Ashley adalah seorang yatim piatu yang bertransmigrasi ke dalam novel 'Nayla Love Story '. Ia menjadi Asheel, antagonis ke dua di dalam novel. Asheel Merupakan karakter yang akan mati di tangan kakaknya sendiri.
Bagaimana jadinya hidup Ashley sebagai Asheel?, akankah ia mati mengenaskan?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MWS~, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31.
...☆HAPPY READING☆...
...----------------...
" ujian, selesai!" teriak asheel senang. Bianca yang mendengar asheel berteriak merasa panik. Bagaimana tidak panik, mereka saat ini sedang ada di perpustakaan.
" heh, kamu, jangan berisik di perpustakaan." tegur guru penjaga perpustakaan.
Asheel menyengir saat guru penjaga perpustakaan menegurnya." hehe, maaf bu."
Bianca memutar bola matanya malas melihat tingkah asheel. " kenapa lo senang banget sih?" tanya bianca pemasaran. Ia tau asheel bukan hanya senang karena ujian telah selesai. Pasti ada hal lain, sangat jelas, ia bisa melihatnya dari ekspresi asheel yang nampak bersemangat.
" lo tau aja gw seneng banget. Jadi, malam nanti, gw bakal keluar buat dinner bareng sama bang angkasa." ucap asheel memberitahukan kepada bianca alasan ia begitu bahagia.
" bagus kalo gitu. Itu artinya, hubungan lo sama kedua abang lo perlahan membaik kan." balas bianca ikut senang.
" yap bener banget. Sumpah, gw udah gk sabar banget sih. Pokoknya lo harus bantuin gw milih baju." semangat asheel.
" iya, tenang aja, gw pasti bakal bantuin lo milih baju paling cantik." ujar bianca.
" oke, kalo gitu kita ke mol pulang sekolah nanti." ucap asheel masih dengan semangatnya. Bianca hanya mengangguk membalas ucapan asheel.
" oke, sekarang tentang lo. Jadi kapan lo bakal nanyain kepastian hubungan lo sama zian. Jangan di tunda mulu, emangnya lo gk penasaran apa?" tanya asheel membahas masalah percintaan Bianca yang membuat dirinya sangat penasaran.
Bianca tersenyum mendengar pertanyaan asheel. Ini yang membuatnya senang berteman dengan asheel. Asheel benar-benar teman yang tak pernah melupakan tentangnya bahkan saat ia bersemangat bercerita tentang dirinya sendiri.
" rencananya gw bakal nanya pas prom night sih." ucap bianca. Ia sudah memikirkannya matang-matang sebelum ini. Ia juga sudah menyiapkan mentalnya untuk mendengar jawaban zian.
" oke, gw bakal dukung lo. Kalo zian nyakitin lo, bilang aja sama gw. Gw bakal jadi garda terdepan buat lo. Gw bakal datengin dia dan nonjok dia sampe dia bonyok. Kalo bisa sampai dia di rawat di rumah sakit sebulan penuh." ucap asheel membuat bianca tertawa begitupun dengan asheel.
" heh kalian berdua!, sudah saya bilang jangan ribut!, kalian mengganggu anak lain!" tegur guru penjaga perpustakaan.
Mereka berdua yang mendapat teguran langsung diam kemudian saling melihat dan tertawa kecil agar tak dapat teguran lagi. Asheel menghentikan tawanya menatap bianca yang masih tertawa. " teruslah bahagia seperti ini bianca, kebahagiaan ini milik lo." gumamnya sangat kecil hingga tak ada yang mendengarnya bahkan bianca sekalipun.
...****...
Sesuai janji, setelah pulang sekolah asheel dan Bianca langsung pergi ke mol. " menurut lo yang ini atau yang ini?" tanya asheel memperlihatkan dua gaun di hadapan bianca.
Mereka berdua saat ini sudah berada di salah satu tokoh pakaian di mol. " ambil aja yang menurut lo bagus nanti tinggal lo cobain dan gw bantu lo milih mana yang bagus." ucap bianca. " oke deh kalo gitu." balas asheel.
Mereka bedua melanjutkan kegiatan memilih gaun hingga akhinya menentukan pilihan mereka. Setelah memilih gaun, meraka tidak langsung pulang melainkan pergi ke tokoh-tokoh lain seperti tokoh perhiasan dan semacamnya. Setelah puas berbelanja, mereka akhirnya memutuskan pulang karena memang sudah sore dan asheel harus segera pulang untuk mempersiapkan diri.
