NovelToon NovelToon
Possesif BADBOY

Possesif BADBOY

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Bad Boy / Romansa
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Abil Rahma

Pertemuan pertama yang tak disangka, ternyata membawa pada pertemuan kedua, ketiga dan seterusnya. Membuat rasa yang dulu tak pernah ada pun kini tumbuh tanpa mereka sadari.

kehidupan seorang gadis bernama Luna yang berantakan, membuat seorang Arken pelan-pelan masuk ke dalamnya. Bahkan tanpa Luna sadari, setiap dia tertimpa masalah, Ken selalu datang membantunya. Cowok itu selalu dia abaikan, tapi Ken tak pernah menyerah atau menjauh meski sikap Luna tidak bersahabat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abil Rahma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 7 Viper?

Malam hari sesuai perjanjian, Ken beserta beberapa anak buahnya menuju tempat yang sudah direncanakan. Mereka menyebar di seluruh penjuru jalan, mulai dari area bandara hingga sampai di sebuah markas besar Viper. Bukan hanya sekedar markas, gedung milik Viper itu terlihat seperti hotel mewah, dan tanpa orang lain ketahui, jika di dalam gedung tersebut terdapat sebuah markas besar yang tersembunyi.

Bersama beberapa anggota Viper, Scorpion melakukan tugasnya dengan baik seperti biasa. Meski beberapa kali mereka harus mengelabuhi para aparat yang berkeliling di malam ini, tentu hal itu tak membuat mereka gagal dalam menjalankan tugas.

"Thanks, Lo berhasil lagi kali ini." Reksa-ketua geng Viper- menepuk pundak Ken saat mereka berhasil membawa bos mafia ke dalam markas besar Viper.

"Sesuai perintah dari Lo Bang," sahut Ken yang usianya memang lebih muda dari Reksa.

Reksa mengangguk, lalu meninggalkan Ken yang masih berdiri di sana. Duduk di sofa sambil menyalakan pematik guna membakar rokok yang baru saja dia ambil dari bungkusnya.

Melihat Reksa duduk, Ken pun mengikuti langkah lelaki itu. Duduk di sofa tepat di hadapan Reksa.

"Ada yang mau Lo omongin?" tanya Reksa, seakan mengerti apa yang ada dalam pikiran Ken.

"Tepat sekali Bang, Gue emang mau ngomong sesuatu sama Lo, tapi bisakah kita ngomong berdua?" Ken menatap sekeliling, dimana ada beberapa anak buah Reksa dan juga anggota Scorpion yang ada di sana.

Reksa memberi kode pada mereka semua untuk keluar dari ruangan tersebut menggunakan tangannya. Tak butuh waktu lama, mereka semua keluar dari ruangan itu, menyisakan Ken dan Reksa.

"Ngomong aja yang perlu Lo omongin," celetuk Reksa.

Ken menatap Reksa yang saat ini juga sedang menatapnya, "Gue mau berhenti Bang," satu kalimat itu mampu membaut Reksa terbahak.

Lelaki dengan kaos hitam dan jaket hitam itu terbahak, bahkan dia sampai membuang rokok yang baru beberapa kali dia hisap. Mungkin merasa lucu mendengar ucapan seorang Arken.

Jangan kalian kira, ketua geng Viper itu seorang preman dengan badan besar dan tato di tubuhnya. Jelas kalian salah, bahkan sangat salah. Reksa terlihat seperti pemuda pada umumnya, dengan perawakan tinggi tegap, kulit putih, tubuh sedikit berisi, bahkan tak memiliki tato di tubuhnya sama sekali. Meski begitu, aura yang di pancarkan sangat menyeramkan, terutama bagi yang sudah mengenal siapa Reksa. Apalagi jika pemuda itu sedang tertawa seperti saat ini.

"Kenapa? Lo mau jadi pengecut? Atau pengkhianat selanjutnya?" tanya Reksa setelah menghentikan tawanya. Menatap tajam Ken, guna mencari kejujuran dalam sorot mata pemuda itu.

"Bukan Bang, gue cuma gak mau bekerja di dunia ini lagi. Soal rahasia Viper, akan gue simpen rapat-rapat Bang, Lo tenang aja," jawab Ken tanpa rasa takut.

"Yakin Lo bisa dipercaya? Jaminannya?" Reksa kembali menyulut batang rokok baru, sepertinya dia tidak bisa meninggalkan benda tersebut. Menatap penuh ke arah Ken.

"Diri gue sendiri jaminannya Bang, Lo bisa cari gue kalau emang gue berkhianat, atau membuka rahasia Viper," jawab Ken begitu yakin.

Reksa mengangguk, "Menarik," ucapnya.

☘︎☘︎☘︎☘︎

"Gimana Ken, berhasil?" tanya Satria saat Ken baru saja memasuki markas, diikuti beberapa anak buahnya.

