Bab 8

Perumahan Wahara Abnaga adalah perumahan mewah utama didirikan oleh pratama Gill. Tidak ada orang biasa yang masuk wilayah ini. Ini wilayah para Mafia dari kekuasaan Gill Pratama.

Daerah nya masih di daerah Sentul. Tergabung dengan Mansion utama yang di sebut sebut Mansion neraka Raja Mafia.

Pratama Gill menyuruh anak - anaknya untuk bergabung dan tinggal kembali disana karena musuh - musuh mereka sudah mulai bermunculan. Demi keselamatan keluarganya dia membawa mereka semua karena suasana mulai tak nyaman.

"Bunda ..., kalau kita tinggal disini. Lalu sekolah Rin bagaimana?"tanya Rin.

Rin dan Hellen sedang duduk santai di taman belakang mansion. Sambil memberi makan ikan - ikan di kolam.

"Kau tetap sekolah Nak. Tidak ada yang berubah,"kata Hellen mengelus rambut Rin dengan lembut.

"Tapi 'kan tempat ini agak jauh dari sekolah Rin. Lagian kalau pindah sekolah Rin gak mau Bunda..., karena teman - teman Rin disana sudah banyak,"kata Rin merajuk.

"Tenang aja Rin. Kamu tetap sekolah disana. Tentunya dengan berbekal ilmu bela diri dan pengawalan ketat,"kata Hellen.

"Jadi... selama ini kalian menyembunyikan status kalian. Ternyata Opa adalah Raja Mafia yang di takuti orang - orang. Dan di benci banyak penjahat ya Bun. Kalau seperti ini apa yakin hidup kita nyaman dan tentram Bun?"tanya Rin murung.

"Percayalah sama Bunda. Kita semua akan baik - baik saja selama kita bersama. Semua disini saling menjaga. Mungkin kehidupan ini baru bagi kalian. Tapi ..., sebagai penerus kami, kalian harus siap apapun resikonya. Yang penting kita syukuri dan jalani seperti biasa. Jangan jadikan hidup ini beban. Karena semua orang punya masalah masing - masing dengan takaran masing - masing Nak. Mungkin ini sudah takdir kita. Jadi kita jalani saja dengan ikhlas,"kata Hellen sambil merangkul Rin dan mendekapnya.

Hellen tahu ini baru bagi anak - anak mereka yang belum tahu banyak. Apalagi keselamatan mereka akan terancam jika sedikit saja lengah. Tapi dia tidak punya pilihan lain selain menjalani dengan sabar dan tenang. Karena dia yakin suatu saat nanti hidup mereka akan normal kembali.

...🟣🟣🟣...

KOURU RIN DERMAWAN

Aku sangat senang dan bahagia banget melihat orang tuaku kembali. Tidak menyangka kalau mereka masih hidup selama ini. Dan lebih tidak menyangka lagi kalau mereka itu adalah cucu - cucu dari Raja Mafia. Lebih kaget dan syok lagi orang itu adalah Kakekku sendiri.

Memang aku sangat suka film - film action. Sangat seru dan menegangkan. Tetapi aku tidak menyangka kalau kehidupanku sama persis seperti film - film itu.

Nyawa kami beberapa kali terancam karena dijadikan target musuh - musuh Kakek. Meskipun kami di kawal beribu bodyguard atau di bekali ilmu bela diri. Tetap saja hidup kami tidak seceria dulu lagi karena sedikit lengah saja bisa - bisa nyawa kami hilang dengan konyol.

Karena hal itu lah aku jadi banyak diam dan tidak bergairah menjalani hari - hariku. Membuatku parno tingkat dewa setiap ada bunyi sedikitpun di dekatku. Parah banget kan jadinya.

Seperti sekarang, aku sedang latihan Volly untuk perlombaan tingkat daerah. Tiba - tiba sahabatku Evelin memeluk ku dari belakang. Membuatku refleks memelintir tangannya.

"Aduduuhhhh.... sakit...,"lirihnya yang membuatku langsung melepasnya.

"Astaga Evel. Maaf yaa Vel, gue gak sengaja dikira siapa?"tanyaku yang merasa bersalah melihat nya meringis memegang lengannya.

"Tenaga lo melebihi anak cowok ya. Gak nyangka gue, ternyata Bram bener ya. Sekarang lo udah gak bisa di ajak bercanda,"kata Evelin yang terlihat sedih.

"Maafin gue Vel. Makanya gue sama abang kan udah pernah bilang. Jangan suka ngendap - ngendap dari belakang. Gue takut kalian terluka nanti. Karena gue sama Abang bukan yang dulu lagi,"kataku yang murung kembali.

"Gue cuma gak mau lo gini Rin. Dulu lo itu ceria dan bersemangat. Energi lo positif banget. Membuat kita semua merasa bersemangat juga. Meski sekarang hidup lo sama Rich beda, tapi gue dan Bram sebagai temen akan selalu dampingin dan support kalian kok,"kata Evelin yang sudah duduk di samping Rin.

