Reina masuk kedalam tubuh sang tokoh antagonis yang merupakan tunangan dari tokoh utama pria yang sangat obsess pada sang tokoh wanita. Takdir dari buku yang dibacanya harus mati dengan keadaan menyedihkan. Tapi Reina tidak ingin takdir buruk itu terjadi. Salah satunya dengan merubah takdirnya dengan memutuskan pertunangannya dengan Nico sang tokoh utama. Sayangnya perubahannya membuat pria gila berbarik tertarik padannya dan berjanji tidak akan melepaskan. Rencana hidup tenangnya harus hancur dengan pria gila yang malah obsesi padanya bukan pada kekasih kakaknya. Tidak sampai disitu saja masalah dalam hidupnya silih berganti. Berbagai karakter muncul yang tak seharusnya ada di cerita.
"Mari kita batalkan pertunangan ini."
"Tidak akan pernah, kamu sudah masuk ke dalam duniaku dan cara untuk keluar hanya dengan kematian. Sayangnya aku tidak akan membiarkan kematian merenggut kelinci kesayangan itu."
"Kenapa alurnya jadi berubah."
"Semua usahaku sudah selesai , mari kita putus."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewisl85, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 35 - Milikku
Pernikahan Shaka dan Nina berjalan dengan khitmah meskipun tanpa kehadiran Reina. Tentu saja Nina terkejut saat mengetahui kedua sahabatnya tidak ada di hari berbahagiannya. Tapi Shaka sudah menjelaskan keadaan saat ini. Setidaknya rasa khawatirnya tidak begitu besar saat tahu, kakak dan teman kakaknya sedang mencari keberadaan kedua sahabatnya.
Sedangkan Lara merasakan kekesalan yang mendalam. Karena Nico memilih meninggalkan acara setelah janji pernikahan selesai. Sedangkan Nina tidak mempedulikan keberadaan mantan sahabatnya. Alasannya hubungan keduannya tidak seakrab itu. Lara lebih dekat dengan Rose dibandingkan Nina.
“kenapa ia harus kembali ?” gumam Nina yang terdengar oleh Shaka yang berdiri di sampingnya.
“Maaf Nina, hari pernikahan kita berantakan .” ucap Shaka yang membuat Nina menatap suaminya. Kedua sudah menjadi sepasang suami istri. Tangan kecilnya mengelus rahang suaminya.
“Kamu tidak salah, orang perlu disalahkan adalah kakakku dan wanita itu.” Ucap Nina yang tahu penyebab masalah hari ini.
“Sayang.”
“Kita hanya perlu menikmati pesta kita hari ini.” Ucap Nina yang membuat senyum Shaka merekah di wajahnya. Ia menarik tubuh kecil istrinya kedalam pelukannya. Ia merasa duniannya sekarang sudah penuh kembali dengan Nina sebagai pasangan hidupnya.
“Terimakasih sudah kembali Sayang.”
“Aku akan selalu kembali padamu.” Ucap Nina yang membalas pelukan kekasihnya.
Sedangkan Yuda dan Paul baru saja sampai di Tengah hutan. Mobilnya berhenti tepat disebuah lapangan pendaratan helicopter yang berada di Tengah hutan. Keduannya langsung keluar saat melihat Caca dan Reina naik ke dalam helicopter yang sedang mendarat.
“Caca.” Teriak Yuda yang membuat sang pemilik nama membalikkan badannya. Senyuman lebar melekah di wajahnya. Berbeda dengan ekspresi yuda yang terlihat lebih dingin dari biasanya.
“Yuda kamu bisa menemukanku juga. Sekarang kamu sudah pinta rya.” Ucap Caca yang berhasil menaiki helicopter yang sudah mulai terbang. Sedangkan Reina tidak berniat melihat kedua orang itu.
“Ca turun,”
“Tidak mau.”
“Kamu tega meninggalkanku begitu saja?” tanya yuda dengan wajah sedihnya yang sekarang tergambar jelas.
“hahahaha, kamu tidak cocok bereskpresi seperti itu. Yuda maaf aku tidak bisa menemanimu. Aku harus kembali. Oh iya pisaunya aku kembalikan.” Ucap Caca bersamaan pisau yang dilemparnya.
“Reina, Nico sedang menunggumu. Ayo kita kembali.” Ucap Paul yang tidak ingin ikut dalam drama kedua pasangan gila itu.
“Hey Paul, Tugas Reina sudah selesai. Jadi kalian tidak perlu lagi membawanya ke bos kalian itu.” Ucap Caca yang tidak suka dengan perkataan paul.
“Reina kamu mencintai Nico bukan, pria itu juga…” perkataannya terpotong oleh perkataan Reina.
“Ia tidak pernah mencintaiku Paul, Hari ini tugasku selesai. Jadi kalian bisa kembali. Bukankah hari ini yang ia tunggu sejak lama.” Ucap Reina bersamana dengan pintu helipkopter itu tertutup dan meninggalkan kedua pria itu.
“Shit.”umpat keduannya bersamaan sebuah panggilan masuk.
“Kalian gagal membawa Reinaku?” tanya Nico yang membuat keduannya tegang.
“Maaf Nic.”