Malam ini Satria memang tidak ikut turun ke jalan, dia memilih menjaga markas. Bukan hanya Satria seorang, tapi ada yang lainnya.

"Misinya berhasil Bang, tapi buat lepas dari Viper, entahlah gue gak yakin. Si Reksa belum ngasih keputusan," jawab Ken lesu.

Tadi setelah perbintangannya dengan Reksa, dia langsung di suruh pulang bahkan sebelum lelaki itu memberi keputusan. Hal ini membuat Ken bingung sendiri, apa sebenarnya yang Reksa inginkan.

Satria menghela napas, "Gue bilang apa Ken, bakalan sulit. Tapi gue harap kita bisa lepas dari mereka. Jujur gue udah males bekerja sama dengan Viper," ucapnya.

"Gue bakalan berusaha lagi Bang. Lo tenang aja, kita bakalan bisa lepas dari Viper secepatnya," sahut Ken begitu yakin.

Rencananya, dia akan menemui Reksa lagi lain waktu, saat lelaki itu tidak sedang sibuk seperti saat ini. Sebab, tadi Reksa harus menemui ketua mafia yang baru saja datang itu, hingga tidak memberi keputusan pasti pada Ken.

"Mungkin Lo harus cari pengganti dulu buat lepas dari Viper," celetuk Raka tiba-tiba.

Semua orang menoleh pada Raka yang baru saja menuruni anak tangga. Pemuda dengan tampilan acak-acakan itu berjalan sambil menghisap tembakau di sela-sela jari kanannya.

"Masuk akal! Selama ini yang jadi tangan kanan Viper cuma kita doang, kan?" sahut Johan.

Ken menganggukkan kepala. Semua yang mereka katakan ada benarnya juga. Selama ini Viper hanya bekerja sama dengan Scorpion saja, bahkan dia tidak pernah mendengar nama geng lain yang bekerja sama dengan Viper. Apa mungkin, Reksa menginginkan pengganti terlebih dahulu? Tapi bukankah Viper memiliki ratusan anggota? Bahkan anggota Scorpion saja tidak ada setengahnya.

"Tapi, tanpa kita pun Viper mampu melakukan aksi mereka sendiri, anggota mereka kan ratusan," sahut Ipang.

"Nanti gue bakalan cari tahu soal itu," sahut Ken pada akhirnya.

☘︎☘︎☘︎☘︎

"Balik Ken? Tumben?" tanya Raka saat melihat Ken turun dari lantai dua.

"Hm, lagi pengen tidur di rumah," jawab pemuda itu. "Lo mau balik?"

"Yoi! Besok mau anter ayang beb ke kampus," jawab Raka.

"Ck, bucin!" ledek Ken.

"Lo ngomong gitu karena jomblo. Gue yakin Lo bakalan lebih bucin dari gue kalo punya pacar." Raka tak terima temanya itu mengatai dirinya bucin, apalagi Ken seorang jomblo abadi. Ha ha ha

"Gak akan!"

"Gue yakin!"

"Serah Lo!"

Keduanya berjalan keluar dari markas secara bersamaan. Setelah berpamitan dengan beberapa anggota Scorpion yang masih berada di dalam sana. Markas Scorpion bukan sekedar markas biasa, mereka sering menjadikan itu tempat tinggal, terutama bagi mereka yang memang tidak memiliki tempat tinggal tetap. Sebab, ada beberapa anggota Scorpion yang juga anak jalanan.

Brum

Brum

Motor Ken dan Raka keluar dari area markas secara bersamaan. Di tengah malam seperti ini memang sudah tidak banyak kendaraan yang berlalu lalang, hingga mereka berdua bisa berjalan berisihan. Saat di perempatan jalan, mereka berpisah, Ken membelokkan motornya ke arah kanan, sedangkan Raka lurus, karena arah rumah mereka memang berbeda.

Ken mengendarai motornya dengan santai, tapi saat di tengah jalan yang cukup sepi, dia merasa jika ada yang mengikutinya. Membuatnya langsung tancap gas, dia tak ingin meladeni orang di tengah malam seperti ini. Raganya sudah lelah, apalagi ini sudah tengah malam bahkan menjelang pagi. Dia hanya ingin istirahat.

Ken bernapas lega, saat motornya sudah memasuki kawasan perumahan. Itu artinya dia lolos dari orang-orang yang tadi mengikutinya. Tak lama, dia sudah memarkirkan motornya di depan rumah kedua orang tuanya.

Rumah sudah gelap dan sepi, penghuni rumah sudah dipastikan sedang beristirahat semua. Sebab saat ini sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Dia pun langsung menuju ke kamarnya.

Ken merasa dia baru saja memejamkan mata, tapi ponselnya terus berdering, membuatnya langsung membuka mata dan meraih ponsel tersebut.

