Althea hanya ingin melupakan masa lalu.
Tapi takdir membawanya pada seorang Marco Dirgantara ,CEO Dirgantara Corp sekaligus mafia yang disegani di Eropa.
Kisah cinta mereka tidak biasa. Penuh luka ,rahasia dan bahaya.
Bab 35 - Mengapa Dia
Kamar itu masih terasa dingin saat Marco kembali. Tirai jendela hanya terbuka sedikit, cahaya bulan malam itu menembus jendela kamar dengan lembut. Althea masih terlelap di ranjang, napasnya teratur.
Marco mendekat ke arahnya dengan langkah pelan, punggung tangan lebarnya menyentuh kening dengan hati-hati. Marco menghela nafas lega ,ketika mendapati suhu normal dirasakan nya.
Ia menatap lekat wajah cantik milik istrinya. Kembali mengusap pipi dan bibir lembut itu dengan sangat halus. Hatinya berdesir mengingat nama belakang yang diucapkan Moreno tadi. Meskipun masih samar ,namun jika benar ,itu artinya badai besar diantara mereka akan datang ,dan Marco harus kembali menyusun rencana ,agar ia tidak pernah menjadi alasan lain kenapa Althea meminta perceraian.
Lelah memikirkan segala kemungkinan ,tanpa berpikir panjang lagi, ia berbaring di samping istrinya dan merengkuhnya dalam pelukan. Jantung Marco berdegub kencang ketika tubuh mungil itu secara refleks menyusup ke dadanya, seperti menemukan tempat yang paling aman. Marco kemudian mengecup pucuk kepala istrinya cukup lama ,kemudian merengkuhnya semakin erat.
Dua anak manusia itu kini terlelap dalam damai. Dan tanpa mereka sadari ,sbenarnya mereka sama-sama membutuhkan pelukan untuk membalut luka masa lalu. Namun segala rahasia ,dan kesalah pahaman menjadikan ego sebagai pemenangnya.
Ke esokan harinya ,ketika semburat cahaya matahari mulai masuk , Althea menggeliat perlahan, matanya terbuka setengah. Ia tersentak kecil saat menyadari dirinya berada di pelukan suaminya.
“Marco...” bisiknya lirih, pipinya memerah.
Marco yang sudah terbangun dari tadi ,kini membuka mata dan menatap bola mata Althea dalam-dalam. “Kau tidur gelisah semalam. Aku hanya... tidak ingin kau merasa sendirian.”
Althea menggigit bibirnya ,tapi tidak juga melepaskan pelukan eratnya. “kau ini seorang Monster yang terkadang sedikit memiliki sifat hangat.”katanya polos, membuat dada Marco menegang sekaligus bergetar.
Beberapa saat berlalu, Althea sedang berusaha turun.
“Aku ingin ke kamar mandi.”Ucapnya pelan
Tanpa aba-aba Marco langsung mengangkat tubuhnya tanpa bertanya.
“Marco! Aku bisa jalan sendiri,” protes Althea dengan wajah merah.
Marco hanya melihat sekilas“Bisakah untuk kali ini saja tidak membangkang. Saat ini kau terlalu rapuh untuk bersikap keras kepala.”
Althea diam ,ia tidak menjawab tapi juga tidak menolak apa yang Marco lakukan. Ia tidak menyangkal tubuhnya masih sangat lemas ,terlebih ia melewatkan makan nya kemarin. Ia hanya mendapatkan asupan dari cairan yang masuk melui selang infus.
Tatapan mereka bertaut sebentar, cukup membuat jantung Althea berdetak tak karuan. Namun ia segera membuang muka nya. Ia tidak ingin hatinya jatuh terlalu dalam pada Marco. Karena ia tahu ,sampai kapanpun posisinya bukan di sisi Marco.
---
Setelah selesai, mereka turun untuk sarapan. Di meja makan, Ares sudah duduk dengan ekspresi cemberut. Bocah kecil itu menatap Marco dengan penuh curiga.
“Kakakku baru turun untuk makan setelah dua hari kau menculiknya. Apa yang kau lakukan pada nya?” tanyanya blak-blakan.
Althea tersedak, wajahnya langsung memerah. “Ares!” tegurnya, menepuk bahu adiknya.
Marco justru menyeringai, lalu menatap serius ke arah bocah itu.“Apa menurutmu aku orang yang tidak bertanggung jawab?”
Ares menatapnya tajam, meniru gaya orang dewasa. “Aku hanya ingin memastikan kakakku tidak disakiti.”
Althea terdiam. Marco menyipitkan mata, lalu mengacak rambut bocah itu. “Kau berani sekali menginterogasiku. Tapi tenang, aku tidak akan menyakiti kakakmu. Aku lebih suka membuatnya tidak bisa jauh dariku.”
Althea tercekat mendengar kalimat itu, jantungnya kembali berdebar.
