Ooh, HOT UNCLE
Di rumah besar nan mewah milik CEO ternama, seorang gadis cantik tampak kebingungan memilih dress di dalam walk in closet kamarnya.
Dia menatap satu persatu dress miliknya dengan berbagai model dan warna. Setelah itu, dia mulai mencoba yang menurutnya cocok untuk di pakai dinner bersama calon suaminya yang tampan namun sangat dingin.
"Biasanya pria dewasa suka model baju yang terbuka di bagian da da,," Gumamnya dengan senyum nakal dan mesum.
Dia berputar di depan cermin, mengamati penampilannya dalam balutan dress di atas lutut tanpa lengan dan belahan da da yang rendah.
Tubuh rampingnya terlihat sangat cocok dengan balutan dress yang sedikit mengembang di bagian bawah. Warna dusty itu juga sangat sesuai dengan usianya yang terbilang masih sangat belia.
Setelah 3 kali berputar, gadis bernama Arumi itu tampak menatap putus asa pada gundukan da danya yang tak seberapa itu. Di banding dengan semua da da teman-temannya, cuma dia yang memiliki ukuran paling kecil.
"Apa dia akan tertarik melihat da da ku yang nyaris rata ini.?" Gumamnya putus asa. Kedua tangannya sampai menangkup dua bongkahan daging itu. Benar-benar seukuran genggaman tangannya saja.
"Ckk,,!! Obat pembesar itu juga nggak berfungsi.!" Gerutunya. Arumi sudah memakai beberapa produk pembesar pa yu dara yang dia beli secara online. Mulai dari harga murah sampai yang paling mahal sekalipun, dia sudah pernah mencobanya. Tapi ukuran da danya tidak bertambah sedikitpun.
"Masa iya aku harus mencoba saran dari Shena.?" Tanyanya pada diri sendiri seraya menatap wajahnya dari pantulan cermin.
"Tapi aku nggak mau di pegang sembarang laki-laki, apalagi sampai di hi sap." Arumi sampai bergidik jijik membayangkan dua bongkahan miliknya di pegang dan di hi sap oleh laki-laki yang tidak dia cintai.
Sekalipun saran dari Shena memang terbukti ampuh, tapi Arumi enggan melakukan selain dengan pria yang dia cintai. Tentu saja dia adalah pria dewasa yang sedang dijodohkan dengannya.
"Tapi aku juga penasaran seperti apa rasanya. Nggak seru kalau cuma dengar cerita dari Shena dan yang lainnya." Seketika senyum di bibir Arumi kembali terbit. Dia berfikir untuk terus menggoda pria dewasa itu agar rasa penasarannya selama ini bisa terjawab.
Lagipula pria itu juga akan menjadi suaminya suatu saat nanti. Jadi menurut Arumi, tidak masalah kalau dia berbuat mesum dengan pria itu asal tak melewati batas nantinya.
Suara ketukan pintu di balik ruang walk in closet itu membuyarkan lamunan Arumi. Dia sedikit berteriak, menyuruh seseorang di balik pintu untuk masuk.
"Sayang, kenapa lama sekali.? Dia sudah datang." Ucap wanita cantik berusia 48 tahun itu.
"Iya Mah, aku sudah siap." Arumi menyambar tas di atas meja dan beranjak dari sana. Pilihannya jatuh pada dress yang terakhir dia coba itu, dengan belahan dada yang sedikit rendah.
...*****...
"Om, kiss me pleaseee,,," Tanpa ragu Arumi mencondongkan tubuhnya ke hadapan pria tampan yang sedang duduk di kursi kemudi.
Bibir gadis berusia 18 tahun itu sengaja di majukan, kedua mata indahnya terpejam dengan bulu matanya yang lentik dan panjang.
Dia berharap pria dewasa berusia 32 tahun itu akan menciumnya, tapi sayangnya semua itu hanya akan menjadi khayalan Arumi saja. Karna pria tampan yang dijodohkan dengannya itu sama sekali tidak mau menciumnya.
"Dasar bocah sinting.!!" Cibir Agam. Dengan kasar dia mendorong kening Arumi menggunakan jari telunjuknya. Gadis belia itu sampai terpelanting ke senderan jok mobil dan langsung mengaduh sambil mengusap-usap belakang kepalanya yang sudah pasti lumayan sakit.