“Kalian tahu hukuman karena gagal melakukan misi. Sepertinya kita harus sedikit bermain dengan pak tua itu. Dia terlalu ikut campur dalam hubungan ini.” Ucap Nico dengan tatapan tajam mengarah pada potret pria tua yang berad di papa tembakannya. Sebuah tembakan terdengar yang membua Yuda dan Paul keringat dingin.
“Kembalilah. Ada misi yang menanti kalian.” Ucap Nico sebelum panggilan itu terputus.
“Aku tidak akan membiarkan pria tua itu mengambil Reinaku kembali.” Gumam Nico bersamaan dengan kembali suara peluru lepas.
“Tuan, kenapa anda harus berbohong mengenai perasaanmu?” Tanya Vino pada atasannya. Karena beberapa saat lalu yang diucapkan pria itu hanya kebohongan saja. Sejak awal Nico menyadari keberadaan kekasihnya di pintu ruang pengantin pria.
“aku sedang menguji kepercayaanya padaku. Ternyata dia masih tidak mempercayai perasaanku Vino. Bukankah kucing manis itu harus sedikit diberikan hukuman.” Gumam Nico dengan tatapan tajam. Rasa kecewa karena wanitanya dengan mudah meninggalkannya. Bahkan melepaskan posisinya dengan adiknya itu.
“Nona terlalu baik tuan untuk keluarga Laksana.” Ucap Vino yang dianggukkan oleh Nico.
“Dia terlalu baik dan kejam untuk seorang wanita lemah. Aku tidak sabar mengurungnya di sangkar emas. Aku pastikan ia tidak akan bisa kembali kabur dari tanganku setelah ini.” Ucap Nico sambil menatap potret seorang wanita kecil dengan senyuman lebar. “Sejak awal kamu hanya milikku Reina.” Gumam pria itu.
Brak
Pintu apartement terbuka dengan keras yang membuat sang pemiliknya terkejut. Ia menatap kesal sahabatnya yang sudah lama tidak dijumpainya. Langkah kakinya mendekati tubuh sahabatnya.
“Hey kenapa kamu ? Bukankah kamu baru saja bertemu tunanganmu itu?” tanya wanita sang pemilik apartement.
“Rose, kenapa kamu gagal membunuh Reina?” tanya Lara dengan tatapan tajam pada sahabatnya. Hal itu berhasil membuat rasa takut menghinggapinya.
“Lara, kamu tahu aku tidak….” Perkataannya terpotong saat nafasnnya tertahan saat tangan Lara mencekik lehernya.
“Kamu selalu saja gagal melakukan perintahku Rose. Karena kamu lambat, kakak-ku sudah menikah dengan Nina. Kamu sudah tidak suka dengan pria bodoh itu.”
“Apa maksudmu?”
“Kamu tidak tahu? Kalau hari ini Nina menikah dengan kakakku. Hahahahha kamu bodoh Rose.”
“Lara kenapa kamu tidak memberi tahuku.” Ucap Rose yang tidak terima saat tahu kabar mengenai orang yang sangat dicintai sejak lama. Tapi cinta pria itu tidak pernah untuknnya. Sialnya pria itu terlalu mencintai sahabat bodohnya.
“Sekarang kita harus bergerak cepat untuk menyingkirkan Nina dan Reina. Aku tidak suka keberadaan mereka diantara Shaka dan Nico.” Ucap Lara dengan senyuman tipisnya. Ia melepaskan cengkraman tangannya di leher Rose.
“Rose, kakakmu masih mencintai kakak perempuanku bukan ? kenapa kamu tidak memintanya untuk menculik Reina. Wanita bodoh itu sedang dalam perjalanan kembali ke rumah kakek. Mungkin beberapa hari kedepan ia akan kembali aktif dengan dunia bawah. Saat itu kesempatan yang tepat untuk kakakmu menculiknnya.” Jelas Lara. Ia tidak sabar melihat kembarannya menderita. Ia tahu seberapa gila saudara sahabatnya itu.Pria itu sangat terobsesi dengan Reina. Bahkan banyak potret kembarannya yang menjadi alat fantasi pria itu gila itu.
“Kamu benar, aku akan segera menghubungimu.”
“Reina, sebentar lagi kamu akan merasakan kehancuran duniamu. Tidak akan aku biarkan kamu bahagia bersama dengan Nico. Karena sejak awal ia hanya milikku.” Gumamnya bersamaan sebuah panggilan masuk.
“Hallo kakek.”
“Lara, berhenti berbuat buruk pada kakakmu. Kakek tidak akan lagi menutup mata atas kejahatanmu.” Jelas lawan bicarannya.
“Kakek, kamu lupa. Siapa yang dulu berani menghukum Reina sangat kejam? Siapa yang melemparnya ke dunia bawah untuk mengurus bisnis gelapmu itu ?”
“Lara, berhenti berbicara omong kosong. Kakek tidak akan memberikan Reina terluka untuk kesekian kali karena ambisi gila mu itu.”
“Benarkah, buktikan saja kakek. Siapa yang akan menang di pertarungan ini? Aku pastikan mereka akan tetap menjadi milikku dan Reina hanya menjadi bayangan seperti dulu.” Ucapnya sebelum panggilan terputus.