---
Siang nya Ares mengajak Althea ke pantai. Ia sudah mulai bosan selama 2 hari hanya di dalam rumah. Permintaan itu tentu saja disambut gembira oleh Althea ,ia juga rindu suasana pantai. Meski pikiran nya masih bertumpu pada perceraian ,namun ia ingin sejenak merefresh hati nya dengan melihat laut.
Althea membawa serta ponselnya ,yang baru ia hidupkan kembali hari ini ,setelah dua hari kemarin daya baterainya habis. Ia ingin mengabadikan momen di pantai bersama Ares. Mereka dikawal oleh 6 orang bodyguard dari Black Demons ,atas arahan Marco tentunya.
Di sisi lain, Marco duduk di ruang kerjanya. Ponselnya ia matikan ,karena sedari kemarin baik Patricia maupun kedua orangtua nya ,terus menghubunginya. Dan Marco sudah sangat muak dengan mereka ,terutama Patricia.
Layar laptopnya menyala menampilkan email yang dikirimkan Richard ,berisi hasil investigasi. Data Althea akhirnya lengkap. Ia membaca dengan saksama, detik demi detik membuatnya semakin menegang.
Ketika ia mulai membuka ,tangannya berhenti di satu nama. Jantungnya seakan berhenti berdetak.
“Nama ayah Althea adalah.... ”
Marco terbelalak. Ia merasa dunia menyempit ,dadanya sesak.. ia mengusap wajahnya frustasi. “Kenapa harus dia?” Ucapnya lirih
Marco melanjutkan membaca detail data diri Althea. Hingga nama Ibu dan perusahaan keluarganya ,semua seperti yang Moreno katakan kemarin. Universitas yang sama dengan Moreno kemudian baru profil ayah tiri nya yang menyiksanya ,bahkan...
“Shiiiitttt!!!!!” Marco mengumpat.
“Jadi Tua bangka Darto bahkan pernah hampir melecehkan Althea dan hampir menjualnya. Dan Althea pernah hampir mengakhiri nyawanya. Ada luka di nadi salah satu pergelangan tangan nya. Ayah tirinya selain sebagai bos tambang batu bara ,jadi dia juga terlibat perdagangan manusia dan judi online.
“Althea... Bahkan kamu tidak bercerita apapun tentang masa lalumu.”
Marco meremas rambutnya ,ia tidak tahu lagi bagaimana jadinya jika Althea tahu kalau dirinya terlibat masalah di keluarga van Daalen Group.
“Aaaarggggghhhhhh.”
Sementara itu, jauh di Eropa, Jay menatap layar ponselnya dengan gelisah. Dua hari sudah tanpa kabar dari Althea ,padahal mereka jelas sudah berjanji bertemu di bandara. Dan hal itu membuat amarah sekaligus rasa khawatirnya memuncak. Ia akhirnya menekan nomor Reno.
Sambungan terhubung.
“Reno. Aku tidak akan basa-basi ,katakan di mana Althea sekarang,” suara Jay terdengar dingin, namun menekan penuh ancaman.
Reno menghela napas berat. “Untuk apa kau mencari Althea?
"Aku tahu keadaan terakhir Althea seperti apa ,dan aku hanya tidak ingin dia terbelenggu pria itu. Jadi sekarang katakan di mana Althea berada. Nada Jay mulai meninggi
Tuan Marco maksudmu? Kau tahu kan siapa Althea? Dan sudah aku bilang ,aku tidak bisa dan tidak akan pernah memberitahumu. Itu bukan urusanku.”
“Bukan urusanmu?” Jay mendesis. “Yaa tentu saja aku tahu ,Dia milikku. Dan aku tidak akan tinggal diam.”
“Tuan Jay yang Terhormat ,Althea adalah istri Tuan Marco Dirgantara. Dan anda sepertinya terlalu buta dengan obsesimu.”
Suara tawa dingin Jay terdengar. “Istri yang tidak dianggap maksudmu? Terdengar suara sinis Jay.“Baiklah ,kalau begitu, aku akan mencarinya dengan caraku. Bahkan bila perlu dengan kegelapanku.”
Seketika hawa di sekitar Jay berubah kelam. Bayangan hitam merambat dari tangannya, mengalir seperti kabut pekat. “King Samurai tidak pernah gagal menemukan mangsanya,” ucapnya dengan nada mengerikan.
Reno terdiam, menggenggam ponselnya erat. Ia tahu Jay serius. Ia sudah mulai merasa kalau sesuatu yang besar akan datang. Belum lagi jika data tentang Althea adalah benar.
---
Baru upload Kak ,emak lagi flue berat batuk pilek sumeng dan sakit kepala.
Mohon dukungan nya ya kak ,Vote ,like ,Komen.
Happy Reading ♥️
ko bisa ingat Jay apa benar akan kembali ke jay Thor
peran utama kalah dengan peran pembantu
kata NK mulai ini masih Marco yg di atas angin