Agam tidak main-main saat mendorong kening Arumi. Entah karna ada dendam atau kesal pada gadis yang dia sebut sinting itu.
"Iihh,, sakit tau Om.!!" Arumi mencebik kesal.
Bukannya di cium, dia malah di dorong oleh Agam Padahal Arumi sudah membayangkan bagaimana lembut dan hangatnya bibir pria dewasa itu jika bersentuhan dengan bibirnya yang belum pernah terjamah oleh pria manapun.
"Aku bahkan akan melempar mu ke luar dari mobil kalau masih berani minta dicium.!" Ancam Agam tak main-main. Matanya yang tajam semakin terlihat mengerikan, tapi hal itu tak membuat Arumi merasa takut sedikitpun.
"Apa Om Agam nggak normal.?" Tanya Arumi dengan nada mencibir.
Di sebut tak normal alias suka sesama jenis, Agam kembali mendorong kening Arumi.
"Kamu yang kurang menarik, depan belakang rata.!" Cibirnya pedas. Tanpa menghiraukan Arumi yang mencebik kesal, Agam langsung melajukan mobilnya keluar dari halaman rumah Arumi.
Kalau tidak di paksa, mana mungkin dia mau makan malam dengan Arumi yang dia sebut bocah ingusan dan rata itu.
"Om udah putus beneran sama Tante Bianca.?" Tanya Arumi yang mencoba membuka obrolan karna sejak tadi saling diam.
"Menurutmu.?!" Agam balik bertanya dengan nada sinis. Harusnya Arumi tak perlu bertanya seperti itu, karna dialah yang menyebabkan kekacauan saat di kantor 2 bulan lalu. Bahkan Arumi juga yang telah mengadukan hubungan Agam dan Bianca pada Papa Airlangga yang merupakan orang tua Agam.
"Maaf Om, aku terpaksa mengadukannya pada Papa Airlangga."
"Itu salah satu bentuk upaya untuk mempertahankan apa yang seharusnya jadi milikku." Arumi berucap tegas dengan kata-kata puitis yang sok bijak.
"Ck.! Siapa yang kamu sebut milikmu.?" Agam melirik kesal. Arumi terlalu percaya diri untuk memilikinya.
"Siapa lagi kalau bukan Om.!"
"Apa Om lupa kalau kita udah di dijodohkan.? Satu bulan lagi acara pertunangan kita loh Om.!" Tegas Arumi mengingatkan.
"Aku akan kabur keluar negeri.!" Sahut Agam cepat. Dia berhasil membuat Arumi semakin mencebik kesal dan habis kesabaran. Gadis itu sampai memilih untuk diam dan membuang pandangan ke luar jendela, walaupun hanya bertahan beberapa menit saja karna Arumi tidak tahan untuk bicara.
Arumi tipe orang yang cerewet, dia paling tidak betah diam berlama-lama jika sedang bersama seseorang.
"Om, gimana kalau makannya di rumah Om aja.? Biar bebas ngapa-ngapain." Usulnya yang langsung di tanggapi tatapan tajam oleh Agam.
Gadis itu benar-benar mesum. Agam sadar kalau sejak awal Arumi berusaha untuk menggoda agar dia mau menyentuhnya.
Gadis itu juga kerap meminta untuk di ajak kerumahnya yang dulu dia tempati bersama Karina, mantan istrinya.
Sekarang rumah itu di biarkan kosong. Agam hanya sesekali datang kesana untuk sekedar melepas rindu pada sosok wanita cantik yang dulu menempati rumah di sebelah rumahnya.
2 bulan berlalu sejak hubungannya dengan Bianca berakhir, sampai saat ini hatinya masih terpaut pada wanita cantik itu. Meski kini tak lagi bisa menemuinya, tapi beberapa kali wanita itu datang dalam mimpinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
sharvik
q sdh bc 4 x crta in . .sru x crta y . .tp lupa jdul novel yg agam dg bianca it
2024-10-28
0
Liana Noviyanti
😅😅 ya ampun Arumi serius mau di apa²an sama si om aku yakin baru mau maju cium pipi aja kamu udah gemeteran 😅😅
gayamu kuy lho🤧🤧
2024-09-06
0
Liana Noviyanti
😅😅hadir kk baru kali ini ada cewek bau kencur mau nyosor 🙈🙈
2024-09-06
0