NovelToon NovelToon
Pernikahan Kontrak Tuan Ceo

Pernikahan Kontrak Tuan Ceo

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Nona_Written

Aluna, gadis sebatang kara yang harus terlibat dengan pernikahan kontrak dengan seorang Ceo demi membayar denda atas insiden yang tidak sengaja terjadi.

Dan Haris laki-laki berusia 32 tahun yang juga terpaksa menawarkan pernikahan kontrak pada Alana demi maminya.

bagaimana kelanjutan kisah keduanya ??
ikutin terus perjalanan cinta mereka.

Plagiat ! hus hus ☠️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona_Written, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27

Aluna baru saja selesai mengerjakan kerjaannya, dia mematikan laptopnya dan menutupnya lalu ia melihat ponselnya di sana ada pesan dari nomor baru, Aluna mengerenyitkan dahinya melihat isi pesannya.

"Siapa ya, apa mungkin om nyebelin itu?"Tanya Aluna kepada dirinya sendiri.

[Maaf om, besok aku gak bisa, aku ada janji sama orang penerbit besok.]Balas Aluna, dia meletakan ponselnya dan pergi ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya dan menggosok giginya dia akan segera tidur karna jam sudah menunjukan pukul 11 malam.

**

Keesokan paginya Aluna sudah siap dia akan pergi ke kantor penerbit yang akan menerbitkan bukunya, Aluna menggunakan kaos berwarna hitam dan celana pendek sepaha, dia juga melapisi lagi bajunya dengan kemeja over size miliknya, lalu dia mengikat rambutnya dan menampilkan leher jenjangnya yang sangat putih itu, dia juga menggunakan sepatu berwarna putih yang sangat senada dengan pakaian dan warna kulitnya itu.

Saat dia keluar dari rumahnya mobil Haris ternyata ada di halaman rumahnya, entah apa tujuannya.

"Ngapain lagi dia disini?"Tanya Aluna kepada dirinya sendiri, dia segera mengunci pintunya dan menghampiri mobil milik Haris.

Aluna mengetuk kaca mobil milik Haris, dan Haris pun menurunkan kaca mobinya, di balik kaca mata hitam yang dia kenakan dia menatap Aluna dari atas hingga bawah.

"Om ngapain disini?"Tanya Aluna.

"Lo mau kemana?"tanya Haris.

"Mau ke kantor penerbit, kan aku udah bilang."Ucap Aluna.

"Dengan pakaian seperti itu?"tanya Haris dia terus menatap Aluna dengan tatapan dinginnya,  hanya saja Aluna tidak bisa melihatnya karna Haris memakai kacamatanya.

"Memangnya kenapa dengan pakaianku?"tanya Aluna, dia menatap kembali pakaiannya, perasaan tidak ada yang aneh dengan pakaiannya.

Reza hanya melirik pakaian Aluna, dan memang tubuh Aluna sangat bagus, dia juga memiliki kulit yang sangat putih dan mulus.

"Lo gak nyadar dengan pakaian lo, lo seperti wanita panggilan."Ucap Haris.

"Enak aja, aku udah pake baju lengan panjang begini di samain sama wanita panggilan, kayanya om perlu periksa mata deh."Ucap Aluna.

"Ganti."Ucap Haris penuh penekanan.

"Aku udah telat loh."Ucap Aluna, dia sangat kesal kepada Haris belum jadi suami saja sudah banyak sekali aturannya.

"Ganti, atau lo gak boleh pergi."Ucap Haris lagi.

"Iya–iya ish nyebelin banget deh."Ucap Aluna dengan wajah cemberutnya, dia juga menghentak–hentakan kakinya sambil berjalan meninggalkan Haris, udah seperti anak kecil saat sedang ngambek.

Reza hanya tersenyum melihat ke posesifan Haris, biasanya dia tidak pernah peduli dengan pakaian wanita mau se terbuka apapun dia tidak pernah komen, tapi berbeda kepada Aluna padahal belum menjadi istrinya dia sudah se posesif itu apa lagi jika sudah menjadi istrinya nanti bisa–bisa Aluna selalu mendapatkan komplenan dari Haris.

Aluna kembali lagi dengan menggunakan celana jeans panjangnya, dia hanya mengganti celananya saja tidak dengan bajunya.

"Ngapain masih disini?"Tanya Aluna kepada Haris.

"Masuk."Ucap Haris.

"Engga, aku mau bawa motor aja."Ucap Aluna.

"Masuk gue bilang."Ucap Haris.

"Kenapa si maksa mulu, ish nyebelin banget sumpah, oh tuhan entah hal apa yang pernah aku lakuin di masa lalu sampe aku di pertemukan sama manusia modelan begini."Keluh Aluna dan hal itu terdengar oleh Haris dan Reza, Reza sudah menahan tawanya sedari tadi melihat wajah prustasi Aluna.

"Ini belum apa-apa loh Lun, nanti akan lebih parah aturannya setelah menikah."Ucap Reza, dia sangat senang melihat wajah prustasi Aluna.

"Apa-apaan dia gak ada hak ya, kita cuman nikah kontrak."Ucap Aluna, dia tidak bisa membayangkan jika hidupnya akan penuh dengan aturan dari Haris nantinya.

"Liat aja sekarang."Ucap Reza.

Aluna melihat ke arah Haris sedangkan Haris menatap lurus ke depan tanpa ekspresi hanya datar yang ada di wajahnya.

"Jalan."Ucap Haris kepada Reza.

Reza langsung menjalankan mobilnya, sedangkan Aluna masih saja menatap wajah Haris dengan tatapan yang tidak bisa di artikan. "Apa sebenarnya yang di inginkan lelaki gila ini."Batin Aluna.

