Valentine Lee mengalami malam terburuk dalam hidupnya. Ia diperkos4 oleh pria yang mencintainya selama ini, lalu mendapati tunangannya berselingkuh. Dalam kepedihan itu, ia mengalami kecelakaan dan kehilangan ingatannya.
Saat sadar, seorang pria tampan dan berkuasa bernama Vincent Zhao mengaku sebagai tunangannya dan membawanya pulang untuk tinggal bersamanya.
Namun ketika ingatannya pulih, Valentine akhirnya mengetahui siapa Vincent Zhao sebenarnya. Akankah ia memilih Vincent yang selalu melindunginya, atau kembali pada tunangan lamanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Samantha mendatangi rumah sakit, menjenguk calon menantunya.
"Vincent, setelah Valentine keluar dari rumah sakit, dia harus tinggal di tempat lain. Mama ada apartemen untuk Valentine tinggal sementara," ujar Samantha yang duduk di samping ranjang pasien, menatap Vincent dengan nada tegas tapi lembut.
"Ma, lebih baik aku saja yang tinggal di sana, Valentine lebih nyaman di rumahku," kata Vincent yang duduk di tepi ranjang calon istrinya, tangannya meraih jemari Valentine dengan lembut.
Samantha menghela napas panjang, lalu menatap putranya dengan sorot mata penuh peringatan.
"Vincent, kau juga tahu adat kita, kalian tidak bisa bertemu untuk sementara beberapa hari sebelum pernikahan. Valentine akan kamu bawa pulang ke rumahmu saat itu. Jadi mana mungkin sebagai calon pengantin pria kau yang tinggal di luar," jawab Samantha dengan nada mantap.
Valentine, yang sejak tadi hanya diam, menatap Vincent dengan senyum menenangkan.
"Vincent, ikut saja kata bibi. Hanya beberapa hari, aku tidak masalah," katanya pelan, seolah ingin menyingkirkan kecemasan di wajah pria itu.
Vincent terdiam sejenak, lalu mengangguk. Senyumnya kembali terlukis.
"Kalau kamu tidak masalah, aku setuju. Yang penting kamu nyaman," ucapnya lembut.
Samantha tersenyum puas, lalu menambahkan,
"Pesta kali ini diadakan secara besar-besaran, penerus tunggal keluarga Zhao akan menikah, harus mengundang banyak tamu. Pada saat itu Valentine akan kita kenalkan kepada mereka."
"Baik, aku mengerti," jawab Vincent, meski dalam sorot matanya terlihat berat hati.
Beberapa hari kemudian.
Sehari sebelum hari pernikahan.
Valentine duduk di depan cermin kamar apartemen, mengenakan gaun pengantin putih elegan yang baru saja dikirimkan dari butik ternama. Ia menyentuh kain halus itu dengan perasaan campur aduk. Senyum tipis terlukis di wajahnya, meski matanya tampak berkaca-kaca.
"Besok aku akan menikah dengan Vincent… semuanya terjadi sangat cepat. Aku tidak menyangka kalau Vincent serius dengan hubungan kami. Aku berharap kebahagiaan ini tidak berakhir," ucap Valentine lirih, seolah berbicara pada dirinya sendiri.
Keesokan harinya.
Acara pesta dilangsungkan di hotel mewah. Lampu kristal bergemerlap, musik lembut mengalun, para tamu berdatangan dengan pakaian resmi yang anggun. Pesta itu dipenuhi oleh kerabat dekat dan para pebisnis ternama yang ingin menyaksikan pernikahan penerus keluarga Zhao.
Vincent tampil gagah dengan jas hitam berpotongan sempurna. Senyumnya menawan, sorot matanya penuh wibawa. Ia berdiri bersama beberapa tamu, mengangkat gelas anggur untuk bersulang, sesekali melempar senyum ramah.
Di sisi lain, Samantha dan Anita sibuk menyambut tamu penting di pintu masuk, menjaga kehormatan keluarga Zhao dengan sikap anggun dan penuh wibawa.
Di tengah riuh pesta, langkah cepat terdengar mendekat. Willy, asisten setia Vincent, menghampiri dengan wajah tegang. Keringat dingin tampak di pelipisnya. Ia menunduk, lalu berbisik di telinga Vincent.
"Tuan, Nona Lee tidak ada di apartemen. Nomornya tidak bisa dihubungi, dan kami sudah periksa rekaman CCTV… Nona pergi… dengan Tuan Muda."
Vincent yang baru saja mengangkat gelasnya langsung terhenti. Senyumnya lenyap seketika. Matanya menyipit tajam, sorotnya berubah menjadi kilatan dingin. Jemarinya mencengkeram gelas anggur begitu kuat hingga terdengar retakan halus dari kristal di tangannya.
Tanpa sepatah kata pun, Vincent langsung melangkah pergi dengan wajah dingin, langkahnya panjang dan cepat. Willy bergegas menyusul di belakangnya.
Kepergian pengantin pria sontak menarik perhatian para tamu. Musik pesta masih mengalun, namun percakapan di ruangan itu mulai mereda. Beberapa tamu saling berbisik, sebagian lagi hanya saling pandang dengan dahi berkerut, heran melihat Vincent meninggalkan pesta di saat penting seperti ini.
“Kenapa Tuan Zhao pergi?” bisik seorang tamu dengan nada penasaran.
“Tidak tahu, sepertinya ada sesuatu yang terjadi…” jawab tamu lainnya sambil melirik ke arah Samantha.
Samantha yang menyadari kegaduhan kecil itu segera melangkah ke tengah ruangan. Dengan senyum terjaga, ia mencoba mengalihkan perhatian para tamu.
“Saudara-saudara, silakan menikmati hidangan dan acara. Pengantin pria hanya perlu menyelesaikan urusan sebentar. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.”
"Apa yang terjadi, kenapa Vincent tiba-tiba pergi? Apakah terjadi sesuatu pada Valentine?" batin Samantha.