Mengharuskan menjalani pernikahan disaat istri pertamanya masih hidup? Lebih uniknya harus dijodohkan oleh istrinya sendiri.
Pernikahan yang diawali dengan niat untuk agar dapat merawat suaminya dan bersiap jika operasi yang akan dijalani gagal oleh sang istri pertama.
Akankah Alva dapat bertahan dengan niat itu? Bisakah dia menjadi istri selamanya sosok bernama Adnan dan menjadi satu satunya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fatmass, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 9
Seperti biasa Alva memasuki kelasnya tanpa banyak bicara. Ia pun langsung duduk di kursi tempat nya paling belakang.
Jennita dan Ritha yang sudah berada di kelas lebih awal pun merasa aneh dengan Alva yang biasanya selalu memakai headset kini tidak memakai benda itu untuk menutupi telinganya.
'Aku lupa membeli yang baru! Ini semua gara gara kak Daryan!' Batin Alva saat ia tau kemana tatapan teman sekelasnya sedang menatapnya.
"Daryan!" Pekik Ritha saat melihat keberadaan manusia itu memasuki kelasnya.
Dan para mahasiswa lainnya ikut histeris saat pria itu memasuki kelas mereka tetapi tidak dengan Alva.
Alva hanya menghembuskan nafasnya saat melihat keberadaan orang yang menyebalkan itu di kelasnya. Dan dapat dipastikan dia akan datang dan mendekat ke arahnya.
"Udah apa apan sih lo, kak Daryan itu pacarnya Alva!" Bisik Jennita kepada Ritha yang melongo saat melihat pria yang sangat famous itu sangat tampan.
"Gapapa berharap dulu siapa tau pas putus nyantolnya sama aku!" Gumam Ritha yang lagi lagi mendapat jitakan dikepalanya.
"Kau itu ngaco!" Ejek Jennita.
"Kau itu tidak tau saja! Kalau nanti Alva jodohnya orang lain? Terus siapa tau kak Daryan nyantol sama aku?" Gerutu Ritha membuat Jennita yang mendengarnya menggelengkan kepalanya.
Daryan pun mendekat ke arah kursi dimana Alva yang hanya diam membaca bukunya tanpa menoleh ke arah manapun.
"Nih!" Ujar Daryan sambil menyodorkan sebuah kotak kecil di depan Alva.
Alva hanya menatap sekilas kotak itu dan kembali mengalihkan pandangannya.
'Plis pergi dong!!! Gue risih tau gak!' Teriak Alva di dalam hatinya.
Daryan yang melihat hanya terkekeh kecil dan mengacak acak rambut Alva membuat Alva menatapnya tajam.
"Buka!" Ujar Daryan menunjuk kotak yang diberikannya.
Namun Alva tetap tak bergeming.
"Setelah kau buka aku akan pergi!" Bisik Daryan.
"Lihatlah, bahkan Alva dengan pacarnya sendiri masih dingin dan bodo amat!" Heran Ritha.
Dengan kasar Alva pun mengambil kotak itu dan membukanya. Ia melongo saat di dalamnya terdapat 5 headset dengan warna warni macaron dan satu headset miliknya yang waktu itu ia lempar ke arah Darhan.
Alva hanya mengambil headsetnya dan mengembalikan sisanya kepada Daryan.
"Kau tidak mengambil ini aku juga tidak akan pergi!" Seru Daryan dengan santainya membuat tangan Alva terkepal kuat karena kesal dengan tingkah Daryan.
Alva pun akhirnya segera memasukkan kotak yang berisi headset itu ke dalam tasnya.
Daryan pun tersenyum puas dan akhirnya pergi dari sana.
"Morning! (Selamat Pagi!)" Sapa dosen yang memasuki kelas.
"You in the back why are you standing?' (Kamu yang dibelakang kenapa berdiri?)" Tanya dosen saat melihat Daryan.
"I'm not from this class sir! I just want to see my girlfriend' (Saya bukan dari kelas ini pak! Saya hanya mau melihat pacar saya!)" Jawab Daryan dengan engtengnya membuat dosen itu memijat pelipisnya.
Dosen pun menyuruh agar Daryan keluar agar dapat memulai pelajarannya.
'Who is his girlfriend? (Memang siapa pacarnya?)" Tanya dosen.
Semua pun menjawab Alva. Sedangkan yang dipanggil namanya hanya bisa menghela nafasnya.
"No sir! (Tidak pak!)" Jawab Alva.
'Sial banget!' Gumam Alva.
...🍀🍀🍀...