"Jangan menatap gue seperti itu, nanti lo jatuh cinta."Ucap Haris, dia menatap Aluna dan menurunkan kaca mata hitam yang sedari tadi menutupi wajahnya.

Aluna gelagapan di tatap balik oleh Haris, dia segera mengalihkan pandangannya ke sembarang arah.

"Terlalu percaya diri, siapa yang akan jatuh cinta kepada lelaki tua seperti dia."Gumam Aluna, namun masih bisa di dengar oleh Haris maupun Reza.

"Hanya dia perempuan yang berani melawan Haris."Batin Reza, sedari tadi dia terus tersenyum mendengar perlawanan dari Aluna, memang tipe seperti Aluna lah yang akan mampu meluluhkan kerasnya hati Haris, karna Haris sangat tidak suka kepada wanita yang terlalu manja.

"Gue masih denger."Ucap Haris.

"Sukur deh kalo telinga om masih normal, biar nanti aku gak perlu ngulang-ngulang omongan kalo ngomong sama om."Ucap Aluna.

Haris menatap tajam Aluna, entah kenapa dirinya selalu terkena sekak mati oleh Aluna, dirinya sangat kesal kepada Aluna tapi dirinya juga tidak bisa menjauh dari Aluna, seakan-akan dirinya sangat ingin menjaganya, apa mungkin karna ucapan maminya jika Aluna hidup sendiri dan orang tua Aluna dulu kerja di perusahaan yang Haris pimpin jadi mungkin itulah yang membuat Haris ingin melindunginya.

Mereka tiba di kantor penerbit jam sepuluh kurang 20 menit, Aluna langsung turun dari mobil Haris, dan mengucapkan terimakasih kepada Haris dan juga Reza, dirinya segera berlari ke arah kantor, Haris yang melihat tingkah Aluna seperti anak kecil hanya geleng-geleng kepala saja, dia juga menyunggingkan bibirnya.

Reza melihat Haris dari kaca spion depan, dia juga tersenyum melihat sepupunya, baru kali ini dia melihat Haris tersenyum karna tingkah perempuan, biasanya Haris hanya menatap perempuan dengan tatapan datar dan tanpa ekspresi, tapi sepertinya memang berbeda dengan Aluna, Haris sepertinya sangat peduli dan penasaran kepada gadis yang sebentar lagi akan menjadi istri kontraknya itu.

Aluna yang memang orangnya sangat aktif dan juga cepat akrab dengan siapapun, dia langsung saja berhambur dan langsung akrab dengan orang-orang yang ada di perusahaan tepatnya akan menerbitkan buku, padahal baru dua kali mereka bertemu dengan sekarang, dulu sekali pas pertama Aluna di kontak untuk kontrak buku dengan penerbit.

"Wehhhh, apa kabar cantik."Ucap kak Sintia, seorang yang akan mengurus buku Aluna.

"Baik kak, kakak gimana?"Tanya Aluna.

"Sangat baik."Ucap kak Sintia dengan tersenyum ramah kepada Aluna.

"Ada apa si kak, kok aku di panggil, apa ada masalah sama novel aku?"Tanya Aluna penasaran.

"Engga ada masalah, kakak juga gak tau kenapa kak Stella manggil kamu."Ucap kak Sintia, Stella adalah pemilik dari perusahaan penerbit itu.

Aluna mengangguk, "Mudah-mudahan gak ada apa-apa ya kak."Ucap Aluna.

"Kamu tenang aja, gak akan ada kendala kok. kakak yang megang novel kamu sejauh ini gak ada masalah, yang kakak denger si, kak Stella akan memajukan jadwal terbit buku kamu dari waktu yang sudah di tentukan."Bisik kak Sintia.

"Wahh, yang bener kak?"Tanya Aluna kaget, padahal jadwal bukunya terbit masih satu bulanan lagi.

"Itu si yang aku denger Lun."Ucap kak Sintia.

Aluna sangat kaget dan bercampur seneng sekali mendengar kabar yang barusan di sampaikan oleh kak sintia kepadanya, Aluna berharap jika kabar itu benar.

Jam 10 Aluna bertemu dengan kak Stella, mereka masuk ke dalam ruangan meeting dan membahas beberapa tentang kerja sama mereka, di sana kak Stella juga penasaran sebenarnya ada hubungan apa antara Aluna dengan nyonya Ghania, namun dia tidak menanyakannya karna nyonya Ghania melarangnya.

"Jadi begitu Lum alasan saya memanggil kamu kesini."Ucap kak Stella setelah menjelaskan apa tujuannya memanggil Alun.

"Yang bener kak, aku sangat bahagia sekali."Ucap Aluna, dia sangat bahagia mendengar penjelasan kak Stella tentang apa yang membuatnya memanggil Aluna.

Stella mengangguk dan tersenyum. "Novel kamu akan terbit dalam kurun waktu dua minggu lagi, jadi kamu segera selesaikan yang belum selesai ya."Ucap kak Stella.

"Iya kak, aku pasti segera menyelesaikannya."Ucap Aluna.

Stella mengangguk. Lalu merekapun keluar dari ruangan meeting setelah semuanya selesai. Binar bahagia tampak terlihat jelas di wajah dan mata Aluna, dia sangat bahagia mendapatkan kabar hari ini, buku yang senantiasa dia kerjakan setiap malam akhirnya akan segera terbit dan bisa segera di pasarkan.

1
partini
tadi sama ibu nya sekarang sama anaknya
partini
notif nya telatt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!