Saat mereka berdua mengobrol santai, datanglah Abang Rich dan Brama menghampiri.

"Benar tuh yang dikatakan Evel. Kalian tetap teman kita dan kita sudah merasa nyaman. Jadi jangan karena kalian Cucu dari salah seorang Raja Mafia, bukan berarti hidup kalian jadi suram,"kata Brama.

Abang Rich langsung mencubit lengan Brama yang menyebut - nyebut mereka cucu Raja Mafia.

"Ih gila ya, gak adek gak abang nganiaya mulu bawaannya,"kata Brama yang mengelus lengannya.

"Lagian bocor banget sih mulut lu. Jangan pernah sebut - sebut itu di tempat umum kayak gini. Kalau ada yang denger gimana. Rahasia itu cuma kalian berdua yang tahu. Karena kalian itu sahabat kita. Ingat jangan sampe bocor. Kalau gak kalian tahu akibatnya,"ancam bang Rich yang kesal karena bacot besarnya Brama.

"Iyaa iyaa Rich. Gue juga sadar diri sama nyawa gue. Kalian ngapain bengong disini. Ayok latihan, dicariin Pak Otama tuh,"kata Brama.

"Emang kalian udah latihannya?"tanya Evelin.

"Kami masih latihan cuma lagi istirahat. Udah yuk ditungguin Pak Otama tuh,"ajak bang Rich yang sudah mengandengku.

"ih Abang Rich mah gitu sama neng. Kenapa neng di tinggal abang...., harusnya eneng yang di gandeng bukan Rin,"protes Evelin dengan candanya.

"Tau ni. Rin sama gue aja. Sini sama AA cayang...,"kata Brama yang sudah menarik lenganku.

"Macem - macem gue lempar lo ke laut,"kataku sambil mengepal tangannya seperti tinju.

Brama hanya mencebikkan bibirnya sedangkan Evelin dan Bang Rich hanya tertawa.

Saat pulang sekolah tiba - tiba saja Koko Cleo sudah berada tepat di depan gerbang. Menunggu ku dan Bang Rich untuk pulang bersama. Karena hari ini dia tidak ada jadwal kuliah.

Semua cewek disana dibuat terpesona oleh ke tampanan nya. Sampai sahabatku Evelin juga histeris.

"ACCHHHHHH GILLLLAAA COOOOGAAAAANN!"

Karena teriakkan nya mengemparkan lingkungan sekolah. Semua mata menatap kami. Koko Cleo yang di tatap seperti dewa hanya bersikap cool dan tersenyum. Sedangkan aku sudah kesal luar biasa.

"Yaa ampuuuuuuunnn Kakak Cogaaaannnnn kenalan boleh?"kata Evelin langsung mengulurkan tangannya.

Koko Cleo dengan senyum yang meluluhkan hati para wanita menyambut uluran tangan itu. Benar - benar sok cool banget sih dia.

"Nama kuuuu Eveeeeeliiiiiiinn E.V.E.L.I.N. Mau nama panjang apa nama kesayangan dari keluargaku?"tanya Evelin yang sudah nempel - nempel seperti perangko ke Koko Cleo.

"Nama ku Cleo. Senang bertemu denganmu. Kamu temannya Rin?"tanya Koko Cleo masih sambil tersenyum manis.

"Ohhhh Of Courseeeeee. Yessss ,, Surreee.. Sahabat paling cantiikkkkkk, baikkk khaaaaatiii dan tidak sombonngggggg. Memang kenapa? pasti Kakak saudara Rin yaa, aku boleh donk daftar jadi Kakak Ipar Rinnn,"kata Evelin sambil mengedipkan matanya.

Koko Cleo hanya menahan tawa sambil menggelengkan kepalanya. Sumpah yaa guanteeeeengggg kuadrat. Padahal sih bang Rich gak kalah ganteng tapi ini makhluk Tuhan yang turun dari langit kayaknya. Guantenggggnya pooool.

Bang Rich menyenggol lenganku dan berkata dengan nada meledek. Dan agak sedikit teriak membuat semua orang menatapku dan wajahku jadi seperti tomat.

"CIEEEEEE,,, ITU ILER JANGAN NGECES NGECES ATUH DEK. TIAP HARI JUGA LO LIAT KOKO CLEO KOK. BAHKAN TINGGAL TUNGGU AJA DILAMAR. GAK USAH CEMBERUT JUGA KALI."

Kurang ajar kan dia bicara seperti itu. Membuatku ingin terbang dari sana. Perkataaannya malah membuat Evelin dan Brama kaget.

"WHATTTTT....... DILAMARRRRRR???!"teriak mereka serempak.

Keadaan menjadi kacau karena semua orang sudah menatap kami dengan kepo. Dasar bang Rich..

"Iya lah, kalian gak tahu kalau mereka berdua itu...----"

Kata - katanya terpotong karena seseorang wanita datang menghampiri kami dengan langkahnya yang anggun.

"Hay ..., kalian..., kenalkan ... aku calon Bunda baru kalian.."

™️ Bersambung ...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***