"Tuan, meeting anda dibatalkan karena---
"Kalau begitu ayo ke rumah sakit!" Tukas Adnan yang segera memakai jasnya bersiap untuk melihat keadaan istrinya yang tengah koma itu.
"Tapi tuan!"
"Tapi apa?" Geram Adnan.
"Nyonya Alva--"
"Aku akan membunuhmu jika kau tidak menuruti permintaanku James!" Ancam Adnan.
James hanya mengangguk dan memilih untuk menuruti permintaan bosnya dari pada jika ia membantahnya maka tamatlah riwayatnya.
"Biarkan nanti nyonya Alva naik ojek online saja!" Gumam James di dalam hati.
Karena tadi setelah Alva memberikan bekal kepada James dia meminta James agar untuk menjemputnya sepulang kuliah.
"Tuan kemarin nyonya Alva menanyakan dimana mobilnya!" Seru James kepada Adnan saat mereka berada di dalam mobil dan perjalanan menuju rumah sakit.
Adnan hanya menanggapi perkataan James dengan deheman saja.
"Dan sebenarnya saya sudah mengiyakan permintaan nyonya Alva untuk menjemputnya sepulang kuliah hari ini!" Timpal James kembali dengan ragu ragu.
"Lalu? Majikanmu itu aku atau wanita yak yak an itu?" Tanya Adnan dengan nada tingginya seperti biasa.
"Anda tuan!" Jawab James.
"Tapi nyonya Alva sudah menjadi istri anda tuan!" Timpal James.
"Istriku hanya Melanie!" Seru Adnan.
"Tapi---"
"James kau mau aku membunuhmu?* Geram Adnan.
James pun akhirnya memilih diam.
...🍀🍀🍀...
"Apa kak James lupa untuk menjemputku?" Tanya Alva sembari menunggu jemputan di depan kampus sekolah.
"Den den!"
"Apa sih"
"Bukannya itu Alva yang deket sama Daryan?"
Wanita bernama Denada itu pun menoleh ke arah dimana temannya menunjuk.
"Nunggu apa dia? Angkot? Sejak kapan selera Daryan menurun dari gue ke gadis itu?" Gumamnya.
"Dia sama sama dari Indonesia lo!" Ujar temannya.
"Gue itu campuran ya bokap gue Indo nyokap gue Amerika. Ya kali lo samain gue sama dia!" Kekeh Denada.
"Ayo kesana!" Tukas Denada.
Namun sebelum mereka sampai dimana tempat Alva berada menunggu jemputan, Mobil yang sangat dikenal Denada itu pun berhenti tepat di depan Alva membuat Denada mengepal erat.
"Nebeng mau gak? Nih mobilku terbuka lebar untukmu!" Ucap Daryan dengan tersenyum.
Alva hanya diam dan menoleh ke samping dan tak ingin atau berniat masuk kedalam mobil milik Daryan.
"Mau digendong?" Tanya Daryan.
"Berisik!" Geram Alva.
"Naik atau aku akan menembakmu menjadi kekasihku didepan semua orang?" Tanya Daryan membuat Alva menatap tajam ke arahnya.
Namun Alva lebih memilih diam karena tidak mungkin Daryan melakukan itu semua.
Namun Alva kembali dikejutkan saat Daryan keluar dengan segenggam tali kumpulan balon berbentuk hati.
Dengan cepat Alva membuka mobil Daryan dan memasukinya.
"Duduk di depan cantik!" Seru Daryan membuat Alva menutup pintu mobil Daryan dengan keras dan berpi.dah tempat di kursi depan.
Daryan lagi lagi tersenyum puas merasa senang.
"Mobilmu dimana?" Tanya Daryan karena kali ini Alva tidak dengan mobilnya.
"Bukan urusanmu!" Jawab Alva dengan cuek dan jutek.
"Rumahmu dimana?" Tanya Daryan kembali.
'Aku kan gak tau jalan ke rumahnya manusia pluto!' Batin Alva melamun.
"Jadi kau tidak mau pulang? ke rumah ku saja bagaimana?" Goda Daryan membuat Alva tersadar dari lamunannya.
"Aduh!" Pekik Daryan saat lengannya ditinju keras oleh Alva.
"Aku kan hanya bercanda dan kau ditanya rumahmu malah melamun!" Ujar Daryan.
'Aku pulang ke apartemenku saja toh juga manusia pluto itu tidak membutuhkan ku apalagi mencariku!' Gumam Alva di dalam hati.
"Yah malah nglamun lagi!" Kekeh Daryan.
"Residence *******!" Jawab Alva dengan singkat.
hihihi...