dia tidak bisa melihat darah sekecil apapun. Phobianya tidak pernah hilang.
Setelah melihat darahnya sendiri, Bunda pingsan di pelukkan Ayah.
"APA SIH YANG KAU LAKUKAN NAK!"teriak Tante Citra dengan marah.
Ayah mengendong Bunda dan pergi meninggalkan kami. Diikuti Tante Citra dan Azzura. Sedangkan aku, Koko Cleo, Om Rey, Deddy Suho dan Opa menatap Rin tak percaya.
"Kau kenapa Nak?"tanya Opa menatap Rin tajam.
"AKU BENCI AYAH OPA. DAN AKU BENCI BUNDA YANG TERLALU LEMAH!"teriak Rin menatap kami aneh.
"SUHO..., REY...,"teriak Opa yang menatap Om dan Deddy lalu mendelik ke arah Rin.
Om dan Deddy mengangguk dan langsung menangkap pergelangan tangan Rin.
"LEPASSSSS..., LEPASSSSIN AKUUUUU, KALIAN KENAPA MELINDUNGI MEREKAAAAAAA!"teriak Rin tak terkendali.
Deddy memukul pundak Rin membuatnya langsung pingsan. Lalu menggendongnya dan membawa nya pergi. Koko Cleo mengikuti mereka. Tinggallah aku , Opa dan Om Rey.
Mereka berdua langsung bertanya padaku yang masih syok dengan hal ini.
"Rich.., sebenarnya apa yang kalian lakukan atau kalian temui tadi sampai Rin berubah seperti itu?"tanya Opa yang sudah berada di sampingku.
"Minumlah dulu Nak,"kata Om Rey menyodorkan gelas minuman ke arahku.
Aku meminumnya dengan tangan gemetar. Aku sangat syok melihat perubahan Rin yang aneh. Opa membimbingku duduk dan Om Rey sudah berada di samping kananku.
Mereka duduk terdiam sambil memandang ke arahku. Menunggu penjelasan dariku. Setelah pikiranku sudah tenang mereka mulai bertanya kembali.
"Rich.., katakan sama Opa. Apa yang sebenarnya terjadi tadi saat kalian disekolah?"tanya Opa mengusap punggungku dengan lembut.
Aku menceritakan kejadiaan saat perempuan aneh menghampiri kami dengan mata tajamnya dan mengatakan bahwa dia akan segera menjadi ibu tiri kami.
"Cobaa kau beri gambaran pada Om seperti apa ciri - cirinya,"kata Om yang sudah memegang tablet di tangannya.
Aku memberitahukan detail tampang perempuan itu. Dengan cepat Om Rey mengutak ngatik tabletnya dan memberikan sebuah foto.
"Apa seperti ini?"tanya Om Rey padaku.
Foto yang dia berikan membuatku terkejut dan langsung mengangguk. Karena itu perempuan yang tadi berkata tidak jelas di hadapan kami.
"Iya Om. Dia orangnya dia sempat meracau begitu dan menatap tajam kami, tapi dia tidak pernah menyentuh kami karena pembicaraan kami hanya berjarak 1,5 meter,"jelasku.
Ayah, Deddy, Om Fersha dan Koko Cleo datang menghampiri kami. Mereka melihat foto di atas meja yang ku jelaskan tadi.
"DASAR SI BRENGSEK. WANITA IBLIS.. AKU HARUS KASIH PELAJARAN!"teriak Ayah dengan marahnya dia mengeluarkan Pistol dalam sakunya dan mengisinya di depan mata kami.
"Tunggu Hide. Lo jangan gegabah,"kata Om Rey.
"TAPI DIA SUDAH MEMANIPULASI OTAK RIN. KITA HARUS KASIH DIA PELAJARAN REY!"
"Iya gue paham. Tapi kita harus tenang jangan gegabah,"kata Om Rey.
"Benar kata Rey. Papa punya rencana lain. Sebaiknya kita ke ruang kerja Papa. Rich dan Cleo kalian sebaiknya pergi ke kamar dan segera istirahat,"kata Opa.
Aku dan Koko hanya bisa mengangguk saat ini. Kami tahu apa yang kami hadapi tidak kami mengerti. Jika membantu pun kamu tidak tahu apa yang harus di lakukan. Jadi dengan pikiran yang masih kalut aku pergi ke lantai tiga bersama Koko dengan gontai.
Pukul 00.00 wib ...
Aku terbangun dan bermimpi buruk. Entah kenapa aku kepikiran Rin sedari tadi. Perasaanku tak tenang gak karuan. Aku harus mengecek keadaannya.
Aku turun melalui tangga karena tidak ingin ketahuan dan terlihat oleh penjaga lift. Baru aku keluar kamar aku melewati kamar Koko Cleo. Anehnya pintu kamar terbuka sedikit. Aku jadi penasaran kenapa Koko tidak menutupnya.
Aku membukanya dan mengecek nya kedalam. Dengan langkah pelan dan dengan hati berdebar aku melangkah pelan masuk ke dalam.
Saat sampai di ranjang king size Koko, mataku terbelalak tak percaya melihat apa yang ada di depan mataku. Spontan aku berteriak dengan kencangnya.
"ASTAGFIRULLAH..., KOKO......, RIN......"
™️ Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
ଓεHiatus 🦅💰⋆⃟𝖋ᶻD³⋆ғ⃝ẓѧ☂
ada apa ya dengan mereka🤔🤔🤔
2021-06-24
1
Almora
mampir, 👍
2021-06-22
1
Yeni Eka
Semangat
2021-06-20
0