"Hm, kenapa Bang?" tanyanya pada orang di seberang sana.

"APA? Lo serius Bang? Gue ke sana sekarang!" terkejut mendengar ucapan seseorang diseberang sana.

Tanpa mengganti pakaian, Ken langsung keluar kamar. Entah apa yang terjadi hingga membuat pemuda itu panik. Saat menuruni anak tangga, dia hampir saja menabrak seseorang yang baru saja menaiki anak tangga dengan membawa minuman di tangannya.

"Ck, Lo ngapain?" tanya Gavin(adik iparnya) kesal, karena dia hampir saja terjatuh akibat terkejut.

"Sorry, gue buru-buru!" Ken tidak menjawab, dia langsung bergegas meninggalkan Gavin. Pikirannya melayang ke suatu tempat.

Gavin menggelengkan kepala melihat tingkah aneh kakak ipar nya itu. Dia memilih melanjutkan langkah menuju kamarnya.

Ken mengendarai motornya dengan kecepatan di atas rata-rata. Untung saja ini sudah hampir pagi, hingga jalanan cukup lenggang. Tak butuh waktu lama, motor yang Ken kendarai berhenti di depan sebuah rumah sakit.

Dengan terburu-buru, Ken langsung mencari keberadaan teman-temannya yang sudah lebih dahulu berada di sana.

"Bang, gimana Raka?" tanyanya pada Satria yang berdiri tepat di depan pintu IGD.

Satria menghela napas, "Gue belom tahu Ken, tadi dia keliatan parah banget. Dia pingsan di pinggir jalan," jawabnya tak yakin.

Ken meremas rambutnya frustasi, "Ah, sialan!" serunya.

"Sorry Ken, tadi waktu gue balik dari markas, gak sengaja ketemu sama Raka yang pingsan di jalan. Gue mau langsung telpon Lo tapi gak punya nomornya, mau telpon Gavin takut ganggu tengah malam gini. Untung gue punya nomor telepon salah satu anak scorpion, gue langsung telpon dia, dan kita bawa Raka ke sini." Jelas Alex salah satu anggota DE yang tak sengaja bertemu dengan Raka.

Ken menatap Alex penuh curiga, "Bukan Lo kan?" tudingnya.

Alex mendengus, "Scorpion udah gue anggep temen bukan musuh lagi, asal Lo tahu itu," sahutnya.

"Gue yakin bukan dia Ken, kita perlu menyelidiki siapa yang berani ngeroyok Raka, bisa jadi ada hubungannya sama Viper," sahut Satria, sama sekali tak setuju akan tuduhan Ken pada Alex.

Ken menghela napas, dia tak bermaksud menuduh Alex sebenarnya. Hanya tuduhan sesaat saja yang dia lontarkan tadi. Apa yang dikatakan Satria ada benarnya juga, bisa jadi semua ini ulah Viper, atau orang lain. Tapi siapa?

"Besok gue bilang sama Yoga buat ngeretas CCTV di area kejadian," celetuk Alex pada akhirnya. "biar Lo gak nuduh gue,"

"Hm,"

1
Siti Nina
Oke ceritanya 👍👍👍
Felycia R. Fernandez
udah biarin aja Ken,lama lama gue Gedeg juga ma Luna.udah di tolong pun,klo gak hidupnya bakalan kelar kemaren.udah dibantuin juga.
Felycia R. Fernandez
Payah,Luna tipe pembangkang tapi gak bisa bela diri...keras kepala tapi payah...
ntar ujung ujungnya Ken juga yang repot
Felycia R. Fernandez
Dania dapat karma ini,niat hati menjual anaknya malah dia yang dijual suami tersayangnya😆😆😆
Felycia R. Fernandez
jahil banget si Ken 😆😆😆😆
Felycia R. Fernandez
mampus la,yang bela bela suami...
bucin tolol,rasain lho kan udah kek LC dibuat suami sendiri
Felycia R. Fernandez
menjijikan 🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬
Felycia R. Fernandez
untung ada Satria
Felycia R. Fernandez
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Felycia R. Fernandez
karena ada pujaan hatinya disekolah Bun Yah 😆
Felycia R. Fernandez
tadi juga udah mau ditolong Ken,kamu aja yang sok
Felycia R. Fernandez
rasain
Felycia R. Fernandez
pedes apa perih
Felycia R. Fernandez
apa sebelum ini ada novel lain kk Thor,kayak udah kenal banget Ken dengan Luna
Kim Rahma💜: ada, tapi cuma cuplikan doang,
total 1 replies
RaVaNieZka
Ini karya yg sama sprt *Bad Boy Tampan itu Suamiku*
Kim Rahma💜: beda kak, ini kisah lain, dri abang mereka, terimakasih udah mampir🙏😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!