...****...
Asheel dan angkasa duduk berhadapan di sebuah meja di dalam ruang vip salah satu restoran. Mereka berdua saat ini tengah menikamti hidangan yang di siapkan oleh pelayan restoran.
" habis makan, abang ada sesuatu yang mau di tunjukin ke kamu." ucap angkasa.
" apa tuh bang?" tanya asheel penasaran.
" rahasia." jawab angkasa dengan senyum manisnya.
" abang harus ke toilet sebentar. Kamu gk masalah kan kalo abang tinggal sebentar?" tanya angkasa.
" gk masalah kok bang." jawab asheel tak masalah. Lagipula jika ia menahan abangnya di sini, bagaimana jika angkasa yang mungkin saja ke belet malah tak tahan dan akhirnya buang air di sini. Kan jadi malu ya, bukan cuma angkasa, tapi ia juga akan malu.
" yaudah abang tinggal kamu bentar ya." ucap angkasa kemudian pergi keluar. Ia sebenarnya bukan ingin pergi ke toilet. Ia sebenarnya ingin pergi untuk menyiapkan kejutan untuk asheel.
Cukup lama asheel menunggu akhirnya angkasa kembali. " ayo, ikut abang." ajak angkasa memegang tangan asheel kemudian menarik lembut tangan asheel.
" sebelum itu, kamu harus si tutup dulu matanya ya." ucap angkasa memasangkan penutup mata yang telah ia siapkan. Asheel tak banyak bicara, ia menurut karena ia tau abangnya akan memberikan suprise untuknya.
Angkasa menuntun asheel menuju tempat yang ia siapkan. Saat sudah sampai, angkasa perlahan membuka tutup mata asheel." suprise." ucap angkasa.
Asheel terkejut melihat pemandangan indah di depannya. Sebuah taman kecil yang di hias dengan bunga serta ayunan untuk dua orang yang berada di tengah-tengah taman bunga. Sungguh indah, ia sungguh kagum dengan pemandangan di depannya. Perlahan, ia berjalan menelusuri jalan bebatuan yang mengarah langsung ke arah ayunan. Ia duduk di ayunan di ikuti oleh angkasa yang juga ikut duduk di sampingnya.
" gimana?, kamu suka?" tanya angkasa.
" suka, suka banget." jawab asheel hampir menangis karena terharu.
" baguslah kalo kamu suka, abang lega dengarnya. Berarti effort abang gk sia-sia." ucap angkasa lega.
Asheel memuluk angkasa. Angkasa yang mendapat pelukan dari asheel terkejut namun dengan cepat membalas pelukan itu. " makasih abang." ucap asheel. " sama-sama." balas angkasa.
Mereka terus berpelukan hingga suara dering ponsel dari angkasa membuat angkasa melepaskan pelukan perlahan. " tunggu bentar, abang angkat telpon dulu." ucap angkasa di angguki asheel.
" halo, mengapa menelpon?, tak tahu kah jika saya sedang bersama adik saya." kesal angkasa pada orang di sebrang telepon.
" aku tak peduli kau sedang bersama adikmu atau tidak. Aku mau kau ke sini sekarang!" ucap orang di sebrang telpon lalu mematikan telponnya sepihak.
angkasa berdecak kesal saat dengan entengnya orang itu mematikan telponnya sepihak. Namun ia tak bisa apa-apa, ia masih membutuhkan orang itu.
angkasa mendatangi asheel yang masih setia menunggunya di ayunan. " maafin abang, tapi sekarang abang harus pergi. Abang bakal suruh aska buat datang jemput kamu." ucap angkasa lembut.
" abang mau kemana?" tanya asheel. " abang ada urusan penting yang harus di urus sekarang." jawab angkasa.
" yaudah, abang pergi aja kalo emang sepenting itu. Aku gk papa kok." ucap asheel mengerti.
" maaf sekali lagi ya, kalo gitu abang pergi dulu. Jangan kemana-mana sampai aska datang oke." ucap angkasa yang di balas anggukan oleh asheel. Angkasa kemudian pergi dari sana meninggalkan asheel meski hatinya merasa tak rela sama sekali.
Sementara itu, asheel menatap rumit punggung angkasa yang perlahan menghilang dari pandangannya. " dia lagi nyembunyiin sesuatu." gumam asheel menyadari bahwa angkasa tengah menyembunyikan sesuatu.
......................